#TantanganGurusiana (Hari ke 20)

Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangangan fisik serta psikologis siswa.

Berdasarkan uraian di atas, menjadi guru akan berbeda menjadi tutor di bimbingan belajar. Menjadi guru harus memperhatikan banyak aspek. Namun untuk tutor di bimbingan belajar hanya memperhatikan aspek pengetahuan sehingga tercapai hasil yang maksimal untuk tujuan tertentu. Mengajar di sekolah tidak hanya memberikan contoh soal-soal. Namun harus memperhatikan aspek-aspek yang disebutkan di atas. Mengajar di sekolah tidak langsung memberikan rumus. Namun guru harus menyimpan rumus itu terlebih dahulu. Siswa yang akan bekerja sehingga mendapatkan rumus tersebut. Proses ini akan muncul sikap tertantang, kritis, kreatif, dan inspiratif. Dalam proses tersebut, untuk membuat siswa tertarik sehingga tidak bosan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.

Dengan melihat aspek-aspek yang diharapkan muncul dalam proses pembelajaran maka guru menggunakan berbagai metode dalam mengajar. Guru tidak akan langsung memberikan jawaban dari suatu permasalahan. Namun guru akan menuntun dari pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa akan menjawab sendiri solusi dari permasalahan tersebut. Dalam proses itu akan muncul berbagai sikap yang diharapkan dalam kurikulum.

Mengajar dimulai dengan permasalahan sehingga siswa menemukan konsep. Siswa diajak ke permasalahan kehidupan sehari-hari sehingga konsep akan tertanam dalam diri siswa. Jika konsep sudah tertanam diharapkan muncul ide kritis dan kreatif. Konsep akan digunakan untuk menjawab semua permasalahan yang berhubungan dengan konsep tersebut. Sehingga jika konsep tertanam dengan matang, apapun permasalahannya akan terjawab. Sesulit soal yang ditemui akan bisa menjawab dengan konsep tersebut.

Guru dalam mengajar tidak bisa lepas dari cara menyampaikan konsep. Konsep sebaiknya tidak langsung ditunjukkan. Namun konsep akan dimengerti oleh siswa dengan melalui proses. Dalam proses itu muncul sikap-sikap yang sesuai tujuan pembelajaran. Berbeda dengan konsep langsung ditunjukkan. Sikap-sikap yang diharapkan tidak akan muncul. Siswa hanya tahu soal A jawabannya B, soal C jawabannya D dan seterusnya. Namun jika siswa menguasai konsep dengan proses yang bermakna, apapun soalnya siswa dapat membawa konsep tersebut.

Mengajar di sekolah berbeda dengan di bimbingan belajar. Di bimbingan belajar, guru atau tutor akan langsung mengingatkan rumus dan langsung dipakai pada soal. Memang tujuan pembelajaran di sekolah dan di bimbingan belajar berbeda. Semua proses berjalan sesuai tujuannya masing-masing. Semua tidak bisa disamakan.