Siti Suharni Simamora

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kelelawar Putih Honduras (Ectophylla alba)

Kelelawar Putih Honduras (Ectophylla alba)

Kelelawar yang kita kenal biasanya berwarna hitam, akan tetapi hewan yang satu ini berwarna putih yang disebut kelelawar pembuat tenda putih Karibia atau kelelawar putih Honduras yang bernama latin Ectophylla alba. Kelelawar ini masih dalam keluarga Phyllostomatidae. Spesies ini satu-satunya anggota dari genus Ectophylla. Genus dan spesies tersebut secara ilmiah dideskripsikan pertama kalinya pada 1892.

Kelelawar Honduras merupakan hewan yang memiliki penampilan bak boneka yang bertubuh mungil, memiliki rata-rata panjang tubuh 3,7-4,7 cm. Memiliki mantel putih yang halus, sedangkan telinga, wajah, hidung,bagian kaki, serta sayapnya berwarna oranye cerah. Selain itu, keunikan kelelawar ini terdapat pula selaput hitam tipis yang menutupi tengkorak mereka dan berfungsi untuk memberi perlindungan dari radiasi ultraviolet.

Melansir Rinforest Alliance, kelelawar putih Honduras hanya ditemukan di hutan hujan dataran rendah di Honduras Timur, Nikaragua Utara, Kostarika Timur, dan Panama Barat. Hewan ini mampu mendirikan tenda untuk tempat berlindung dengan memotong heliconia. Tumbuhan endemik Amerika Tengah itu membantu kelelawar putih Honduras terlindung dari hujan, terik matahari dan pemangsa. Selain itu, batang tanaman heliconia tidak terlalu kuat, sehingga rentan sekali bergetar yang memungkinkan kelelawar untuk segera pergi ketika predator akan menyerang.

Predator adalah musuh utama kelelawar putih adalah ular, opossum, dan monyet tupai. Sedangkan untuk makanannya hanya mengonsumsi buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan, terutama buah ara. Ketika malam hari tetap mencari jenis buah lainnya.

Hewan ini memiliki umur hampir sama dengan rentang yang dimiliki oleh Genus Desmodus, yaitu 18 tahun di alam liar dan 19,5 tahun di penakaran. Status konservasi hewan mungil ini terdaftar sebagai hewan hampir punah karena penurunan habitat yang signifikan. Kehilangan ini disebabkan oleh populasi manusia yang tumbuh pesat dan penebangan hutan untuk memberi jalan bagi urbnisasi. Selain itu kemampuan bertahan hidup yang selalu mengandalkan daun heliconia juga membuat mereka rentan pada kepunahan.

15 Mei 2021

#Tagur, 365-392 Hari

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post