Sitti Rahma

Lahir di Bone, 19 Nopember 1974, Tamat SMA thun 1993 di iSMA Neg 2 Watampone, kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, UNHA...

Selengkapnya
Navigasi Web
Riasan Langit jelang Senja

Riasan Langit jelang Senja

Lama rasanya aku terbelenggu , hampir sebulan aqu hibahkan waktu untuk rumah dan anak-anak. Memberi layanan untuk seisi rumah adalah kewajiban, bahkan terkadang lupa memberi layanan special untuk diri sendiri . Sepertinya bukan hanya aqu yang berfikir demikian.

Sore itu, ingin membuang kejenuhan, namun langit tampak memberi isyarat untuk menghentikan langkahku. Sesekali aku duduk di teras sambil memandangi cakrawala… yang tak lagi biru hingg bening, namun berubah jadi hitam sperti gumpalan asap yang melayang-layang keluar dari lokomotif.

Menunggu adalah hal yang indah saat ini sambil sesekali menaburkan pakan ikan koi di kolam hingga menampakkan sisik indahnya yang kemilau. Kupandangi terus ikan-ikan koi di kolam berebutan makanan hingga lompat memercik air hingga kena jidat.

Tiba-tiba bocah kecil muncul dari dalam, “Ayo Ibu..kita jalan saja. Spertinya gerimis tak jadi turun , awan kelam diatas dengan cepatnya bergeser terbawa angin.” Kalaupun hujan hanya yah tidak apa-apa, naik mobil kan, sela ayah dibelakangku sambil nunduk membenahi tali sepatunya.

Baiklah, kita jalan saja sekedar cari angin sambil icip-icip kuliner andalan yang lama tak sempat mampir. Sementara jalan, aku memandangi kaca spion untuk membenahi jilbabku, terlihat di bagian belakang mobil terdapat perlengkapan mancing. Waduh, Ayah, ngapain bawa pancing, emang mau pergi mincing yah.? Sekalian toh, sesekali aku buang pancing sebagai hiburan, kali aja situasi mendukung, pinggir danau bisa kita rehat, jajanan untuk anak-anak juga banyak, nah, tempat mancing juga tersedia, Komplik kahn. Jawabnya menguraikan.

Aku diam tak menghiraukan, kubuang jauh pandanganku di luar mobil. Sepertinya hujan tadi disini, Agak mendung rupanya, tadi sudah cerah tuh dilihat awan cepat berlalu, gumanku dalam hati. Dari kejauhan Nampak bianglala begitu indah menyemburkan kilauan warnanya sempurna tanpa cacat. Garis-garis batas warna pelangi sangat jelas kelihatan, paduan warna yang sepadan, tampak sebagai busur cahaya yang salah satu ujungnya menyentuh horizon. Pelangi…yah itulah namanya, kusebut sebagai riasan langit yang begitu indah, takjub dengan pandangan siapapun. Seolah netra ini tak mampu berkedip. Warna pelangi itu tak lain adalah kombinasi pembiasan cahaya matahari oleh tetesan air di atmosfer, sehingga pelangi itu muncul setelah adanya hujan.

#MarikiMenulis

#SatuHariSatuTulisan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post