Siti Urifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Catatan guru kelas 6

#3

Guru adalah teladan bagi siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berusaha menjadikan siswa berprestasi. Saya memandang prestasi tidak hanya angka namun lebih dari itu. Sikap dan nilai kehidupan di dunia dan akhirat. Kesuksesan tidak harus instan tapi perlu proses. Mungkin saat ini mereka tidak menuai prestasi tapi suatu saat ia menjafi yang terbaik di lembaganya.

Pada saat masuk pertama kuperhatikan calon kelas 6. Saya mencari informasi lengkap tentang kualitas siswa melalui guru kelas 5. Kemampuannya di bawah lulusan tahun kemarin dalam hal afektif dan psikomotornya. Terkenal dari kelas 1 sikap yang kurang baik dan kemampuan menyerap pelajaran yang lambat.

Pada tahun ke-6 menjadi guru kelas 6 yang ketiga. Mencari solusi dari permasalahan yang kuhadapi. Saya Membuat program maping, meningkatkan kerja sama dengan walimurid dan memberikan pelajaran tambahan di luar jam pelajaran. Kubaca buku-buku penunjang dan sharing dengan teman- teman yang lain baik di dalam sekolah maupun antar sekolah.

Pada semester 1 pertengahan sudah mengadakan pemberian tambahan materi dg target merevieu materi kelas 4 dan 5. Selanjutnya percobaan soal- soal ujian tahun kemarin dengan pembahasan per kisi-kisi. Tidak hanya guru kelas yng memberi les tambahan namun atasan juga walau hanya semester 1 saja.Hal ini berlanjut semester 2 dengan sudah dimulainya try out gugus, try out kecamatan dan try out kabupaten.

Setiap pembagian hasil try out hasilnya mengecewakan bagi lembaga. Tapi menurut saya ada tingkat kemajuan dibanding dengan kemampuan awal anak-anak. Lagi-lagi ada penekanan dari atasan agar ditingkatkan lagi. Bagi saya usaha terus dilakukan selama masih ada waktu. Segala usaha dan kemampuan telah diberikan. Namun hasilnya kurang memuaskan baginya.

Dari sinilah terjadi kekecewaan atasan yang merasa ingin menjadi juara. "Gimana kelas 6 tak pernah dapat juara, saya dulu kalau menjadi wali kelas 6 pasti mendapat peringkat 10 besar" ucapnya. Dengan spontanitas dan rasa kecewa langsung saya sampaikan, " emang guru kelas 6 guoblok pak, makanya ga pernah dapat juara!" Dia terdiam dengan ucapan saya. Dan saya menyampaikan untuk tidak lagi menjadi guru kelas 6.

Suasana tidak nyamanpun terjadi, ia tidak menyampaikan kepada saya. Lebih senang membicarakan dibelakang dengan menjelek-jelekan. Hal ini yang paling tidak suka bukannya mencari solusi dan melakukan peningkatan kualitas guru akan tetapi menjadi bahan pembicaraan.Kadang tersirat dalam fikiran saya memang tidak layak untuk memegang amanah ini.

Terdengar dari guru lain kalau sudah tidak menginginkanku lagi menjadi guru. Bukan sedih yang kurasakan namun ada terbersit syukur. Dengan perasaan lega kuucapkan alhamdulilah dan saya sampaikan akan ada syukuran kecil-kecilan kalau memang ada pergantian guru kelas 6.

Namun, ternyata tahun ke 7 masih menjadi guru kelas 6....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sama dengan yang saya rasakan,beban berat slalu datang dipenghujung akhir tahun.Dapatkah kita memberi output yang memuaskan?.Kita selalu berusaha.......

01 Apr
Balas



search

New Post