Merdeka ala Pandemi
Merdeka! Apa kabar? Semoga kita dalam keadaan baik. Sapaan yang sering terbaca di dalam obrolan aplikasi gawai kita. Terlihat sederhana, namun sapaan itu kini menjadi betul-betul keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Karena pandemi kita benar-benar ingin menjaga diri memang mereka dalam keadaan baik terutama sehat.
Berbicara pandemi, satu tahun lebih sudah kita melewatinya. Maret 2020, Presiden mengumumkan pembatasan aktivitas. Segala aktivitas harus dilakukan di rumah. Bekerja, ibadah, dan sekolah dilaksanakan dari rumah.
Hari demi hari kasus Covid-19 terus beranjak naik, semua pihak berusaha menanganinya. Hingga sampai pada akhir tahun 2020 harapan keluar dari pandemi mulai muncul. Vaksin telah ditemukan. Berharap dengan Vaksin itu akan membawa kesembuhan dari pandemi dan dunia kembali normal, begitupun dengan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.
Duakali kemerdekaan Republik Indonesia kita lewati dalam masa pendemi. Namun, Semua warga akan selalu memperingatinya dengan meriah. Terlihat dari awal bulan Juli bendera-bendera, umbul-umbul, hiasan-hiasan khas ‘agustusan’ sudah mulai terlihat dipasang di pinggir-pinggir jalan raya maupun desa. Pemerintah pun membuat acara memperingati kemerdekaan ini dengan mengadakan upacara dan perlombaan-perlombaan ‘tujuhbelasan’ secara daring. Lantas apa yang sudah kita dapatkan dari situasi pendemi ini? Sudahkan kita merdeka?
Banyak orang memaknai kemerdekaan ini. Salah satunya adalah kebebasan. Sesuai dengan arti yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merdeka memiliki arti, keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan sebagainya); kebebasan. Iya, kebebasan. Sudahkah kita bebas dari pandemi ini? Bagi saya kebebasan adalah lepas dari segala ikatan yang tidak pantas, sehingga menjadi bebas untuk menentukan nasib sendiri demi segala kebaikan. Nasib seperti apakah yang pantas kita tentukan demi kebaikan di masa pandemi ini.
Lepas dari ketidakpastian pandemi yang setiap waktu terus menjelma mengurangi semua aktivitas adalah menuju kemerdekaan tahun ini. Kemerdekaan dengan selalu menuju kebaikan diri dan orang lain. Kemerdekaan dengan mematuhi berbagai upaya pemerintah melakukan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19. Selanjutnya kita juga perlu waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan, di mana dan kapanpun kita berada demi kita dan demi orang-orang di sekitar kita. Kemerdekaan dengan selalu belajar dari situasi yang tidak pasti. Belajar untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit.
Seperti yang dirasakan saat ini, satu tahun lebih saya melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Ritme kehidupan mulai berubah. Pembelajaran dialihkan ke dalam dunia maya lewat jejaring internet. Semula kaget dan takut menghadapi pembelajaran seperti ini. Dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh saya harus berpikir kembali mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Namun, seiring berjannya waktu, saya mulai beradaptasi. Ingin merdeka dari keadaan ini. Dengan makna merdeka yang saya pahami adalah lepas dari segala ikatan yang tidak pantas, sehingga menjadi bebas untuk menentukan nasib sendiri demi segala kebaikan. Saya belajar beradaptasi untuk menjadi tetap tangguh dalam situasi ini. Namun perasaan itu tidak akan saya rasakan tanpa proses belajar bersama murid-murid.
Pandemi memberikan pembelajaran supaya saya belajar lebih sabar. Sabar menjadi orang tua dan guru. Setiap pagi, di waktu yang bersamaan dihadapkan pada tugas anak yang diberikan gurunya dan pemberian pembelajaran untuk murid di kelas maya. Dengan berbagai polemik pagi hari saya harus menjalaninya. Selain itu saya belajar lebih memahami. Memahami anak yang masih membutuhkan perhatian orang tuanya. Memahami murid yang entah belajar atau tidak dari proses pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya menuntaskan materi, namun memberikan pemahaman makna pembelajaran itu sendiri. Saya juga belajar berempati pada setiap kondisi yang dihadapi baik itu anak maupun murid. Kegiatan pembelajaran selalu diawali dengan mengetahui keadaan mereka, saya memahami betapa sulit keadaan ini. Pembelajaran tidak akan mengena ke dalam hati apabila hati itu sendiri sedang dalam keadaan tidak baik. Selanjutnya saya juga belajar untuk merancang setiap kegiatan dan menyiapkan pembelajaran. Berbagai kegiatan parenting dalam meningkatkan kemampuan dalam mengelola keluarga dan upaya mengenal aplikasi terus dipelajari untuk menarik perhatian murid supaya mereka tidak bosan dalam pembelajaran. Dan saya pun belajar untuk terus lebih banyak belajar dan belajar lagi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar