Siti Suhelni

Kelahiran Medan generasi tahun 80'an merupakan sulung dari tiga bersaudara. Menjadi guru merupakan cita-cita sejak SMP. Dan Alhamdulillah dengan segala pu...

Selengkapnya
Navigasi Web

13. Mau Ke manakah Setelah Tamat SMA?

Lanjutan Memoar

1. Mau Ke manakah Setelah Tamat SMA?

Sebuah pertanyaan yang selalu membayang di alam pikiran ku, Mau ke manakah setelah tamat SMA? Lalu ibu ku mempunyai ide dan mengatakan bahwa eni pergilah ke Simpang Empat tempat Mak Wo, mana tahu kamu bisa membantu Mak Wo berdagang kain di tokonya. Sesampainya di sana aku mengutarakan maksud ku untuk belajar berdagang. Namun jawaban Mak Wo sungguh jauh dari harapan ku Mak Wo berkata bahwa perekonomian saat ini sedang merosot setelah kejadian reformasi dia tidak bisa menggaji orang katanya. Sungguh penolakan yang sangat halus tapi cukup menyentuh kalbu ku.

Kemudian ia bercerita kalau mau eni pergi mengasuh anak etek Lina ke Perawang dia baru siap melahirkan biar Mak Wo antarkan ke sana esok. Etek Lina adalah adik ipar Mak Wo, Ya Tuhan jatuh ke dalam rasanya air mata ini. Tamat SMA ditawarkan menjadi Pembantu begitu rendahnya harga diri orang yang tak berpunya ini. Baiklah Mak Wo akan eni pikirkan dan bincangkan dengan ibu tawaran Mak wo tadi lalu aku pulang tanpa diberi sangu untuk pulang dia hanya berkata ada ongkos mu tentu saja aku jawab ada, memang sudah ku persiapkan ongkos untuk pulang dan pergi.

Setibanya di rumah hari sudah beranjak sore, Sang Raja siang akan menuju ke bilik malam. Setelah makan malam bersama aku menceritakan hasil perbincangan ku dengan Mak Wo tadi siang. Lalu Ibu terdiam cukup lama dan kemudian berkata ikuti saja lah tawaran Mak Wo jangan lupa membawa ijazah mana tahu ada nasib baik di perantauan ibu dengar di sana banyak perusahaan suatu saat bisa bekerja di PT setelah anak etek Lina besar demikian kata ibu.

Malam itu mata ku sulit untuk dipejamkan sungguh pilihan yang rumit. Kalau di kampung mau bekerja apa? Mau ikut bekerja di perkebunan sawit rasanya tidak sanggup harus berpanas ria dengan berpegangkan arit dan parang babat tidak kuat rasanya dengan badan yang kecil ini. Mau mengikuti tawaran Mak Wo entahlah….Akhirnya aku tertidur juga dan bangun di saat adzan subuh berkumandang dari musalla. Bergegas bangun dan mengambil wudhu untuk salat subuh lalu berdoa dan mengadukan semua peliknya hidup ini ke hadirat Mu Sang Maha Pengasih. Setelah salat jiwa ini merasa tenang dan memantapkan pilihan untuk mengikuti tawaran Mak Wo untuk pergi merantau ke Perawang.

Seminggu kemudian aku bersama Mak Wo berangkat ke Perawang dengan menaiki Bus ANS lebih kurang perjalanan delapan jam antara Padang Perawang kami berangkat malam dan tiba keesokkan paginya. Setibanya di sana aku disambut dengan hangat oleh etek Lina dan keluarganya. Etek Lina adalah seorang Bidan yang bekerja sebagai PNS di sebuah rumah sakit sedangkan suaminya bekerja sebagai staf di PT Indah Kiat. Dia mempunyai dua orang anak yang besar berumur tiga tahun sedangkan yang kecil baru berumur tiga bulan.

Setelah seminggu aku dibimbing dan diarahkan untuk melakukan tugas dan pekerjaan rumah tangga. Maka minggu depan etek Lina akan kembali berdinas setelah cuti selama tiga bulan. Aku bangun sebelum adzan subuh berkumandang sekitar setengah lima setelah itu merendam kain dengan sabun di dalam ember besar tak lama adzan subuh bergema lalu aku salat setelah salat aku lanjutkan menyikat kain yang sudah ku rendam tadi. Lebih kurang satu jam kegiatan mencuci selesai ku kerjakan. Kemudian menolong etek Lina memasak sarapan untuk kami tak berapa lama anaknya yang kecil bangun lalu dimandikan. Setelah itu etek bersama suami sarapan dan bersiap berangkat ke tempat kerja masing-masing.

Kami tinggal di rumah berempat aku, nenek (ibu dari etek Lina), Agung dan Fadil (anak-anak etek Lina). Setelah pekerjaan rumah tangga selesai aku mengasuh, menggendong si kecil dan meninabobokannya sampai etek pulang di siang hari. Itulah rutinitas yang ku kerjakan setiap hari. Tanpa terasa sudah sebulan aku di Perawang.

