Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tagur 38' Harus di lalui Jalan Itu' ( edisi bukan perempuan biasa)

Tagur 38' Harus di lalui Jalan Itu' ( edisi bukan perempuan biasa)

Tidak seperti biasanya Gita bangun kesiangan, mungkin karena semalam ia tidak bisa tidur hingga batas malam berubah menjadi dini hari. Ia masih tidak dapat memejamkan matanya.  Bayangan masa lalunya seakan memutar dengan jelas sekali. Ia ingin hindari tapi semakin ia berupaya  lari, semakin jelas bayangan itu menggoda.

Jelas sekali bayangan itu. Saat berkenalan dengan alfian dalam sebuah mobil umum. waktu itu ia tidak memperoleh duduk, penumpang yang penuh sesak, tidak menyusahkan Gita untuk tangannya memegang pegangan di atas kepalanya. Selain memang tidak sampai.  Factor tubuhnya yang memang tingginya kurang.

Posisi berdiri di tengah memudahkan ia untuk dapat berdiri tegak, karena terhimpit dari kanan kiri, depan dan belakang. Saking asyiknya ia tak menyadari jika penumpang setiap haltenya berkurang, hingga ruangnya kini menjadi longgar. Gita posisi berdiri hanya bersender di pinggiran bangku, sambil asyik ia membaca novelnya.

Hingga pada suatu ketika mobilnya bis ngerem mendadak, menghindari kecelakaan, Gita tubuhnya jatuh ke belakang, dan merubuhkan diri pada sosok tubuh gagah, dengan cekatan tangan kekarnya menahan tubuh Gita agar tidak jatuh parah. Sejak kejadian itu Gita jadi berkenalan dengan penolongnya, yang awalnya hanya basa basi minta maaf.

Dari sering nya bertemu,  baik Gita maupun pemuda itu yang bernama Alfian, seakan telah menyepakati waktu yang sama, hingga ia mereka selalu bertemu. Wite  tresno njalaran seko kulino ternyata falsafah itu benar adanya. benang asmara menjalar pada keduanya. Hingga pada suatu waktu Gita mengetahui bahwa Alfian ternyata telah memiliki tunangan. Ini setelah enam bulan perjalanan kasih mereka. Gita tanpa sengaja membaca status di FBnya.

Tanpa basa basi Gita berusaha menjauhi dan memberi jarak, ia tak ingin terluka semakin dalam, ia tak ingin bermain api. Gita menyadari tubuhnya ringkih untuk menghadapai masalah stress yang berat. Sakit asam lambung yang kronis, terkadang memicu otot jantungnya kaku jika asam lambungnya naik, dan itu di sebabkan karena stress yang memicu asam lambungnya. Walau sakit hatinya, Gita berusaha menetralisir perasaannya. Ia kini tak lagi naik bis umum. Ojol solusi ia dalam bertransportasi menuju kantornya.

 

Kita lanjut kan esok yah..apa yang sebenarnya terjadi??

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren cerpennya Bu. Sukses selalu

22 Nov
Balas

Terimakasih Bun.. nulisnya posisi sdh malam

22 Nov

Wau...Gita...Gita...cari yg lain dong ya...nggak usah pikir...masih belum jodoh...."kumbang tidak seekor, bunga tidak sekuntum", utk mu Gita. Salam Literasi

22 Nov
Balas



search

New Post