Tes Diagnostik dalam Pembelajaran
#TantanganGurusiana (Hari ke 44)
Seorang guru mempunyai 3 tugas pokok, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan menilai. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai tugas merencanakan. Kemudian RPP tersebut dilaksanakan dengan luring atau daring. Setelah RPP dilaksanakan dengan 1 kompetensi dasar (KD) maka tugas guru berikutnya adalah menilai.
Menilai bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapatkan materi pada proses pembelajaran. Artinya menilai bisa dikatakan sebagai umpan balik dalam pembelajaran. Jenis penilaian banyak sekali. Ada penilaian sumatif, formatif, placement tes, diagnostic tes. Keempat penilaian itu berdasarkan waktu kapan diberikan ke siswa. Penilaian sumatif diberikan setelah pembelajaran terlaksana beberapa kompetensi dasar. Yang termasuk penilaian sumatif adalah ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian formatif diberikan pada saat terjadi proses pembelajaran. Yang termasuk penilaian formatif misalnya kuis baik secara lisan maupun tertulis, post tes, dan ulangan harian. Placement tes diberikan sebelum pembelajaran. Yang termasuk placement tes misalnya pre tes. Sedangkan tes diagnostik juga dilaksanakan pada saat proses pembelajaran.
Seorang dokter mengatakan pasien A menderita sakit X berdasarkan diagnosisnya. Berikutnya dokter akan memberikan obat sesuai penyakit yang diderita pasien. Diagnosis itu didapatkan dari data-data yang diperoleh, misalnya data keterangan dari pasien dan keterangan dari pengukuran. Setelah beberapa hari, pasien A periksa lagi karena sakitnya belum sembuh juga. Dokter itu mengatakan pasien A menderita sakit Y. Ternyata penyakit yang diderita pasien A berubah dari X ke Y. Berikutnya dokter akan memberikan obat sesuai penyakit yang diderita pasien, Penyakit Y dikemukakan dokter berdasarkan data-data yang berubah. Peristiwa di atas sama halnya jika kita mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah diadakan ulangan harian ternyata banyak siswa yang tidak tuntas. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa maka diadakan tes diagnostik. Tes ini dititikberatkan pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu juga dititikberatkan pada fisik, psikologis, dan lingkungan. Mengapa memuat banyak aspek? Karena tes diagnostik itu sebagai penentu obat yang diberikan pada siswa. Obat manjur yang tepat berdasarkan banyak aspek. Jika dengan obat yang sudah ditentukan ternyata masih seperti semula maka diadakan tes diagnostik lagi. Mungkin ada aspek lain yang terlewati dalam soal tersebut. Obat dalam hal ini berarti berupa tindak lanjut dengan perlakuan yang tepat. Tindak lanjut tersebut misalnya berupa remedial teaching atau remedial tes. Apakah cukup dengan remedial tes, harus berdasarkan fakta hasil tes diagnostik tersebut.
Dari penggambaran di atas, dapat dikatakan bahwa kita perlu untuk mencari obat yang manjur untuk siswa kita. Guru harus berpikir ulang jika terjadi hasil belajar siswa tidak mencapai sesuai ekspektasi. Guru harus menelisik penyebab kejadian tersebut. Menelisik berdasarkan banyak aspek, seperti sikap, pengetahuan, keterampilan, fisik, lingkungan, dan psikologis. Proses menelisik tersebut dengan memberikan tes diagnostik. Tes diagnostik pasti memerlukan waktu dan tenaga. Untuk itu tes diagnostik perlu dipelajari lebih mendalam. Tes diagnostic bukan sekedar tes untuk mengetahui kemempuan pengetahuan, namun banyak hal, meliputi 6 aspek. Jika tidak dipersiapkan terlebih dahulu pasti hal ini tidak dapat kita lakukan.
Berdasarkan tujuan tes diagnostik seperti di atas, maka jenis soal pasti bersifat kualitatif. Soal bisa berupa sejumlah pertanyaan dan permintaan sehingga dapat mengukur 6 aspek tersebut. Dengan jenis kualitatif itu akan diperoleh kesimpulan dari permasalahan. Jika soal berbentuk pilihan ganda maka harus diikuti dengan alasan masing-masing pilihan. Dengan demikian akan didapat informasi, siswa mengalami miskonsepsi atau tidak. Bila perlu dilengkapi dengan wawancara.
Agar tes diagnostik ini berhasil sesuai tujuan maka tes diagnostik harus dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa. Tes tersebut dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber kesulitan atau kesalahan siswa. Selain itu tes diagnostik disertai dengan rancangan tindak lanjut. Pelaksanaan tes diagnostik tidak harus di kelas, bisa di rumah atau di lingkungan sekitar tergantung pokok permasalahan. Bisa juga tes diagnostik sudah diberikan di awal sebelum materi diberikan. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui prasyarat dari materi yang akan disampaikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar