Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tagur 32 ' Tempat Pelarian Alihkan Emosi'

Tagur 32 ' Tempat Pelarian Alihkan Emosi'

Telah selesai semua uneg-uneg yang dicurahkan oleh Tiara, ia merasakan lega batinnya. Ia tuangkan dalam tulisan, walau tulisan itu hanya ia yang membacanya, setidaknya emosi dalam jiwanya dapat ia salurkan, tanpa akan menimbulkan masalah baru. Ia selalu berprinsip sebisa mungkin ia berusaha dapat menyelesaikan masalah hatinya tanpa menimbulkan masalah baru.

Sejujurnya batin Tiara menangis, pedih sekali yang dirasakan. jika ia dapat menjerit, ia akan menjerit sekuat tenaga, jika ada keinginan memukul rasanya ia akan pukul genderang yang akan memekakkan telinga, agar orang tahu bahwa dirinya telah tersakiti, tapi apa mungkin?, jika hal itu malah mendatangkan masalah baru dalam kehidupannya.

Masalah ini saja ia sudah merasakan kepedihan apalagi di tambah masalah yang akan timbul dari akibat ia tak dapat mengendalikan diri, terbawa hanya nafsu emosi semata.

Setelah ia selesaikan tugasnya WFH, dilihat masih ada waktu ia kini coba kembali meminta pertolongan pada Sang Kholiq yang memberinya jalan kehidupan, ia bersiap-siap untuk sholat duha, disaat ia sholat ada terasa bebannya kembali sedikit hilang lagi.

ia menagis sejadi-jadinya dalam sujudnya, agar ia di beri kekuatan dan kesabaran hadapi cobaan yang kini tengah ia jalani. Ia yakin untuk bisa menjadi orang sabar harus di berikan ujian, dan inilah ujiannya.

Bagaimana bisa orang bisa di katakana sabar atau tidak jika belum di berikan ujian kehidupan, itulah sebabnya ia memohon pada sang Maha Pemberi Kehidupan agar ia diberikan kemudahan dalam mengatasi setiap permasalahannya, dan masuk pada orang-orang yang lulus dalam ujianNya.

Toh orang tak tahu apa yang ia rasakan, yang terlihat ia kuat dan tegar sebenarnya Tiara rapuh dan tak berdaya jika Allah tak memberinya pertolongan dan kekuatan.

“Ya Robb, hanya kepadaMu lah hamba meminta dan memohon kasih sayangMu”ucap Tiara dengan sedu sedannya, air mata sudah membasahi mukenanya.

“kepada siapa lagi hamba meminta pertolongan, kalau bukan Kepada Engkau, ya Robb,hamba tak memiliki setitikpun kekuatan dan kemampuan jika tak Kau tolong hamba”rintihnya kembali dalam sujudnya.

“lahaula wala quwata ilaabilahi”ucap tiara menyudahi doanya.

Ada yang terlempar dari jiwanya, rasa putus asa, rasa merasa teraniaya, dan yang kini ada ia berada pada barisan orang-orang yang siap dalam perang menuju kesabaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hanya kepada sang pencipta tempat yang paling tepat, keren bun, salam sukses

04 Mar
Balas

Terima kasih Bu

04 Mar



search

New Post