Siti Royyania Fitria Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Misteri kucing berbulu hitam
Si kucing hitam

Misteri kucing berbulu hitam

Malam itu aku sedikit kelelahan. Setelah solat magrib aku rebahkan tubuhku di atas sajadah yang masih menghampar. Setengah sujud akupun terlelap. Di rumah yang sempit lagi usang aku menyandarkan kelelahan ku. Aku hanya sendiri kali ini. Kedua orang tua ku pergi melayat ke rumah tetangga yang baru saja meninggal sore tadi. Saat badai menghujani desa. Aku merasa parno berada sendirian di rumah. Seharusnya aku memanggil teman ku. Pikir ku dalam hati. Kulihat jendela, masih gerimis. Aku hanya berjalan mondar mandir di dalam kamar. Aku harap ibu dan ayah segera pulang. Tiba-tiba aku mendengar suara pintu yang terseret perlahan. Pintu itu sedikit terbuka. Ah..ayah pasti lupa menutup pintu saat keluar tadi. Pikirku sembari beranjak keluar ingin mengunci pintu. Saat aku memegang pintu ada seekor kucing berbulu hitam bergerak mendekatiku. Tampak matanya bercahaya kuning tajam, seakan memanggil manggil namaku. Tubuhnya kecil mungil dan basah terkena gerimis. Semua bulunya hitam pekat. "Lucu sekali kucing hitam itu" kata ku sambil menundukkan badan seraya menyambut badan kucing hitam yang kemudian meringkuk diantara kedua tanganku. Dia pasti kedinginan. Aku teringat kucing hitamku yang sudah mati setahun lalu. Aku membawanya masuk dan meletakkannya di sofa. Kucing itu kegirangan. Ia mengatur posisi tidur disofa itu. Aku pergi ke dapur mengambil sepotong kain untuk mengeringkan bulu hitamnya yang basah. Namun begitu aku kembali kesofa, kucing itu sudah menghilang. Ku cari ke kamar. Tak ada. Ku panggil panggil kucing itu agar datang kembali. "Pus.. pus... dimana kamu" kataku sambil mencari kesana kemari. Kemana kucing itu pergi. Seingatku aku langsung mengunci pintu saat aku bawa kucing itu masuk ke rumah. Aku mulai takut. Tapi akhirnya aku beranikan diri membuka pintu lagi. Aku buka perlahan. Kulihat hati-hati. Dan ternyata benar.. terlihat ada kucing hitam berlari kearah ku. Aku kembali memungutnya. "Aneh." Kataku sambil berpikir. Aku meletakkan kucing itu lagi le sofa. Laah.. itu si kucing hitam yang tadi tengah tertidur di sofa. Aku terkejut. Kenapa banyak sekali anak kucing berkeliaran. Warna hitam semua. Aw... aku merasa ada yang menggigit tanganku. Kucing itu menggigit. Tangan ku berdarah. Sontak ku lempar kucing hitam yang kedua itu ke bawah sofa. Namun kucing itu justru terlihat marah dan kembali menyerangku. Aku berlari manghindar. Dan berhasil kabur kemudian bersembunyi dibalik lemari. Aku semakin ketakutan. Makhluk apa sebenarnya yang berbulu hitam tadi. Apa mungkin sebenarnya macan akar. Aku teringat kucing yang tertidur disofa. Aku kembali ingin menyelamatkannya. Perlahan aku berjalan keluar dari persembunyianku. Alangkah terkejutnya aku. Ya Allah... anak kucing itu mati di terkam macan akar itu. Aku berteriak sejadi jadinya.. "kucing ku!!". Dan kemudian aku terperanjat bangun dari tidur ku. Ah... hanya mimpi, ternyata aku masih ditempat aku tertidur di atas sajadah ku. Aku menarik napas lega. "Ternyata hanya mimpi". Gumamku. tiba-tiba lampu mati. Aku berlari ketakutan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post