Siti Wahyuni, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tetanggaku yang Baik Hati

Tetanggaku yang Baik Hati

Hatiku sedang gelisah. Masalahnya, sudah dua minggu ini aku belum melunasi angsuran pinjaman modal. Aku takut bunganya setiap hari semakin bertambah banyak dan aku semakin sulit membayarnya.

Aku meminjam modal untuk usaha kecil-kecilan yang aku lakukan di rumah sambil mengasuh anakku yang masih kecil. Untungnya lumayan, buat nambah-nambah uang jajan.

Tidak banyak uang yang harus kusetorkan tiap minggunya. Hanya seratus ribu rupiah saja. Namun belakangan, uang sejumlah itu sangat sulit kukumpulkan.

Suamiku yang biasanya kuli serabutan, saat ini sedang tidak ada kerjaan. Tiap hari menganggur dan tidak menghasilkan uang. Terpaksa uang yang kuhasilkan dari usahaku harus kugunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari. Lama kelamaan usahaku bangkrut. Modal pun ludes.

Sudah hampir semua keluargaku kumintai tolong, aku ingin meminjam uang untuk membayar angsuran. Namun tak satupun yang memberiku pinjaman. Bahkan bapak dan kakakku yang tergolong orang berada pun tidak bersedia menolongku. Mungkin aku sudah terlalu sering merepotkan mereka masalah uang.

"Assalamualaikum teh.. ini Minah mamahnya Lala.. teh aku pinjem uang 200 ribu, maaf sebelumnya kalo aku lancang, cuma ke teteh aku berani ngutang." Aku mengirim pesan di salah satu akun sosial media.

Akhirnya kuberanikan diri meminta tolong kepada seseorang yang bukan keluargaku. Dia adalah tetanggaku, tetangga lamaku saat aku masih tinggal bersama ibuku. Sekarang aku tinggal di rumah suamiku yang cukup jauh dari rumah ibuku. Nama tetanggaku itu adalah teh Rosyidah.

"Boleh, Min. Ke sini aja ambil." Balasnya.

Langsung aku ke rumahnya untuk mengambil uang itu karena akan segera kusetorkan. Kebetulan aku sedang berada di rumah ibuku saat itu. Kubilang terima kasih kepadanya. Dan kutanyakan kepadanya kenapa selalu mudah dalam menolong orang sementara keluargaku saja berpikir berkali-kali untuk membantuku. Dia hanya tersenyum dan membalas pujianku dengan hamdalah.

Alhamdulillaah.. ya Allah.. untuk sementara hatiku menjadi lega. Sambil berdoa semoga tidak akan lama bisa kubayar lagi uangnya.

Setelah satu minggu, suamiku kembali mendapatkan pekerjaan, Alhamdulillah aku bisa membayar hutangku ke teh Rosyidah.

"Min kamu ngutangnya 200 ribu, ini kenapa dibayar 220 ribu? Saya kembalikan lagi ya yang 20 ribu.. saya nggak mau terima. Saya niat ikhlas menolong kamu.." teh Rosyidah mengirim pesan seperti itu setelah kukirim bukti transfer.

"Kamu kalo mau usaha, nanti saya modalin ya.. nanti kita bagi untung saja. Saya 20% dan kamu 80%. Kalo usahanya tidak untung gak apa, cukup kembalikan modal saja." Teh Rosyidah kembali mengirimkan pesan.

Tak henti aku bersyukur dan menerima tawarannya. Alhamdulillah, akhirnya aku menemukan jalan keluar dari hutang-hutangku yang berbunga.

Erjeruk, 03 Februari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah..ikut senang ada tetangga baik..semoga kita dijauhkan denga yang namanya riba Bun

03 Feb
Balas

Iya betul bunda.. semoga selalu menjauhkan diri dari yg syubhat dan riba.. aamiin bunda

03 Feb
Balas

Good impression..

03 Feb
Balas

Thanks a lot for coming sir ayo ikut #tantangangurusiana boleh pilih kategori tulisan apa

03 Feb



search

New Post