Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tagur 20 Mirip Umar

Tagur 20 Mirip Umar

Prases renovasi berjalan lancer, dana yang sudah di persiapkan oleh mukiyo saat di bicarakan oleh Hendra, ternyata tidak sebesar dengan yang telah di persiapkan, karena hampir semua warga ikut menyumbang dari berbagai rupa bentuknya, mulai dari uang bahan bangunan,tenaga,  hingga makanan, terus bergulir, ini menjadi keberkahan pada Mukiyo dan Hendra, kekuatiran takut kekurangan dapat terhindar, walau sudah di persiapkan rasa kuatir itu ada pada mereka.

“Semua itu berkat keikhlasan mereka, Allah melimpahkan keberkahan pada setiap rencana dan usahanya”.gumam Sri Wahyuni, dalam kesendiriannya. Saat mendengar Hendra melaporkan perkembangan proses renovasi masjid tersebut. Berulangkali Sri Indah mengucapkan syukur Alahamdulillah atas nikmat yang di berikan pada mereka juga warga setempat, termasuk ada beberapa warga yang bukan jamaah tetap, mereka datang dengan keihlasan membantu dalam bentuk material dan immaterial.

Waktu yang diplaningkan enam bulan, akibat tenaga yang membantu mengerjakan renovasi masjid hanya dengan tiga bulan, masjid itu sudah 90% jadi. Sementara masjid di renovasi, para warga sholat berjamaah di lapangan, di beri tenda darurat untuk menghindari panas dan hujan, dan yang lebih keberkahan selama masjid itu di renovasi, tidak hujan sehingga dalam proses pembangunannya tidak mengalali kendala, hanya beberapa terlihat mendung, dan rintik-rintik saja

Secara bergantian para ibu-ibu memberikan sumbangan makana untuk kudapan para pekerja, keberkahan rezeki yang mengalir bagai air sungai yang mengallir begitu saja, yang pasti dari sumber mata air rezeki yang di berikan Allah pada warga setempat.

Hari yang dinantikanpun tiba kini masjid telah selesai dengan sempurna, terlihat megah dan asri karena di tiap sudut halaman di tanami aneka pohon dan bunga yang di tanamkan oleh para warga, yang ikut memberikan dengan sukarela tiap tanaman yang ada pada halaman rumahnya, Hendra hanya tinggal menambahkan ruput jepang di sisi kanan kiri, yang di batasi batu blok yang berwarna indah tertata dengan rapid an apik. Semua warga meneteskan air mata saat nasi tumpeng di potong di berikan pada Hendra dan Mukiyo, sebagai perwakilan rasa terimakasih mereka pada Mr. Doubel XL, “bapak ibu yang terhormat,mohon maaf Mr, Doubel XL,tidak bisa hadir di hari bahagia ini,karena beliau sedang tugas ke luar negeri,”ucap Hendra pada sabutannya

”beliau , hanya pesan mohon doanya agar semua amal ibadahnya dapat di terima oleh Allah, dan di berkahi keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat, juga untuk keluarganya.”ucap Hendra kembali.Saat ia, memberikan sambutan atas syukuran masjid itu telah jadi dan siap di gunakan oleh setiap warga.

Secara serempak warga yang menghadiri acara tersebut lebih dari serratus orang mengamiinkan harapan dan doa donatur yang penuh dengan misterius itu. Mukiyo mendengar sambutan Hendra tersenyum simpul, puas, rahasia selama ini dapat terjaga. Bahwa seseungguhnya Mr. Doubel XL itu ada di antara mereka. Sri Indah tak tahan menitikan air mata bahagia.

Mukiyo dan Hendra mendapat ucapan terimakasih, setiap memberikan uluran jabatan tangan terimakasih, lewat mereka berdua, secara tidak langsung telah menjembatani renovasi masjid. Ini merupakan keberkahan yang tak terhingga sejak Allah memberikan hidayah pada Mukiyo. Mukiyo menyambut jabatan tangan mereka sambil istigfar agar ia tidak dapat di selamatkan dari kesombongan yang selama ini melekat dalam dirinya.

Uang yang diplanning perbaikan masjid, ternyata masih tersisa banyak, bahkan emas perhiasan Sri Indah rencana untuk sumbangan ke masjid,itu blom terpakai sama sekali, akhirnya atas kesepakatan yang kali ini di ketahui oleh anak-anak Mukiyo yakni Nadia, Tyas dan Dimas, mereka berencana membuat mushola di perkebunan mereka. Agar setiap pekerja dapat sholat berjamaah,selain itu, Mukiyo membuat rumah penginapan sederhana untuk para pekerjanya, agar mereka tidak harus pulang setiap hari karena banyak di antara mereka yang rumahnya jauh dari perkebunan itu.

Saat di sampaikan rencana tersebut disambut sangat antusias oleh para pekerja, yang kini memiliki bos begtitu perhatian. Dan berubah serratus delapan puluh derajat perangainya dalam bersikap dan memperlakukan pegawainya.

Mereka banyak membicarakan Mukiyo, dulu di ghibahkan karena perangai buruknya, kini ghibah mereka menceritakna tentang kebaikannnya, ia menyebut seperti sahabat Rosululloh yakni Umar, yang hijrah dari masa jahiliyah ke pada hidayah. Mukiyo akan memberikan teguran keras jika melihat pegawainya, saat azan telah berkumandang masih sibuk bekerja di perkebunan, dulu teguran itu karena kelalaian dalam bekerja kini teguran itu di tujukan bila melalaikan pangillan ibadah.

Untuk pegawai yang tinggal di mess seminggu tiga kali ada guru ngaji yang sengaja di datangkan untuk mengajarkan pegawainya yang belum bisa mengaji dan mendengarkan tausiahnya. Mukiyo selalu menghadiri itu.

Para pegawai kini semakin kagum dan merasa bersyukur bekerja di tempat perkebunan Mukiyo. Mereka bekerja dengan penuh keikhlasan dan kesadaran diri. Hingga hasil yang di dapatpun semakin berlimpah.dan Mukiyo bisa membeli beberapa hektar perkebunan lagi, dan itu ia lakukan di tempat perkebunan baru, ada mushola dan penginapan untuk warganya juga rutinitas pengajiannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam sukses dan salam Literasi.

20 Feb
Balas

terimakasih pak, salam literasi kembali

20 Feb



search

New Post