Jeng Mawar
Aku memang egois, tidak memperhatikan Utari. Kami hidup miskin, penghasilanku sebagai tukang parkir sebuah toko kue sangat tidak cukup untuk menghidupi istri dan keempat anakku. Bahkan pernah aku meminta Utari untuk meggugurkan kandungannya karena tidak mau lagi terbebani dengan kehadiran anak kelima. Tapi takdir membiarkan anak itu lahir.
Kehidupanku mulai berubah setelah mengenal Yanto. Dia sang dewa penolong memberikan pekerjaan yang cukup menjanjikan. Sedikit demi sedikit ekonomi keluarga mulai tercukupi. Dan lambat laun aku pun meninggalkan tempat parkir. Kini, Utari selalu bersolek. Aura kecantikan waktu muda dulu terpancar kembali di wajahnya. Tetapi entah mengapa aku tidak memiliki cinta lagi kepadanya.
Malam ini aku berangkat bekerja. Sebelumnya aku selalu mampir ke apartemen Yanto. Apartemennya sangat mewah, kata Yanto sebentar lagi aku juga akan memilikinya. Ah begitu nikmat dan mudah dunia ini. Kami sudah siap berangkat, memakai HRV merah melintasi gemerlap kota metropolitan. Setelah 20 menit kami tiba di gedung penuh cahaya malam, sang petugas membukakan pintu, "Selamat malam Jeng Mawar."
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar