Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tagur 44  Peristiwa yang tak di sangka

Tagur 44 Peristiwa yang tak di sangka

Setelah selesai mereka makan, Tyas dan bundanya ingin pergi, ke toko baju, mereka mengatakan ada yang ingin mereka beli, Dania tak ingin ikut bersama mereka, karena sedang asyik bermain bersama Dimas, sementara itu, Bapaknya ada sedikit keperluan dengan kawan bisnisnya, masalah dengan penjualan hasil kebunnya. Karena Dimas tak ingin ikut bersama bundanya, mau tak mau Dania yang menjaga adiknya main bersama dengannya. Di carilah tempat yang sangat nyaman, dekat kolam ikan dan ada permainan mancing bersama yang di lombakan, melihat itu Dania dan Dimas akhirnya mengikuti turnamen lomba mancing sembari menunggu Tyas dan ibunya serta bapaknya selesai dengan urusannya. Mereka berdua sangat asyik mengikuti kegiatan mancing bersama itu.

*******

Tyas dengan ibunya bermaksud membelikan hadiah istimewa untuk bapaknya, baju koko yang agak bagus, serta seperangkat baju untuk umroh. Mereka bermaksud pergi umroh bersama keluarga, sebagai rasa syukur yang tak terhingga telah mengembalikan imam di keluarganya, semakin sempurna.

Rencana ini di rahasiakan oleh mereka berdua,uang penjualan emas Sri Indah, sebagai sisa dari membantu mendidrikan mushola dikebunnya, tidak semua terpakai, dan itu yang akan di gunakan untuk membayar semua biaya umroh keluarganya. Di bantu oleh teman kuliah Tyas yang punya usaha haji dan umroh.

Setelah segala sesuatunya telah di beli, segera Sri Indah dan putrinya, menuju ke rumah temannya, untuk transaksi pemberangkatan umrohnya, mereka menaiki kendaraan umum, sedikit agak kerepotan dengan membawa belanjaan yang mereka beli, dari toko.

Tak lama kemudian, angkutan umum yang di tunggu telah tiba, mereka segera naik, unung saja tidak banyak penumpang, sehingga bawaan mereka tidak terlalu menyusahkan, walau jadi bahan perhatian, pada penumpang lainnya. Mereka memberikan senyum, seakan memohon maaf atas ketidak nyamanan atas bawaan mereka. Melihat senyuman dari dua wanita cantic, baik sopir dan penumpang lainnya, seakan terhipnotis dan membalas senyum mereka, seakan tidak ada masalah dengan keberadaan bawaan mereka.

Tempat yang di tuju telah tiba, mereka berdua segera turun,. setelah membayar mereka segera mencari tempat yang di maksud, baru saja beberapa langkah, sudah terlihat papan nama tempat yang dituju.

Sri Indah dan Tyas segera menemui kawannya Tyas, dan menceritakan maksud dan kedatangannya, seperti mendapat durian runtuh, mereka di sambut dengan hangat. Setelah segala sesuatunya telah di rampungkan,

Sri Indah coba menghubungi suaminya, agar di jemput, dan sekaligus menjelaskan apa yang telah menjadi tujuan mereka. Bagi mereka ini adalah hadiah ulang tahun yang istimewa untuk Mukiyo.

Sri Indah dan Tyas sembari menunggu kedatangan Mukiyo, mereka membaca-baca artikel seputaran tentang kegiatan umroh di ruang yang tidak terlalu luas, tapi di setiap dindingnya banyak gambar dan foto perjalanan haji dan umroh ,

Entah kenapa tiba-tiba sri Indah merasakan perutnya sakit sekali, seperti ingin buang air tapi tidak ingin buang air, karena dia sudah ijin ke toilet tapi tak merasakan ingin buang hajat, keringat dingin mulai mengaliri kening dan dan badannya, ia terdiam coba menahan rasa sakit perutnya yang melilit dan teasa di remas-remas, di hadapan putrinya dan kawannya yang sedang asyik ngobrol sesekali.

