Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tagur ke 4  Datang sebuah kebimbangan

Tagur ke 4 Datang sebuah kebimbangan

Sri Indah yakin Dika merasa cemburu, pada orang asing yang berusaha meminta perhatiannya. walau Dika tidak pernah berani berterus terang, sebenarnya Sri Indah paham sekali, kalau Dika sangat ingin mendekatinya, bahkan orang tuanya Dika, pernah omong-omong yang tidak serius pada bundanya di warung. Ingin sekali Sri Indah jadi mantunya. Itu yang pernah langsung pula di dengar. Saat itu ibunya hanya mengucapkan “In sya Allah”.

Dika pemuda yang tidak jelek,bisa di katakan lumayan manis, walau tidak setampan mas”Yo”. Sebutan untuk pemuda itu. Dika sarjana pula, hanya karena orang tuanya sangat proteksi sekali, hingga Dika segala sesuatunya tidak mandiri. Semua kegiatannya selalu di bawah sepengetahuan orang tuanya. Baik dalam tingkah lakunya, tapi ada sesuatu, yang kurang berkenan di hati Sri.

Saat mendengar orang tuanya Dika, berkata seperti itu, tidak ada perasaan yang bagaimana gitu, Sri hanya menanggapi dengan datar saja, tanpa respon. Karena ucapan itu sering kali di dengar oleh orang-orang tua yang merasa memiliki anak laki-laki.bagi Sri itu hanyalah basa basi saja.

Beda dengan yang di dengar oleh Sri sekarang. Pemuda itu berani langsung bicara secara terhormat dan gentleman. Pada bundanya. Hati Sri ada rasa yang bergejolak, adarasa senang, tapi ada rasa cemas. Karena saat kemarin ia bertemu dengan sahabat saat ia sekolah di SMP,ia mendapat kabar bahwa pemuda itu, memiliki sifat yang kurang baik. Arogan dan agak preman, bahkan jauh dengan perintah Tuhan.

Mendengar mas “Yo” pamit. Ada rasa lega bercampur cemas. Berbagai perasaan menghantuinya. Dia tidak ingin ibunya kecewa, atau merasa malu, karena nanti orang nomor satu di desanya akan datang ke rumahnya. Di satu sisi ia tak ingin mengecewakan bundanya, tapi di sisi lain ia teringat pada ucapan sahabatnya tentang mas “Yo”.

“kau masih ingat dengan pemuda saat menabrakmu di alun-alun itu, Sri?”tanya Ningsih, saat ia berkunjung ke rumah Sri Indah, sahabatnya saat ia masih sekolah di SMP dan MAN. Ningsih sahabat tempat kemana saja ia pergi selalu mengiringi. Ningsih sangat kuatir pada Sri Indah. Ia merasa sahabatnya telah terjerat api yang sumbernya tidak baik. Ia kuatir Sri Indah terbakar oleh api yang nanti akan membakar Sri Indah. Itu sebabnya Ningsih mencari tahu. Saat Sri Indah sering menceritakan tentang pemuda yang kini selalu mengejar bayangan sahabatnya.

“oh iya, kemarin dia datang kasih simbokku, alat music yang bisa di bawa kemana-mana, Simbokku senang banget menerimanya”,jawab Sri Indah sedikit bersungut, ia tak tahu apa karena merasa sedih belum mampu membelikan benda tersebut pada ibunya, atau ia kuatir ada sesuatu pamrih di balik semua itu.

“wah, mahal itu Sri, hanya orang yang punya duite akeh, yang bisa beli alat itu, walk man khan?”tanya Ningsih, sedikit keheranan.

“nah, itu dia Sri, ternyata dia itu anaknya orang nomor satu di desa kita. Dia anaknya pak kades, dan yang paling utama ia anak semata wayang”,kata Ningsih sambil menyantap pisang goreng yang di sajikan Sri Indah di mejanya, dengan mulut yang masih mengunyah,kembali ghibahnya ia ungkapkan

“tapi sayangnya sifatnya sangat keras Sri, apalagi dia punya ilmu bela diri, orang salah dikit, pasti di hajar habis-habisan sama dia”, kata Ningsih menelan pisang gorengnya yang telah lumat di mulutnya. Untuk hal informasi Ningsih memang jagonya dalam mencari data, tapi ia dapat menjaga privasi rahasia sahabatnya. Itulah sebabnya Sri Indah sangat suka berteman dengan Ningsih, postur yang sedikit gemuk tapi tidak mengurangi kelincahannya dalam bergerak dan bersahabat dengan banyak teman. Cita-citanya dulu ingin menjadi jurnalistik tapi tidak kesampaian karena alasan biaya.

Itulah sebabnya kini Ningsih jika di minta untuk mencari data, ia begitu antusias, begitupun dalam mencari informasi tentang pemuda yang telah mebuat sahabatnya sering membicarakannya.

“jadi dia itu anak orang kaya, yah Ning?, tanya sri Indah meyakinkan apa yang di dengar dari sahabatnya.”pantas saja, dia berikan Ibuku Walkman seperti memberikan pisang goring ini, yah”.kembali Sri Indah berkata, sambil tangannya mengambil pisang goring yang di sajikannya, tergoda ikut memakannya saat melihat Ningsih lahap memakannya.

”ya, iya, itulah sebabnya kamu harus hati-hati dan waspada bila dia datang lagi, dia sudah jatuh hati padamu, Sri!”kata Ningsih menasehati Sri Indah, bergaya seorang kakak pada adiknya.

“sok tahu kamu, Ning!mana mungkin dia mau sama aku, hanya anak seorang tukang nasi di pinggir jalan, rumahnya gubuk dan tidak punya pendidikan tinggi,”ucap Sri Indah, meragukan prediksi sahabatnya, dengan wajah yang bersungut sungut tapi tampak semakin terlihat cantic.

“yooo. Wis..kalo ga percaya sama intel professional, jangan nyesel yah, kalo itu berita benar terjadi!”ucap ningsih kembali dia yang bersungut sungut seakan menampakkan kekesalan karena tak di percaya ucapannya.

“iya, iya, saya percaya, begitu aja koq ngambek, terimakasih yah cantic, sahabatku Ningsih yang terbaik sedunia,”ucap sri Indah, merayu sahabatnya yang tengah merajuk.

Tiba-tiba terdengar gubraak…

Suara itu mengagetkan Sri Indah pada lamunannya, bayangan bersama sahabatnya beberapa haari lalu, seperti baru saja terjadi.

“ada apa ndok?”tanya Ibunya dari ruang tamu, mungkin ikut kaget mendengar suara gadu itu.

“ini loh, Bu jendela teriup angin, tiba-tiba menutup dan jatuhkan panci yang tergantung.”kata Sri Indah, sambil membereskan barang yang terjatuh terkena getaran jendela yang tertutup tiba-tiba. Sri Indah Lupa tidak menslotkan jendelanya, hingga mudah tertutup karena hentakan angin.

Dalam kebingungan yang melanda jiwanya, Sri seperti di ingatkan lewat hentakkan angina, untuk tidak terlena dalam lamuanannya, ia segera inisiatip mengambil wudhu menjalankan sholat dhuha memohon petunjuk atas apa yang kini telah ada dalam genggamannya sebuah kebimbangan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post