Kuawali peerjalanan karir sebagai guru di sebuah yayasan. bagiku ini awal yang baik untuk menjadikan pengalaman mengajar. Yayasan pendidikan itu menjadi favorit bagi masyarakat setempat. Tugas menjadi guru bukanlah masalah karena memang cita-citaku. Tugas mengajar mulai dari kelas 1-6 sudah kulalui.Guru kelas VI harus dijalani. sekalilagi tidak ada masalah adanya kekompakan orang tua dan guru tidak menjadikan beban bagiku. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena karirku di sini harus aku lupakan.

Pengabdian kepada orang tua harus diutamakan. keputusanku untuk mengakhiri karirku di yayasan ini disayangkan oleh teman-teman seprofesi. namun pilihanku untuk berbakti kepada orang tua. di kampungku memulai menapakkan lagi dengan tidak mengajar di SD dengan alasan mempunyai banyak waktu untuk orang tua dan mengasuh ketiga putraku yang masih keci-kecil. selain itu untuk menjadi guru honorer sulit kalau tidak ada sanak keluarga atau yang membawa.

Guru mengajar sejarah di Madrasah Aliyah menjadi aktifitas baru. Materi Sejarah dan buku SMA harus dipelajari lagi. Tidak mudah bagiku untuk mengulang dan mempelajari sejarah. selama dua tahun harus menjalani. Alhamdulillah saya bisa mengajar di SD lagi dengan melalui tes CPNS.

Sebagai guru baru dipercayakan unuk mengajar kelas 4 tahun berikutnya kelas 5 dan tahun berikutnya lagi kelas 6. pada saat mengajar kelas 6 saya berfikir tak ada tuntutan sesuai dengan kemampuan siswa, anak mampu mendapatkan yang terbaik. namun semaikn tahun kualitas atau kemampuan anak-anak menurun. kepala sekolahnya pensiun dan diganti dengan yang lain.

kepala sekolah yang memiliki semangat yang luar biasa. sehingga yang dikatakan bahwa guru kelas 6 harus smart karena kemajuan sekolah ditentukan dari output. Kalimat itu yang selalu muncul ketika harus menghadapi pegawas dan kepala sekolah. saya berusaha dengan sekuat dan semampu yang kumiliki.saya sedikit memaksakan untuk bertahan mengajar di kelas 6.