BALI PENUH CERITA

Oleh: Sixta Madubala

Satu guru satu buku?. Ini merupakan kalimat pendek yang penuh makna. Terbersit dalam pikiranku makna kalimat itu, setiap guru mampu membuat sebuah buku. Rasa ketertarikannku mulai muncul. Bagamana tidak, sudah cukup lama aku mendambakan, kapan dapat menulis sebuah buku yang mampu menyedot massa untuk membacanya.

Pucuk dicinta ulam tiba, begitu pepatah mengatakan. Telepon dari teman lamaku yang mengajakku untuk ikut pelatihan penulisan buku nasional, membuatku semakin bersemangat untuk mewujudkan mimpiku yang sempat tertunda. Gayung pun bersambut. Seminggu kemudian surat undangan dari PPPPTK TK dan PLB Bandung untuk pelatihan literasi penulisan buku telah diterima. Senang hati tak terkira. Siapa yang menyangka peluang emas tiba di pelupuk mata.

Kebahagiaan itu berlipat ketika diklat penulisan direncanakan akan dilaksanakan di Pulau Dewata. Inilah yang disebut sekali dayung 2 pulau terlampaui. Kalau rezeki tidak akan lari kemana. Kesampaian niat untuk mendulang ilmu sekaligus merasakan udara segar pulau Bali.

Persiapan keberangkatan pun dilakukan. Mulai dari mencari tiket pesawat sampai dengan pengurusan surat tugas beserta persyaratan yang dibutuhkan. Sambil mempersiapkan segala yang diperlukan. Semangat inilah modal utamaku. Pasti sederet kiat-kiat cara menulis buku yang efektik dan praktis akan diperoleh dalam pelatihan nanti.

Berangkat bersamaku teman-teman dari Kabupaten Karanganyar dan Sragen. Kami bertemu di bandara. Ternyata kami memiliki keinginnan yang sama untuk meraih kunci sukses cara menjadi penulis buku. Kami bertiga teman lama seperjuangan yang karena jarak dan waktu jarang bertatap muka. Bayak hal yang kami obrolkan tentang aktivitas dan capaian kinerja kami sebagai guru TK.

Perjalanan Solo – Bali tidak memakan waktu yang lama. Terhanyut dalam obrolan membuat perjalanan terasa pendek. Demikian juga perjalanan menuju hotel cukup singkat. Aroma khas Kota Kute teras harum dan berbeda. Hal ini memberikan perasaan lega dalam hati. Sambutan hangat dan ramah para panitia bintek membuat kami semakin jatuh hati. Bukan pada panitia yang ramah tetapi dengan dengan paltihan literasi yang akan kami ikuti.

Seperti pada pelatihan lainnya. Pelatihan dimulai dengan acara pembukaan. Pada acara pembukaan diwakili oleh Kabid Perencanaan dan Program. Kata-kata Pak Kabid semakin membangkitkan semangat kami untuk mengikuti diklat dengan sungguh-sungguh. Satu hal yang tidak akan kami lupakan adalah kalimat beliau yang akan memberikan publikasi pada peserta yang terbaik pada diklat-diklat selanjutnya.

Diklat dipandu oleh para nara sumber handal yang telah teruji kepiawaiannya di bidang penulisan. Sungguh tak terduga. Bayak hal luar biasa yang diperoleh. Strategi penulisan yang dipaparkan memberikan banyak wawasan serta tekhnik penulisan buku yang baik. Contoh-contoh buku karya guru diberbagai daerah membuat kami terpana. Wow ternyata banyak juga guruTK yang telah berhasil menulis buku. Tergelitik semangatku yang semakin menderu. Rasanya sudah tidak sabar ingin segera mencoba menuturkan hasil pikiran ke dalam sebuah tulisaan.

Akhirnya kami pun diberi kesempatan menuangkan ide ke dalam penulisan sederhana. Mula-mula muncul rasa tidak percaya diri. Tapi dengan dukungan dan bimbingan Pak Eko sang nara sumber, kami mulai dapat membuat kalimat demi kalimat, yang akhirnya sebuah tulisan kolom berhasil kami buat. Meski belum sempura, tapi tulisan itu menunjukkan kepada kami bahwa semua guru mampu menulis buku. Tidak ada kata “tak mungkin’ untuk satu hal yang positif. Bali penuh cerita. Menorehkan pengalaman berharga. Ayo guru aku bisa karena mencoba, anda pun bisa jika turut mencoba!