Kilas Balik SMA
#TantanganGurusiana (Hari ke 41)
Masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan. Banyaknya kenangan di kala itu. Sehingga muncul lagu “Kisah Kasih di Sekolah” oleh Obbie Mesakh. Juga ada lagu “Bis sekolah” yang menceritakan tentang kisah waktu di SMA. Masa SMA adalah masa beranjak dewasa. Masa peralihan dari dianggap anak menuju ke dewasa. Berumur 17 tahun ada di masa SMA itu.
Pasti ada yang tidak mengalami SMA tapi SMU (Sekolah Menengah Umum). Bisa dilihat dari ijasahnya, SMA atau SMU. SMA dan SMU merupakan dua istilah yang sama. Yang berbeda pada huruf A dan U, atas dan umum. SMA mengalami penggantian nama beberapa kali. Berikut penulis sajikan riwayat kata SMA yang dilansir dari direktorat pembinaan SMA yang berjudul “SMA dari Masa ke Masa”
1. KW III School
Pada tanggal 15 September 1860, didirikan Gymnasium Koning Willem III School te Batavia (KW III School), pendidikan menengah umum pertama di Batavia. Lokasi di Jl. Salemba (Gedung Perpustakaan Nasional).
2. HBS
Pada tahun 1867, KW III diubah menjadi Hogere Burgerschool (HBS) pertama di Jakarta. Kemudian menyusul HBS di Surabaya, Semarang, Bandung, Malang, Medan, Yogyakarta serta Makassar.
3. AMS afdeeling
Pada tanggal 5 Juli 1919, dibukalah AMS (Algemeene Middelbare School) afdeeling B (jurusan wis -en natuurkunde atau Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang pertama di Yogyakarta. Berikutnya bermunculan AMS di Bandung, Surakarta, Malang, Medan, Semarang, Surabaya, Makasar.
4. SMT
Pada tahun 1942, nama sekolah menengah disebut Sekolah Menengah Tinggi (SMT).
5. SMOA
Pada tanggal 13 Maret 1946, SMT berubah nama menjadi Sekolah Menengah Oemoem Atas (SMOA).
6. SMA
Pada tahun 1950, nama SMOA berubah lagi menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jurusan: SMA A (Bahasa), SMA B (Ilmu Pasti dan Ilmu Alam), SMA C (Ilmu Sosial). Pada kurikulum SMA tahun 1961, penjurusan dilaksanakan di kelas II. Jurusan A,B, dan C yang sudah digunakan mulai tahun 1950 diganti dengan jurusan Budaya, Sosial, Ilmu Pasti, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
7. SLTA
Pada tahun 1963, nama SMA berubah menjadi Sekolah lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
8. SMA
Pada tahun 1968, nama SLTA berubah kembali ke SMA lagi. Pada Kurikulum SMA 1968, jurusan di SMA ada 2 (kelompok), yaitu jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Pas-Pal) dan jurusan Sastra -Sosial-Budaya. Pada Kurikulum 1975, jenjang pendidikan SMA menyedikan tiga jurusan, yaitu: jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan jurusan Bahasa. Pada Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A1: Fisika. A2: Biologi. A3: Ekonomi. A4: Bahasa dan Budaya
9. SMU
Pada tahun 1994, nama SMA berubah menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum) dengan sistem penjurusan program Bahasa, IPA dan IPS dilakukan di kelas II akhir. Pada tahun 2003, disahkan UU Sistem Pendidikan Nasional yang membawa konsekuensi pengelolaan pendidikan dasar dan menengah oleh kabupaten/kota.
10. SMA
Pada tahun 2004, nama SMU yang sudah digunakan 10 tahun berganti menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas) berkaitan dengan pemberlakuan KBK dengan sistem penjurusan dilakukan di kelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial dan Bahasa. Pada tahun 2006, diberlakukan Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan tetap mengacu pada basis kompetensi (basis hasil). Pada tahun 2013, dIberlakukan Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 sebagai kurikulum dengan basis kompetensi yang diperluas menjadi basis praksis kontekstual. Pada tahun 2013 ini, diberikan penguatan program perluasan akses dan peningkatan mutu melalui Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) dan mulai dirintis pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi SMA. Pada tahun 2017, pengelolaan SMA berpindah ke provinsi sebagai konsekuensi UU No. 23 Tentang Pemerintah Daerah.
Sebagai sebuah satuan pendidikan menengah di Indonesia, Sekolah Menengah Atas (SMA) telah mengalami perjalanan yang panjang dan berliku. Berubah nama setiap waktu. Mengapa? Pasti ada alasan tertentu. Perjalanan SMA tidak lepas dari posisi SMA dalam Sistem Pendidikan Nasional dari masa ke masa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar