Hari Santri Bikin Aku Bangga
Hari Santri Bikin Aku Bangga
Oleh: Siti Ropiah
22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri. Sungguh hal itu membuat aku bangga. Tersebab aku merupakan salah seorang santriwati. Menurutku penetapan tersebut sangat layak dilakukan pemerintah. Tersebab peran pesantren (santri di dalamnya) yang luar biasa bagi tanah air tercinta ini. Terutama dalam dunia pendidikan.
Enam tahun aku ditempa di pesantren. Dimulai tahun 1982 sampai tahun 1988. Asy-Syafi'iyyah Jakarta (Jatiwaringin) merupakan pilihan yang diambil saat itu. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak terlalu jauh untuk menjengukku, tersebab kendaraan saat itu pun belum dimiliki orang tuaku. Selain itu, karena aku merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara, mungkin ibuku khawatir aku tak betah.
Kebiasaan yang ditempa di pesantren berpengaruh dalam kehidupan selanjutnya. Seperti aku mengambil kuliah di dua tempat berbeda, tersebab saat di pesantren aku sudah terbiasa sekolah pagi dan siang. Pagi aku sekolah di Madrasah Aliyah, sedangkan siangnya aku sekolah di SMA. Bahkan malam pun tetap masih belajar, yaitu mengaji kitab. Nyaris waktu bersantai tidak kudapati, kecuali hari Minggu.
Karenanya saat aku mengambil kuliah di dua kampus berbeda, aku tidak menemukan kesulitan berarti. Kebetulan dua kampus tersebut tidak jauh jaraknya. Pagi aku kuliah di UIN Jakarta pada fakultas Syari'ah jurusan Perdata Pidana Islam. Sedangkan sorenya aku kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta fakultas Hukum jurusan Hukum Perdata. Kuliah pagi dimulai pukul 08.00-13.00 WIB. Sedangkan sore dimulai pukul 15.30-21.00 WIB. Waktu yang cukup padat. Aku aktif mengikuti kegiatan organisasi kampus, yaitu PMII dan Muhammadiyah. Selain itu aktif pula di senat kampus dan organisasi kedaerahan, Ikatan Keluarga Bekasi (IKB).
Pesantren sangat berperan dalam menempa kehidupan santri dalam kehidupan. Belajar mandiri, disiplin, berbagi, mengatur waktu, sederhana, menghormati guru dan orang yang lebih tua, bertanggung jawab, menahan sifat ego dan banyak lagi sifat baik yang dilakukan oleh santri dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menciptakan santri menjadi manusia berakhlak karimah dan mampu menghadapi kehidupan hinggap ciptakan mental baja.
Sejatinya Santri Berperan dalam Menciptakan Manusia Bermental Baja
Salam Perindu Literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereen Bunda..selamat hari Santri
Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Kebiasan nyantri sejak kecil, berbuah menjadi manusia yang luar biasa seperti saat ini Bu Doktor, Barokallah
Amin ya Rabb. Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Barakallahu fiik..keren Bu Doktor sukses selalu
Salut bisa membagikan waktu dengan baik. Baarakallaahu fiik ibu Vivi
Terima kasih apresiasi dan kunjungannya. Barakallahu fiik
Keren ulasannya, Bun. Salam sukses selalu.
Selamat hari santri semoga anak-anak yang sedang belajar sukses semuanya mengapai masa depan yang gemilang
Masya Allah wakt yang padat dan sangat bermanfaat. Kini saatnya menikmati usaha jerih payahnya. Sukses selalu bunda Vivi hebat. Barokallahu fiik.
Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Bu doktor ternyata anak santri, baru tahu aku . Keren
Hehehe, begitu deh Pak. Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Keren selalu tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Bu DR
Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik
Kereen bun, sy thn 1982 blm lahir... hidup santri..
Wah, dokter masih muda yah. Terima kasih atas kunjungannya dan barakallahu fiik