Hari kedua pelatihan dimulai dengan mengoreksi tulisan yang diupload ke blog gurusiana. Kolom yang aku tulis Belum Ada Judul mendapat respon yang baik dari pak Leck. Terima kasih Pak Leck. Sekitar 95% peserta pelatihan mengupload tulisannya.Pengoreksian dilanjutkan oleh Pa Eko. “Tulisan yang sangat menguras emosi saya.” Ungkap Pa Eko sambil mengelus-elus dahinya. Hasil koreksi tersebut memberikan pemahaman kepada kami tentang teknik menulis dengan gaya populer.Menuju siang. Entah pukul berapa, Aku tidak memperhatikannya. Begitu asyik menyimak paparan dari Pa Eko. Beliau meminta kami untuk menuliskan outline. Tidak lama panitia mempersilakan kami istirahat siang. Ternyata Aku sudah berada di aula sekitar empat jam.Ampun, Aku tidak bisa menuliskan apa-apa. Ide hanya menari-nari di kepalaku. Apa yang akan aku tulis? “Ayo bu Siro -sapaan akrab teman-teman-, ibu kan punya stok.” Bu Wiwi menyemangatiku. Aku hampir mati, entah apa yang akan aku tulis, mungkin saking banyaknya stok ya. Hehe.Hari ke dua ini membuat otakku bekerja keras. Bukan karena memikirkan kata-kata, tapi banyak ide yang mengganggu. Muncul ide ini, aku ingin menulisnya. Datang ide itu, ingin juga menuliskannya. Kepalaku mulai mengepul, mengeluarkan asap seperti kereta uap. Pa Ihsan menayangkan beberapa video. Tayang tersebut menampilkan tentang kerja keras di atas keterbatasan. Terbersit wajah Erik siswa di sekolahku yang berjuang demi ingin sekolah. Kisah diakah yang akan Aku tulis?Outline? Ya outline, data yang akan ditulis. Mulailah tangan ini menari di atas keyboard. Bingung, karena di dalam otak ada yang memaksa ingin dituliskan. Berkecamuklah pikiran dan perasaan untuk memilih. Dalam kebingungan tangan akhirnya menyerah. Diawali dengan kebingungan itu Aku memulai dengan menulis kolom. Mencurahkan isi otakku semua hari ini. Setelah selesai satu tulisan Aku mulai merasa lega. Otak tak dipenuhi dengan ide-ide yang memaksaku untuk terus memilih. Lantas bagaimana dengan outline?

Penulis adalah peserta SAGUSABU Cianjur