Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tagur 7 'Tamu istimewa

Tagur 7 'Tamu istimewa

Saat Sri indah sedang menata vas bunganya agar tampak cantic, ia mendengar suara salam, dari balik pintunya. Seketika itu pula Sri Indah kaget, malah menjatuhkan vas yang ia tengah tata.

“Aduh..!”pekiknya lirih, untung saja suaranya tak terdengar sam[ai di balik pintu, karena vas bunganya jatuh mengenai kakinya, dan yang lebih bersyukur lagi, vas itu tidak pecah, ia segera cepat-cepat menatanya, dan berlari ke dapur menemui ibunya, sambil membisiskkan tamu nya sudah datang. Ia tidak mau menyambutnya, karena malu dan sungkan. Untung ibunya memahaminya.

Dalam kesendirian di dapur, Sri Indah jantung nya berdetak kencang sekali, kembali keringat mengalir di pelipisnya. Rasa sakit kakinya tak lagi ia rasakan karena terkena vas bunga tadi. Yang ada kini berbagai perasaan campur aduk menyelimuti hatinya. Ia bingung mengapa ia menjawab dengan menganggukan kepalanya, anadai ia menggeleng tentu hari ini tak akan merasakan seperti ini, itu yang selalu di pertanyakan dalam hatinya.

Terdengar ibunya, mempersilahkan tamunya masuk, terdengar ada tiga oaring tamu yang hadi ke rumahnya, degup jantungnya semakin berpacu, saat ibunya memanggil dirinya untuk menghantarkan air teh, kakinya begitu berat melangkah, tapi ia tak ingin jatuh karena kebodohannya, atau kecerobohannya, untuk itu ia coba kemdalikan perasaan dan detak jantungnyapun seperti mengerti, dan pasrah berirama indah lagi tak seperti deru perang. Bibir Sri Indah mengucapkan”bismillah,lahaula wala quwata illa bilahi”kakinya melangkah mantap membawa nanpan berisi the yang akan di sajikan pada tamunya.

Saat Sri Indah keluar dan tersibaknya horden batas ruang antara dapur dan dan ruang tamu, tiba-tiba

“Duh, Gusti, ternyata ini toh yang bikin Jaka Tarubku, tergila-gila, ternyata benar-benar seperti bidadari cantiknya!”seru seorang wanita setengah baya, saat mata Sri Indah pas bertatapan dengan wanita itu.

Mendengar suara wanita itu, spontan orag-orang yang tengah duduk tengah berbincang-bincang, mereka langsung seketika menengok kea rah Sri Indah, yang mengenakan baju gamis warna pink muda yang berpadu dengan warna abu-abu, di taambah hiasan bordiran di bagian sisi baju serta hijab yang sangat serasi, sedikit pulasan bedak di tambah lipstick di bibir mungilnya, menambah kecantikan begitu memancar.

Termasuk Mukiyo. Matanya tak berkedip melihat kecantikan Sri Indah hari itu, terpancar jelas. Tak lama kemudian ada suara deheman dari Bapaknya, membuat Mukiyo, sedikit tergagap dan kembali berpura-pura, santai tak terjadi apa-apa. Saat itu Sri Indah, mukanya memerah, bukan karenamenggunakan pemulas pipi, tapi karena menahan malu, dan sedikit bersyukur mendengar pujian itu.

Berawal hanya ingin meminta ijin, untuk mengajak Sri Indah ke tempat Wisuda putranya, setelah melihat kecantikan dan tata karma Sri Indah, langsung saja, Ayahnya Mukiyo melamar Sri Indah, dua minggu setelah hari itu, langsung di adakan pesta pernikahan, dengan biaya serratus persen di biayai oleh keluarganya Mukiyo.

Saat itu, ibundanya Sri Indah, sangat terkejut mendengar berita yang sangat mendadak, posisinypun sebagai rakyat jelata, saat itu

tak bisa berkata apa-apa, selain mengiyakan.begitupun dengan Sri Indah. Bagai kerbau yang di pasung hidungnya, ia hanya menuruti semua yang dikatakan oleh orang nomor satu di desanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga Sri Indah bahagia... salam literasi

08 Jan
Balas



search

New Post