Siti Zahro'

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pengaruh Bahaya Mengonsumsi Rokok Pada Kesehatan Remaja

Pengaruh Bahaya Mengonsumsi Rokok Pada Kesehatan Remaja

Abstrak

Pada zaman modern ini, rokok bukanlah benda asing lagi. Baik mereka yang hidup di kota maupun di desa pada umumnya sudah mengenal benda yang bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa alasan yang jelas, seseorang akan merokok baik setelah makan, saat minum kopi atau teh, bahkan sambil bekerjapun sering diselingi dengan merokok. Rokok sudah menjadi kebudayaan manusia (Jaya, 2009).

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 1990). Danusantoso (1991) mengatakan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat berakibat bagi orang-orang lain yang berada disekitarnya. Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 1984)

Merokok dapat membahayakan bagi kesehatan tubuh. Rokok mempunyai zat adiksi yang tergolong besar dan didalamnya terdapat kandungan kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elmen didammnya dapat membahayakan kesehatan tubuh. Orang yang memiliki kebiasaan merokok biasanya sangat sulit untuk berhenti. Kebanyakan perokok muda dengan usia sekitar 13-17 tahun mereka hanya ikut-ikutan saja, mereka hanya mengikuti tren tanpa mengetahui apa dampak dari merokok itu sendiri.

Kata kunci : merokok, bahaya, remaja.

A. Pendahuluan

Pada zaman modern ini, rokok bukanlah benda asing lagi. Baik mereka yang hidup di kota maupun di desa pada umumnya sudah mengenal benda yang bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa alasan yang jelas, seseorang akan merokok baik setelah makan, saat minum kopi atau teh, bahkan sambil bekerjapun sering diselingi dengan merokok. Rokok sudah menjadi kebudayaan manusia (Jaya, 2009).

Merokok adalah menghisap bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh (Prasetya Lukyta, 2016). Umumnya rokok dimulai saat usia remaja. Pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16 –19 tahun yang merokok 20,5 %. Usia merokok pada remaja di Indonesia sekarang adalah usia mulai merokok semakin muda (dini). Perokok pemula usia 10 – 14 tahun meningkat lebih dari 100 % dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun (Riskesdas, 2018).

Oskamp (1984) menyatakan bahwa seorang remaja yang setelah mencoba rokok saat pertama kali, maka akan seorang menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan, dan mendapatkan penerimaan. Graham (dalam Ogden, 2000) menyatakan bahwa efek positif dari merokok adalah menghasilkan efek mood yang positif dan membantu individu dalam menghadapi masalah yang sulit. Studi Mirnet (Tuaki dkk, 1990) juga menambahkan bahwa dari survei terhadap perokok dilaporkan bahwa orang tua dan saudara yang merokok, rasa bosan, stress, dan keterlanjutan perilaku merokok pada remaja.

Jika dilihat data-data mengenai keterlibatan remaja dalam berbagai perilaku negatif, maka kita akan menemukan angka-angka yang mengejutkan dan mengkhawatirkan. Kelompok Smoking an Health memperkirakan sekitar enam ribu remaja mencoba rokok pertamanya setiap hari dan tiga ribu diantaranya menjadi perokok rutin (Stop, 2000).

Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin (Laventhal dan Cleary dalam Mc Gee, 2005). Efek dari merokok hanya meredakan kecemasan selama efek dari nikotin masih ada malah ketergantungan nikotin dapat membuat seseorang menjadi tambah stres (Parrot, 2004).

Hampir sebagian remaja memahami akibat-akibat dari bahaya asap rokok. Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. Menurut Kurt Lewin (dalam Komasari & Helmi, 2000), perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Menurut Erickson (Komasari & Helmi, 2000), remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya.

Perilaku merokok ini juga dipandang sebagai upaya penyeimbang dalam kondisi stress (Muchtar, 2005). Akan tetapi, menurut dr.Mudjirin seorang konselor dosen psikologi mengemukakan bahwa merokok tidak ada kaitanya sama sekali dengan stress, depresi, atau masalah psikologis lainnya. Apabila ada seseorang yang merokok untuk mengatasi stress, maka perilaku merokok tersebut hanya sebuah pelarian. Merokok hanya melupakan sementara saja stessor (penyebab stress) karena untuk semetara waktu konsentrasi beralih pada rokok dan stressor terlupakan, tetapi setelah selesai merokok konsentrasi akan kembali lagi pada stressor tersebut.

Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementrian Kesehatan Dasar 2013 Kementrian Kesehatan RI menyatakan perilaku merokok pada usia remaja masih belum terjadi penurunan, bahkan cenderung mengalami peningkatan. Menurut penelitian dari Institute for Health Metrics an Evaluation (IHME), sebuah organisasi riset global di Universitas Washington, jumlah pria perokok Indonesia meningkat menempati peringkat kedua di dunia dengan 57% di atas Timor Leste 61%. Di bawah Indonesia ada Laos (51,3%), China (45,1%), Kamboja (42,1%). Dalam riset lain juga dipublikasikan dalam Journal of The American Medical Association pada Januari 2014 menujukan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 12 negara yang menyumbangkan angka sebanyak 40% dari total jumlah perokok dunia (Sukarno, Puput Ady, 2014).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja

Mu`tadin (2002) mengemukakan alasan mengapa remaja merokok, antara lain:

1. Pengaruh Orang Tua

Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua ( Single Parent ). Remaja berperilaku merokok apabila ibu mereka merokok daripada ayah yang merokok. Hal ini lebih terlihat pada remaja putri.

2. Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin benyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87 % mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

3. Faktor Kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Pendapat ini didukung Atkinson (1999) yang menyatakan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi perokok dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

4. Pengaruh Iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hansen ( Sarafino, 1994) tentang faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, yaitu :

1. Faktor Biologis

Banyak Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada ketergantungan merokok. Pendapat ini didukung Aditama (1992) yang mengatakan nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.

2. Faktor Psikologis

Merokok Dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit untuk dihindari.

3. Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya.

4. Faktor Demografis

Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada usia dewasa semakin banyak ( Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis kelamin Zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria maupun wanita sekarang sudah merokok.

5. Faktor Sosial-Kultural

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan, dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu (Smet, 1994).

6. Faktor Sosial Politik

Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang

C. Dampak Bahaya Rokok Terhadap Kesehatan Tubuh

Fakta Tentang Bahaya Asap Rokok dan Zat Yang Terkandung Didalamya:

1. Asap rokok menandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia, yang

43 diantaranya diketahui sebagai bahan kimia penyebab kanker. Beberapa bahan kimia tersebut terdapat pula pada racun serangga DDT, arsen, racun tikus, pelitur kayu dan pembersih cat kayu.

2. Environmental Protection Agency (EPA) atau badan perlindungan lingkungan Amerika mengkelompokan asap rokok sebagai bahan kimia yang bersifat karsinogen (penyebab kanker) kelas A, yang didalamnya terdapat pula asbes, arsen, benzene dan gas radon.

3. Asap rokok juga menjadi penyebab timbulnya penyakit -penyakit berbahaya seperti kanker paru-paru, penyakit hati, hipetensi, stroke, kanker mulut , kanker pankreas, kanker kantung kemih, penyakit ginjal dan infeksi telinga.

4. Secara rata-rata merokok dapat mengurangi angka harapan hidup selama 15 tahun dan jmlah kematian akibat kanker 2-4 kali lebih tinggi diandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Dalam asas rokok terdapat 4.000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik (Asri Bahar, harian umum Republika, Selasa 26 Maret 2002). Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8,30 mg nikotin dan setelah di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiiki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia. Nikoti itu di terima oleh reseptor asetikolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar.

Sementara di jalur andrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotinin. Meningkatnya srotinin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika dia berhenti merokok rasa nikmat yang sudah diperoleh akan berkurang. Efek dari rokok/tembakau memberi stimulasi deppresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.

2. Dampak Perilaku Merokok

Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi dua, yaitu :

a. Dampak Positif

Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Graham (dalam Ogden, 2000) menyatakan bahwa perokok menyebutkan dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit. Smet (1994) menyebutkan keuntungan merokok (terutama bagi perokok) yaitu mengurangi ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan sosial dan menyenangkan.

b. Dampak Negatif

Merokok dapat menimbulkan berbahgai dampak negatif yang sangat berpengaruh bagi kesehatan. Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang dapat dipicu karena merokokdimulai dari penyakit di kepala sampai dengan penyakit di telapak kaki antara lain (Sitepoe, 2001) : penyakit kardiolovaskular, neoplasma (kanker), saluran pernapasan, peningkatan tekanan darah, memperpendek umur, penurunan vertilitas (kesuburan) dan nafsu seksual, sakit mag, gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni, ambliyopia (pengelihatan kabur), kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung,dan tenggorokan).

3. Masalah yang Ditimbulkan Akibat Merokok

a. Penyakit paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukoso membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, trjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

b. Penyakit jantung koroner

Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai zat-zat yang terkandung dalam rokok. Pengaruh utama pada penyakit jantung terutama disebabkan oleh dua bahan kimia penting yang ada da;lam rokok, yakni nikotin dan karbon monoksida. Dimana nikotin dapat menggangu irama jantung dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, sedangkan CO menyebabkan persediaan oksigen untuk jantung berkurang karena berkaitan denagan Hb darah. Hal inilah yang menyebabkan ganguaan pada jantung termasuk timbulnya penyakit jantung koroner.

c. Impotensi

Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh tubuh termasuk organ reproduksi. Zat ini akan menganggu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk. Sedangkan Taher menambahkan, selain merusakkualitas sperma, rokok juga menjadi faktor resiko gangguan fungsi seksual terutama gangguan disfungsi ereksi (DE).

