Riuh tidak seperti biasa kekita menginjak sekolah hari ini. Terlihat lahan kecil di depan perpustakaan ditata sebagai tempat pemilihan. Tiga bilik suara disiapkan di bawah tangga ruang perpustakaan.

Jumat pukul 06.45 siswa siswa telah berada di lapang mengikuti kegiatan sanroh (santapan rohani). Sanroh kali ini sangat istimewa karena akan dilanjutkan dengan debat terbuka dan pemilihan langsung ketua OSIS.

Terdapat tiga pasang calon kandidat OSIS. Di dalam debat terbuka mereka memaparkan visi dan misi masing-masing. Pasangan calon nomor satu yang paling banyak suporter. Setiap mereka memberikan komentar gemuruh tepuk tangan dan suara yel yel selalu terdengar.

Tiga puluh menit debat berlangsung. Pasangan calon nomor satu masih tetap menjadi favorit. Debat terbuka telah selesai siswa siswi menuju halaman depan perpustakaan yang telah disulap menjadi tempat pemilihan.

Secara bergiliran siswa siswi memberikan suaranya. Dimulai dari kelas XII IPS 1, mereka membuat antrean di pintu masuk bilik suara. "Aku mah pilih nomor empat" celoteh seorang siswa di dalam antrean. "Tidak ada nomor empat kali." Jawab seorang temannya. Celotehan itu menandakan bahawa begitu rahasianya pilihan mereka.

Mereka telah memahami arti demokrasi. Suara mereka adalah sangat rahasia. Dan mereka saling memahami dan menghormati.

Begitupun dengan para kandidat, tidak terlihat raut persaingan yang tak sehat. Mereka tersenyum saling mendukung.