Panggilan Hati

Oleh Siti Rokhana

“Kak, untuk bisa bertugas mengatur lalu lintas kira-kira butuh waktu berapa lama?” tanyaku pada pelatih pramuka ( namanya Kak Ihsan ). “Satu hari cukup, bu,” jawabnya. “ Ya, to, serius? Tanyaku balik dengan antusias. “ Nggih, ada apa lho bu?” tanyanya. Akhirnya kuceritakan, kalau kemarin ada anak yang keserempet motor saat mau nyeberang jalan di perempatan dekat madrasah. Bahkan seringkali terjadi kemacetan ataupun kecelakaan di pagi hari saat jam masuk sekolah/kantor atau saat pulang sekolah/kantor. Karena memang lokasi madrasah dekat jalan besar jalan Negara / jalur bus, lalu lintas selalu ramai, padat kendaraan besar dan kecil. Sementara personil dari kepolisian tidak selalu ada di tempat karena jumlah personil terbatas dan banyak tugas lain yang mendesak. Perlu kusampaikan secara detail, sebab dia ke madrasah saat latihan pramuka saja, sementara di hari lain sibuk melatih di sekolah lain dan kerja di kantor.

Hari itu juga kubuat kesepakatan dengan Kak Ihsan rencana mengadakan latihan patroli keamanan sekolah (PKS). Latihan diadakan Sabtu siang sampai Ahad sore. Supaya kegiatan bisa efektif, kak Ihsan membatasi peserta hanya 20 anak saja. “ biar fokus bu, kalau banyak peserta malah ribet dan banyak guyon, kurang fokus,” katanya. Segera kuajukan proposal kegiatan, dan alhamdulillaah, mendapat persetujuan dari pimpinan.

Saat kegiatan anak-anak menginap di madrasah. Materinya sangat padat, mulai Sabtu siang sampai malam hari, dilanjut Ahad pagi sampai saatnya pelantikan. Materinya tidak hanya yang bersifat teori saja tetapi juga dilakukan praktik di halaman madrasah dan langsung di jalan raya. Sebagai pemateri, kak Ihsan membawa 2 orang temannya dari saka bhayangkara. Sungguh sangat berkesan latihan malam itu, karena kebetulan anak kelas 9 akan berangkat study tour ke Jawa Tengah malam itu juga. Jadi anak-anak langsung merasakan belajar mengatur lalu lintas di jalan raya. Anak-anak sangat antusias dan semangat karena merasa dibutuhkan dan berguna. Kebetulan juga anak-anak yang ikut memang punya fisik dan mental yang kuat dan tangguh. Punya jiwa mengabdi, peduli dan disiplin diri yang sangat baik. Pelantikan pada Ahad sore dilakukan oleh Bapak Juwito, S.Pd. Sebagai tindak lanjut pelatihan dan menguatkan hati anak-anak saat bertugas di jalan, saya minta Kak Ihsan mendampingi anak-anak bertugas di pagi hari selama 3 hari berturut-turut yaitu Senin, Selasa dan rabu. Setelah itu, bapak ibu guru yang di piket mendampingi. Dan memang kebetulan pada hari Senin itu ada pergantian kepala madrasah. Sehingga sempat saya dengar, ucapan beliau, “ lhoh Pulosari sudah ada petugas PKS ya”.

Untuk memberikan semangat kepada anak-anak petugas PKS, memang saya buatkan desain khusus pada topi latihan. Topi sengaja saya pilih warna biru (sesuai symbol lalu lintas) dengan tulisan motto “ Tanggap-Tangguh-Trengginas” di sisi kiri (supaya mudah terbaca) dan di sisi kanan tertulis “ 01.10.11 “, sedangkan di tengah depan diberi gambar jempol, yang di bawahnya tertulis “Keep Smile”. Sengaja tidak ada tulisan PKS atau simbol tentang lalu lintas yang formal, dengan harapan anak-anak bisa memakainya setiap saat, dimanapun dan kapanpun. Ternyata benar, anak-anak bangga memakainya. Dengan memakai topi tersebut, sudah menunjukkan bahwa mereka punya tanggung jawab moral untuk bersikap tanggap (peka), tangguh (kuat) dan trengginas (cekatan), namun "keep smile" (tetap tersenyum). Dan sebagai penghargaan atas pengorbanannya, maka ada tanda jempol. “01.10. 11” untuk mengingat perjuangan awal berdirinya PKS di Madrasah ini tanggal 1 Oktober 2011. Trik ini ternyata sangat ampuh dan menarik minat anak-anak yang lain untuk ikut jadi petugas PKS. Mereka yang awalnya takut, menakut-nakuti dan mengolok-olok, akhirnya tertarik dan penasaran ingin terlibat dalam pengaturan lalu lintas, membantu menyeberangkan teman-temannya. Mereka melakukannya dengan rasa senang dan ikhlas. Jadi mereka bertugas karena ada panggilan hati untuk membantu sesama.

Tulungagung, 01.03.2021