Siti Romlah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
tTagur ke 11  KEPUTUSAN DARI SEBUAH PENGORBANAN

tTagur ke 11 KEPUTUSAN DARI SEBUAH PENGORBANAN

Melihat Dika berjalan beriringan dengan Sri Indah, orang tua mereka saling pandang, diam tak mampu berucap sepatah katapun, hanya hati mereka yang saling berbicara, walau pada intinya ada terbersit rasa lega dalam dada mereka. Melihat roman muka Dika tidak lagi kuyu sebelum sri Indah datang. Ada maghnet dan jimat apa yang membuat dika begitu, tekuk lutut walau ia dalam terpuruk.

“Bu, kata mas Dika ia mau makan pagi dan minum wedang jahe, agar badannya segar, ya khan Mas?”tanya Sri Indah, sambil memegang bahu Dika. “saya temani sarapannya yah”, lanjut Sri Indah.

Dika mendengar Sri Indah, ia hanya senyum kecil, ia tahu itu hanya rekayasa sri Indah saja, agar ia mau makan, yang selama ini selera makannya sama sekali hilang, setelah bertemu sri Indah, ia kini merasakan rasa lapar, hingga apa yang di katakan oleh Sri indah, Dika tak menolaknya.

Pagi itu, Dika kembali merasakan ada kehidupannya, mereka para orang tua merasakan syukur tak terhingga, atas di bukakan pintu hidayah, dan kelapangan serta keikhlasan menhadapi takdir yang di tuliskan pada Sang Illahi.

Hari itu Dika minta ijin pada orang tuanya agar di ijinkan untuk bekerja ke luar kota, yang sudah lama ingin ia sampaikan pada orang tuanya, kuatir mereka kembali tak mengijinkan, Dika merasakan ini adalah kesempatan yang tepat serta alasan yang tepat pula, agar hatinya dan hidupnya dapat melupakan Sri Indah. Walau dengan berat hati demi kebahagiaan putra semata wayangnya, orangnya mengijinkan, asal setiap bulannya ia harus pulang untuk menemui orang tuanya.

Kesepakatan akhirnya dapat di terima antara keinginan Dika dan orang tuanya. Rencana Dika akan pergi ke luar kota dua hari sebelum hari pesta pernikahan Sri Indah. Karena Dika memang sudah batas akhir ia memberikan jawaban atas panggilan dari perusahaan yang menerima ia sebagai karyawan. Bagi Dika itu merupakan suatu kebetulan, karena secara jujur hatinya tak mampu melihat gadis yang ia cintai bersanding dan tersenyum bahagia dengan orang lain.

*****

“Pak Maaf, ganggu!” terdengar seru salah seorang dari balik punggungnya, Mukiyo terhentak dari lamunannya, segera ia membalikkan badanya, mencari sumber suara yang memanggilnya. Terlihat seorang anak buahnya sedikit gugup dan agak gemetar, kuatir kehadirannya sangat mengganggu Bossnya, dan ia akan kena dampratan. Karena merasa ini sangat mendesak ia nekat dan memberanikan diri.

“oh kamu, Jo, ada apa, kaya orang habis di kejar oarng sekampung”kata Mukiyo, sedikit kurang senang karena telah mengganngu ketenangan dan lamunan masa lalunya.

“Maaaf Pak, itu ada tamu katanya sudah janjian dengan Bapak untuk bertemu hari ini, beliau ada di kantor Pak”,kata Paijo, menjelaskan maksud kedatangannya.

Saat mendengar ada tamu yang telah di janjikan, Mukiyo baru teringat, segera ia menyuruh Paijo, menyampaikan untuk menunggu sebentar, ia akan menyusul.

Segera Paijo pamit, dan hendak menyampaikan amanah juga menyiapkan membuat minuman, dan merebus pisang untuk kudapan tamunya, sementara Mukiyo membereskan dan menyiapkan yang akan di bicarakan oleh tamunya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren bun, lanjut, kok 11 lagi?, salam semangat

11 Feb
Balas

Iya jatuh 3 kali

11 Feb



search

New Post