SITI SULAENI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

IBUKU PENGHEBATKU

Perjalanan hidup anak manusia akan selalu menorehkan sebuah kenangan yang tak kan pernah terlupakan sepanjang hidupnya, bahkan sampai nyawa berpisah dari jasadnya, kenangan sejarah itu tidak pernah terlupa, apalagi kenangan indah bersama orang-orang yang mengukir jiwa raga kita, yaitu ayah dan ibu kita, karena ayahlah kita menjadi pribadi yang kuat, bersahaja, penuh semangat dan tak kenal menyerah, dan dari Ibu lah kita belajar tentang kelembutan, kesetiaan, kesabaran, keuletan, kemampuan berbagi dan masih banyak lagi life skill yang beliau ajarkan untuk kita.

Ibu adalah wanita luar biasa yang memberi kita motivasi, menguatkan, memberi kita inspirasi, menyemangati, dan selalu mendoakan hal terbaik buat kita, aku sangat bangga dengan Ibu, meskipun Ibu hanya lulusan Sekolah Dasar yang berjuang keras untuk membesarkan ke sembilan putra/putrinya, di tengah segala keterbatasan, karena selain kami ini keluarga besar, kami juga hidup di daerah yang menuntut kami untuk berdamai dengan keadaan, karena ayahku yang karyawan di Perusahaan Perkebunan dan waktu itu mendapatkan tugas di daerah lokalisasi, meskipun tidak harus men judge mereka dengan penilaian yang tidak baik, namun ke hati-hatian orangtua menjadikan kami dididik dengan sangat keras.

Sejak 17 tahun yang lalu ibu terkena stroke yang memaksa ibu untuk tetap mendampingi kami, juga berjuang melawan penyakitnya dan meskipun Ibu dalam keadaan stroke, ibu sangat keras berusaha untuk sembuh, demi anak-anak, Ibu juga lebih tekun melaksanakan kewajiban baik itu sholat, atau berpuasa baik puasa sunah maupun puasa Romadhon, bahkan masih teringat ketika Romadhon tahun kemarin, Ibu tiba-tiba terjatuh saat makan sahur, dan tidak sadarkan diri, yang memaksaku membawa Ibu ke UGD, dan harus di opname karena kekurangan oksigen, semangat untuk sehat memang sangat luar biasa, bahkan selama tujuhbelas tahun sakit, beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang penyakit yang di deritanya.

Dalam keadaan sakit, Ibu tetap selalu menunjukkan rasa sayang dan perhatiannya kepada kami, dan hampir setiap waktu Ibu selalu mengabarkan anak-anaknya lewat telepon, karena kebetulan kami ber sembilan tinggal agak jauh dengan Ibu, dan hanya si ragil yang setia menunggui Ibu di rumah, Ibu begitu telaten menanyakan khabar kami kepada putranya yang datang menjenguk ke rumah.

Belum juga kesehatan Ibu membaik, tiga tahun kemudian ayah dipanggil oleh Sang Khaliq, Ibu begitu sangat terpukul, namun tetap menunjukkan sikap sabarnya dalam menerima taqdir Allah, dan sejak saat itulah aku sebagai anak ke dua dari sembilan bersaudara, yang akhirnya mebantu Ibu untuk memanage segalanya. Peran Ibu yang kemudian menggantikan peran ayah, untuk menjadikan kami anak-anak yang kuat dan luar biasa yang sanggup menghadapi hidup ini dengan penuh kesabaran dan keuletan, serta tidak mudah menyerah. Ibu selalu mendoakan kami dengan rinci, di sepertiga malam terakhir, Ibu selalu bangun untuk sholat tahajud, meskipun untuk berjalan menuju kamar mandi saja, Ibu harus dibantu tongkat dan berjalan tertatih-tatih, dan hebatnya lagi Ibu selalu berdiri di depan pintu kamar semua anak-anaknya, membayangkan wajah kami seolah kami masih berada bersama Ibu di rumah itu, kemudian Ibu mendoakan kebaikan kami satu persatu, dengan menyebut nama masing-masing.

Keajaiban doa Ibu sangat aku rasakan, aku yang guru sekaligus motivator di beberapa sekolah dan perusahaan selalu meminta restu Ibu di setiap kegiatanku, dan ternyata apapun yang kita berikan untuk Ibu pasti Allah gantikan dengan kontan dan dalam bentuk yang lebih baik, doa ibu yang selalu menyetai kita dimanapun dan kapanpun berada. Doa Ibu dapat menembus langit, dan kekuatannya sangat luar biasa karena Ridho Allah tergantung Ridho orang tua, terutama Ibu, dan berbakti pada orang tua adalah ladang pahala bagi anak-anaknya, ketika kita ingin sukses maka muliakan Ibu, doakan Ibu kita maka ridho Allah akan menutun kita menuju kesuksesan. Bersyukur syurgaku masih aku dapat i sampai hari ini di usia Ibu ke 78 semoga Ibu panjang umur, dan bertambah sabar…Aamiin.

Siti Sulaeni, lahir di Bandungan, 27 Juni 1970, Kepala TK Ar-Rohman. Yang aktif sebagai motivator dan mengisi parenting di beberapa sekolah dan perusahaan, sebagai Staf Redaksi Majalah Mahardika kab. Semarang , anggota komunitas GBM, dan Jateng Majeng, alamat yang bisa di hubungi, email : [email protected], WA : 08174164824,FB : Siti Sulaeni

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post