d. Kanker mulut, kulit, bibir, dan kerongkongan

Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput lendir dimulut, bibir dan kerongkongan. Ampas tar yang tertimbun mengubah merubah sifat sel-sel normal menjadi sel ganas yang menyebabkan kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir juga dapat disebabkan karena panas dari asap. Sedangkan untuk kanker kerongkongan, didapatkan data bahwa pada perokok kemungkinan terjadinya kanker kerongkongan dan usus adalah 5-10 kali lebih banyak dari pada bukan perokok.

e. Merusak otak dan indera

Sama halnya dengan jantung, dampak rokok terhadap otak yang diakibatkan karena efek nikotin terhadap pembuluh darah dan supply oksigen yang menurun terhadap organ termasuk otak dan organ tubuh lainnya. Sehingga sebetulnya nikotin ini daoat menganggu seluruh system tubuh.

f. Mengancam kehamilan

Hal ini terutama ditunjukan pada wanita perokok. Banyak hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa wanita hamil yang dipengaruhi oleh perasaan diri. Berdasarkan udara atau asap yang dihirup perokok dikatagorikan menjadi: perokok pasif yakni mereka yang tidak merokok, tetapi berada di sekeliling perokok dan menghirup asap rokok yang dihembusakan oleh perokok.Perokok aktif, yakni mereka yang menghisap rokoksecara langsung. Adapun berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi, tipe perokok dikatagoriakan menjadi: Perokok sangat berat yaitu jika mengonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari, Perokok berat yakni mereka yang muerokok sekitar 21-30 batang perhari, perokok sedang adalah perokok yang menghabiskan rokok 11-21 batang perhari, dan perokok ringan yang merokok sekitar 10 batang/hari.

E. Metode Untuk Mengatasi Berhenti Merokok

Banyak cara atau metode yang dapat dijadikan referensi untuk berhenti merokok. Keinginan berhenti merokok tanpa diikuti dengan perubahan perilaku maka kebiasaan merokok tersebut tidak akan berhenti. Namun tidak semua orang mengetahui cara berhenti merokok secara tepat.

Pemilihan metode berhenti merokok yang tidak tepat hanya akan sia- sia, baik yang hanya mengandalkan perubahan perilaku maupun dengan bantuan dari luar. Informasi mengenai cara-cara berhenti merokok sangat penting untuk diketahui bagi yang ingin berhenti merokok. Namun tidak semua cara yang sudah dilakukan dapat berhasil. Oleh karena itu perlunya mengetahui seberapa jauh upaya berhenti merokok pada individu dalam menghentikan kebiasaan merokoknya. Pemilihan metode yang tepat akan menentukan tingkat keberhasilan berhenti merokok (Aula & Lisa E, 2015). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah perilaku sehat remaja dengan memberikan kesempatan untuk menambah pengetahuan mereka, sehingga dapat memutuskan pilihan yang tepat dalam mengambil keputusan yang sangat penting bagi kesehatannya. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada remaja. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut, diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku dari sasaran. Promosi kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan promosi (Notoatmodjo, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan Indah E. (2019) pendidikan kesehatan memiliki efek yng signifikan terhadap perubahan tingkat pengetahuan remaja tentang dampak bahaya merokok. Berdasarkan hasil survey melalui angket didapatkan 35 remaja berjenis kelamin laki-laki memiliki perilaku merokok. Hal ini dipengaruhi oleh anggota keluarga yang merokok, teman dan lingkungan perokok. Hasil observasi didapatkan hampir semua lingkungan tempat tinggal remaja memiliki lingkungan perokok aktif. Pendidikan kesehatan tentang rokok belum pernah dilakukan di sekolah tersebut, dari penjelasan yang telah dikemukakan peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang dampak merokok

F. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perokok pada umumnya dimulai pada usia remaja (diatas 13 tahun). Ada beberapa faktor dan motif perokok, tetapi paling banyak disebabkan oleh faktor psikologis dan juga dalam mengatasi stres, jumlah rokok yang dikonsumsi berkaitan dengan stres yang mereka alami, semakin besar stress yang dialami, semakin banyak rokok yang mereka konsumsi. Selain itu merokok memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan berupa penyakit paru, jantung koroner, kanker, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA.

Kemala N, Indri. (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja. Semarang : Digital Usu.

Rahmat Fajar. (2011). Bahaya Merokok. Jakarta Timur: PT Sarana Bangun Pustaka.

Hurlock, Elizabeth, B. (1999). Psikologi Perkembangan: “ Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarno). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Komasari, D. & Helmi, A F. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Mc Gee, dkk. (2005). Is Cigarette Smoking Associated With Suicidal Ideation Among.

Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono, (1999). Psikologi Perkembangan : Pengantar.

Danusanto, H. (1991). Rokok dan Perokok. Jakarta: Aksara. Levy, M.R. (1984).

Lyfe and Health. New York: Random House.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya, bu.

28 Dec
Balas



search

New Post