Sitti Rahma

Lahir di Bone, 19 Nopember 1974, Tamat SMA thun 1993 di iSMA Neg 2 Watampone, kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, UNHA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Di Ambang Dermaga ( Bag. 4).. Akhirnya Tersadar juga..

Di Ambang Dermaga ( Bag. 4).. Akhirnya Tersadar juga..

Di Ambang Dermaga ( Bag. 4)

(Akhirnya Tersadar juga)

Sore hari, Winda duduk diberanda main-main dengan Lola,keakrabananya layaknya adek kakak yang canda tawa main tebak-tebakan kadang saling mengerjain. Tiba-tiba Emak datang menghampiri dan tawarkan teh manis dan singkong goreng. Mana sambelnya ? Tanya Lola. Tidak pake sambel, minum dengan the. Aiiss tidak seru tanpa pedis-pedis.

Lolapun masuk ke dapur cari-cari kemungkinan dapat sambel botol atau kecaplah yang dianggap ngepas dengan singkong goreng… Winda, Tanya Emak. Winda pun mengangkat kepalanya tanpa satu kata yang keluar dari bibirnya. Sebenarnya ada rasa yang Ia pendam, ingin menceritakan semua yang dialaminya namun takut memulai, takut untuk tidak diterima. Namun sejatinya Winda ingin keluar dari masalahnya.

Boleh kita bicara sebentar? Tanya Emak. Yah mak, tentang apa? Sahut Winda. Bisa kamu jujur? Apa yang kamu alami sehingga lari dari rumahmu.Lama tertunduk, fikiran kalut, sumpek, Bingung mau mulai dari mana , tak terasa butir air bening mellelh dari sudut mata hingga mengenai sudut bibirnya. Kak Winda kenapa nangis? Celetuk Lola yang baru muncul dari dapur. Kangen dengan neneknya, jawab Emak.

Emak, kasih isyarat lola agar masuk saja ke dalam, ingin bicara empat mata dengan Winda. Lama Winda bungkam , rasa takut dan benci terhadap dirinya sendiri atas apa yang dialami. Dengan terbata-bata Winda mulai menceritakan kisahnya.

Mak, aku tak tau mulai dari mana, saling melilit rasanya, membelit dan melukai hatiku, kata Winda yang sedikit mulai bercerita. Aku sebenarnya punya saudara, kakak perempuan yang tidak tinggal sama aku. Kakak tinggal sama Ibu, saya masih kecil diambil dan dipelihara nenek yang tinggal berjauhan beda pulau sangat jarang kami ketemu, Lebaranpun belum tentu kami bisa bersama mereka, karena Ibu sudah punya keluarga baru, Memilih menikah sejak ayah meninggal , jadi yang diambil hanya kakakku dan aku di titip sama nenek sejak masih Balita. Aku dibesarkan dan sekolah sampai seperti begini karena sentuhan nenek, bukan Ibu.

Aku menjalin keakraban dengan seorang leleaki yang kuanggap baik, bertanggung jawab dan bisa menerimaku. Sering main ke rumah dan sudah direstui, Walaupun keluargaku yang lain belum pernah ketemu, termasuk Ibu, kakak dan lainnya. Hingga suatu hari Ibu dan keluarganya datang berkunjung ke rumah termasuk saudara-saudaraku dan kakak kandungku, Calonkupun juga datang untuk berkenalan dengan keluarga besarku dan bermaksud untuk bertunangan denganku.

Namun takdir Allah, ternyata Ibu tidak merestui dengan alasan masih ada kakak yang belum menikah , tidak boleh di “langkahi” Celakanya lagi, ternyata calonku yang kuanggap lelaki baik dan bisa menerimaku apa adanya, juga lebih tertarik dan memilih kakak. Yah, kuakui dari segi penampilan fisik, memamng kakak jauh lebih canyik dan menarik, kulit nya yang putih bersih terawatt dengan postur tubuh yang berimbang, beda dengan saya yang agak kegemukan. Aku tak bisa menerima kenyataan , jika kekasihku yang selama ini kuberharap dengannya tiba-tiba Ia harus bersanding dengan kakak,.

Isak tangis Winda kemudian pecah sambil membenamkan mukanya ke pangkuan Emak, menenangkan dirinya. Emak yang bijaksana, hanya mengelus kepalanya tanpa sepatah kata , membiarkan Winda melepaskan beban hatinya selama ini yang Ia pendam. Dalam hatipun Emak, sudah berfikir, bagaimana caranya Ia mengembalikan Winda ke keluarganya, bagaimana menasihati, membujuk agar Ia kuat menerima kenyataan. Emak sadar, membiarkan Winda tinggal di rumahnya tanpa melapor ke pihak yang berwajib bisa di kena hukuman jika nanti ada keluarga yang melaopr dan mencari-carinya.

Windapun akhirnya terbangun dan barkata,” Maafkan winda Mak , terima kasih banyak juga sudah memfasilitasiku beberap hari disini.”Tidak usah berkata begitu, semua ini pertolongan Allaha terhadapmu, mungkin nenekmu di sana tak henti-hentinya mendoakan dirimu selama ini , mungkin Ia berdoa agar dirimu di pertemukan orang-orang baik dan bisa menyelamatkanmu. Itulah kekuatan Doa. Windapun makin terenyuh, menyadari kekeliaruannya apa yang di lakuin , minggat dari rumha, tak kuasa menerima takdir . Ia meras hatinya kerdil dan sempit, seolah dunianya telah berakhir.

Kata-kata bijak Emak, Mungkin nenekmu yang selalu mendoakan dirimu dipertemukan dengan orang baik yang bisa menyelamatkan dirimu” Kalimat sederhana dan singkat namun terus terngiang di telinganya.

Winda berdiri depan kaca, melihat dirinya secara utuh, Saraf sadarnya kembali berfungsi, sadar Ia masih muda, masa depan masih panjang, masih ada waktu untuk menata kembali harapannya. Mencoba mengumpulkan energy kesadarannya, kalai Ia harus sanggup menerima kenyataan, menerima takdirNya.Energi positif seolah sudah mengaklir ke simpul sarafnya yang dalam. Rasa kangen pun untuk pulang menjumpai neneknya, makin kuat , dan Ia rencanakan untuk kembali, Taka da cara lain, tidak mungkin aku terus begini, gumam Winda, aku harus cepat pulang dan siap menerima kenyataan, tersadar pula, kamihanya punya rencana, Tuhan lah yang menentukan. Walau itu pilihan hatiku, jika Allah tidak memilihkan untukku, pasti Dia Maha Tau, kalau bukanlah yang terbaik untukku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga dan Insyaa Allah memberikan kita yang terbaik. Semoga Bu Sitti semakin sukses. Aamiin. Wassalamu'alaikum.

20 Aug
Balas

Trimakasih bapak..udah mampir fi gubuksianaku. salam literasi

21 Aug

Salam literasi buk..Mantap

25 Aug
Balas



search

New Post