Tagur 5 Jangan sampai
Nikmat mana lagi yang kau dustakan
Panca indera mu sempurna
Kaki tanganmu sempurna
Anak anak kau miliki...
Pendamping hidupmu kau miliki
Naungan kau punya
Dari panas dan hujan
Apa lagi yang kurang
Jika semua itu sudah di tanganmu
Nikmat mana lagi yang kau dustakan...
Mentari kau katakan. Panas
Hujan kau caci sebagai musibah
Tak kau lihat di sana
Di luar sana..
Bencana demi bencana
Menghantui hidup keluarganya
Nikmat mana yang kau dustakan...
Jangan sampai Allah murka atas kufur nikmat mu...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Puisinya
Terima kasih
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih pak salam kembali
Semoga kita termasuk orang yang selalu bersyukur, keren diksinya Bunda, salam sukses selalu
Iya Bun saya gregetan dengar orang selalu menggerutu... Tapi cuma dalam hati kalo di tegur wah bisa perang maha barata
Nauzubillah Bun.. semoga kita selalu bersyukur