Semakin ia menahan semakin terasa sakitnya, hingga tanpa ia sadari bibirnya mengeluh

“ssss aduuhh…” desis melirih dari Sri Indah. Itu terdengar oleh Tyas,

Saat ia mencari sumber suara, dilihat ibunya tampak pucat dan keringat telah membasahi keningnya. Spontas saja Tyas dan kawannya mendekati ibunya. Dia bingung karena saat tadi ia tak melihat ada gejala ibunya sakit.

“Ibu,,ibu kenapa?”tanya Tyas cemas melihat kondisi ibunya, ia minta tolong kawannya untuk mencarikan minyak kayu putih atau obat yang dapat menahan sakit.

Sri indah mencoba bicara, kalo tiba-tiba perutnya sakit, baru selesai ia bicara Sri Indah pingsan,ini membuat Tyas panic dan berteriak-teriak memanggill ibunya, seketika itu pula keadaan di ruangan itu jadi ramai, dengas sigap kawannya Tyas membawa ibunya Tyas ke mobil, dan di larikan ke rumah sakit terdekat.

Tyas memangku kepala ibunya dan mengusapi ibunya, dengan air mata yang terus mengalir, sesekali kawannya tyas menengok kebelakang, melihat Tyas dan ibunya.

“sabar, Yas, kamu jangan nangis begitu, aku jadi ikut panic ini, bawa mobilnya, berdoalah, semoga Allah memberikan kemudahan dalam kesembuhannya”ucap Gunawan, memberikan support pada sahabatnya.

Tyas, tak mampu menjawab, apa yang dikatakan Gunawan, ia hanya berpikir takut akan terjadi sesuatu yang berbahaya pada ibunya, mendengar kata berdoa tyas baru menyadari, segera ia memohon pertolongan Allah dengan zikirnya mengucapkan kalimat asmaul husna. Dan sedikit melegakan rasa takut, begitupun Gunawan yang mengemudikan mobilnya.

“yas, kita sudah mau sampai rumah sakit, segera kamu persiapkan yah”kata Gunawan mengingatkan Tyas. Untuk bersiap-siap menuju ke IGD.

Setelah mereka sampai, dengan cekatan tenaga kesehatan membantu Sri Indah, yang masih dalam keadaan pingsan. Berbagai alat langsung di pasang salah satunya, selang pernapasan,

Setelah di tangani, Tyas dan kawannya di minta menunggu di luar, semakin deras airmata Tyas mengaliri pipinya, Gunawan memegang bahu tyas, dan membisikkan sesuatu.

“sabar, Yas, kita pasrahkan pada ahlinya, sekarang kita berdoa, dan coba hubngi bapakmu!”kata Gunawan sambil memapah Tyas.

Mendengar kata bapak, barulah tyas menyadari kalo mereka tadi sedang menunggu kehadiran bapaknya. Segera Tyas menghubungi bapaknya, tapi terdengar nada sambungnya yang tak di angkat, Tyas kembali bingung, takut akan terjadi sesuatu yang tak di inginkan dengan bapaknya.

Baru saja Tyas ingin menghubungi lagi, tiba-tiba ia melihat bapaknya berjalan ke arahnya.

“bagaimana keanaadan ibumu, Yas??”tanya Mukiyo, dengang suara yang sangat cemas, karena baru pertama kali ini, Sri Indah sejak menikah dengan dirinya masuk ke IGD.andai ia kerumah sakit hanya karena melahirkan anak-anaknya.

“blom tahu, Pak!”kata Tyas tak kalah cemas, ia segera memeluk bapaknya. Dengan kasih sayang mukiyo mengusap rambut tyas putrinya, sambil mengatakan untuk tenang dan berdoa, karena sudah di tangani oleh ahlinya.walau di dalam hati Mukiyo, ia sangat ingin ingin menderobos masuk dan melihat keadaan wanita yang sangat di cintainya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen keren

17 Mar
Balas

Alhamdulillah

17 Mar

Mantap keren menewen cerpennya Bun, tapi masih penasaran, sakit apa sang ibu ya, salam sukses selalu

17 Mar
Balas

In sya Allah esok yah

17 Mar

Keren cerpennya bun.

19 Mar
Balas



search

New Post