Mengikuti jejak orang tua
Mengikuti Jejak Orang Tua
Oleh: Siti Rokhana
Meniru adalah sifat dasar manusia. Allah menciptakan manusia memiliki naluri meniru dari generasi sebelumnya, bahkan ada kebanggaan pada anak-anak atau generasi muda mengikuti jejak orang tua atau nenek moyangnya yang selama ini menjadi identitas nenek moyangnya. Kita bisa melihat contoh nyata di hadapan kita, yakni panggung politik tanah air kita, selama ini diisi oleh orang-orang yang mewarisi darah politik orang tua dan nenek moyangnya. Bahkan saking banyaknya dan mengakar, masyarakat sekarang ini menamainya dengan istilah ‘politik dinasti’. Jadi yang muncul dan berkiprah dalam perpolitikan nasional orang-orangnya ya tetap itu-itu saja dan keturunannya. Karena mereka ingin mempertahankan identitas yang sudah dirintis oleh generasi sebelumnya.
Fitrah pada anak untuk meniru dan mengikuti jejak orangtuanya memiliki nilai sangat positif bagi pembinaan nilai keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu orang tua ataupun generasi terdahulu harus menyadari perlunya menanamkan kebiasaan dan tradisi yang bersumber pada Allah dan Rasulnya. Kita bisa menyitir makna Qur’an Surat Yusuf ayat 38 “ Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’kup. Tidak patut bagi kami mempersekutukan apapun dengan Allah. Demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan semua manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mau bersyukur”. Dengan menanamkan kebiasaan dan tradisi yang benar, maka akan mudah bagi anak-anak untuk meniti jalan kehidupan yang benar juga. Dengan cara ini anak-anak maupun generasi muda tidak tersia-siakan energinya untuk mencari nilai-nilai kebenaran.
Menanamkan tradisi baik dan nilai kebenaran yang sejalan dengan ajaran Allah sebenarnya sangat mudah diterima dan dipahami oleh anak-anak ataupun generasi muda. karena jiwa mereka siap menerima penyemaian benih kebenaran itu. Rintangan yang muncul justru bukan dari anak-anak atau generasi muda itu, melainkan akibat dari penyelewengan yang sudah terlanjur mendarah daging pada leluhur atau orang tua mereka.
Para orang tua seharusnya menyadari bahwa baik buruknya anak-anak mereka atau generasi muda sangat tergantung pada nilai dan perilaku yang ditanamkan oleh orang tuanya kepada mereka. Karena sebenarnya yang bertanggung jawab pertama kali untuk menumbuhkan jejak langkah yang baik pada generasi muda atau anak-anak adalah orang tua mereka. Karena itu, contoh kebaikan yang konkret sangat dibutuhkan oleh anak-anak dan generasi muda pada umumnya. Intinya keteladanan sangat penting bagi anak-anak dan generasi muda untuk melangkah di jalur yang benar dan dapat menjaganya supaya tetap bisa berada disana selama perjalanan hidupnya. Meskipun banyak godaan dan rintangan untuk tetap bertahan di jalan yang benar.
#NegeriHarapan, 21.12.20#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang menarik Bu Rohana . . . disinilah orang tua diuji. jejak apa yang akan mereka torehkan niscaya anak akan menjdi pengikutnya. kasih sayang orang tua terkadang tercurah dg cara yang salah. Meng'iya'kan setiap permintaaan bukanlah solusi terbaik. Membangun Dinasti sdh pernah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu, dan kita semua mengecam itu, kini . .. sepertinya semua mengikuti jalan itu. . . tanpa kecaman, Ah! Sudahlah ...biarkan roda tetap berputar sesuai porosnya. yang penting tetap semangat menulis . . . Salam Literasi Bu Rohana. Sukses selalu . . .
Terimakasih Bu. Jgn bosan2 utk sll mengingatkan saya.