Kabar baik datang dari kampung melalui telepon Ibu menyuruh ku pulang karena aku dapat panggilan bea siswa dari Program Pendidikan Keahlian Terpadu Satu Tahun dan kebetulan pula Bapak pulang ke kampung halamannya di Medan untuk menghadiri pembagian harta warisan dari Mbah. Lalu dengan inisiatif dari Pak Lek agar menyuruhku melanjutkan sekolah berupa kursus atau apa lah. Lalu Bapak bercerita bahwa seminggu yang lalu ada surat bea siswa datang ke rumah. Maka dengan dukungan adik bapak, Ibu menyuruh ku pulang untuk dapat melanjutkan sekolah.

Akhirnya aku meminta izin kepada etek Lina untuk balik kampung sebenarnya etek Lina sangat berat hati melepaskan ku. Dengan mendapatkan bayaran sebulan waktu itu aku diberi upah tiga ratus lima puluh ribu rupiah cukup besar nominal untuk saat itu. Tidak hanya upah aku juga dibelikan dua pasang baju baru dan dibayarkan ongkos pulang kampung. Selama dalam perjalanan hati ku riang tak terkira akhirnya langkah awal ku dalam perjuangan menggapai cita mulai dinampakkan oleh Allah.

Dengan diantar oleh Pak Lek ke Bukittinggi aku melanjutkan kursus di INGG Bukittinggi. PKT 1 Tahun ini menawarkan program keterampilan berbahasa Jepang dan Mengoperasi Komputer untuk administrasi perkantoran. Di sini aku bertemu dengan teman-teman dari kota lain ada yang dari Payakumbuh, Solok, Pasaman dan di sekitar Bukittinggi. Aku mempunyai sahabat karib bernama Ides yang berasal dari Harau kami mempunyai kesamaan latar belakang yaitu berjuang di tengah keterbatasan ekonomi. Sahabat ku kini telah menjadi enterpreunship di Batam.

Setahun lebih lamanya kami menimba ilmu di INGG Bukittinggi di bulan Oktober kami mengadakan pelantikan sebagai syarat kami sudah menamatkan PKT 1 Tahun. Direktur berharap dalam sambutannya agar para tamatan dapat mengembangkan dirinya di tengah masyarakat misalnya, dapat bekerja di perusahaan sebagai tenaga administrasi. Banyak di antara teman ku yang berkeinginan bekerja pada perusahaan Jepang di Batam. Sedangkan aku berencana akan pergi ke Medan tempat Pak Lek karena di sana juga ada perusahaan Jepang.

Setelah prosesi wisuda kami berenam dari lembaga akan mengikuti ujian kemampuan berbahasa Jepang di Universitas Sumatra Utara. Kami berangkat dari Bukittinggi dengan menumpangi Bus PMTOH. Keesokkannya kami ujian sungguh kemampuan berbahasa Jepang kami masih berada di level paling bawah. Setelah ujian selesai teman-teman ku balik ke Bukittinggi sedangkan diriku dijemput oleh Pak Lek untuk tinggal di rumahnya. Memang nasib baik ku tidak ada di Medan sesampainya di rumah Pak Lek aku menderita demam selama dua minggu. Akhirnya Bapak datang dari Pasaman untuk membawa ku balik kampung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik, Bun. Suka duka perjalanan yang sangat inspiratif. Salam literasi.

10 Oct
Balas

Ceritanya menarik sekali, jadi ingat daerah sumatera. Kangen sama keindahan alamnya

06 Mar
Balas

Sudah pernah ke Sumatra, ya bun.. Di mana, bun?

25 Jun

Bersambung ternyata bund hehehe

06 Mar
Balas

Iya, bun kisah memoar yg bersambung..

25 Jun

Wah...to be continued ya...

16 Jun
Balas

Iya, bunda..

25 Jun

Aamiin ya rabbal alamiin, bunda.

25 Jun
Balas

Ditunggu lanjutannya ya mbak....

06 Mar
Balas

Siap, Mbak...

25 Jun

Kereen bun ..Sukses selalu

11 Oct
Balas

Cerita hidup memang tidak pernah habis. Kesabaran dan ketawakalan pada Allah kunci ketenangan. Dengan jiwa tenang Allah lancarkan cita-cita kita

16 Jun
Balas

Aamiin ya rabbal alamiin, bunda.

25 Jun

waow .. kisahnya menginspirasi.. manttul bun..salam

10 Oct
Balas

Hebat bu..inspiratif. Salam literasi. Sukses selalu

10 Oct
Balas

Kisah yang inspiratif..keren bun..lanjut..salam kenal..salam literasi. Ijin follow ya bun

11 Oct
Balas



search

New Post