Solat merupakan salah satu rukun Islam pada urutan nomor dua setelah syahadat. Dengan dipenuhinya syarat dan rukunnya, maka solat menjadi sah. Gugur sudah kewajiban melaksanakan kewajiban solat.

Menurut Prof.Quraish Syihab solat adalah do'a. Yaitu permohonan oleh pihak yang rendah, lemah, lagi butuh kepada pihak yang lebih tinggi dan Maha Segalanya. Dari situ nampak ada komunikasi dengan Allah sebagai pencipta. Ada unsur silaturahmi ketuhanan. Saat umat Islam sedang solat berarti orang tersebut sedang sedang berhadapan dengan Allah.

Pada makna yang lebih dalam, solat memantulkan cahaya keindahan. Keindahan dalam gerak yang tersusun rapi, perpindahan waktu gerak dan keserasian sikap serta kepatuhan. Hal ini terlebih saat mengikuti imam saat berjamaah.

Oleh karena itu sangat wajar jika tubuh menjadi stabil. Kesehatan jantung terjaga, meningkatkan sirkulasi darah, meredakan nyeri punggung dan nyeri sendi, melancarkan pencernaan. Termasuk juga menyehatkan mental, membuat jiwa lebih damai.

Di akhir solat, terdapat rukun yakni mengucap salam ke kanan. Salam ke kanan disertai dengan gerakan kepala menengok ke kanan. Kemudian salam ke kiri disertai gerakan menengok ke kiri.Ada makna yang tersirat dalam makna dan gerakan itu.

Artinya kalau kita sudah membaca salam berarti kita bertanggung jawab untuk berusaha menciptakan iklim keselamatan sesama. Jangan sampai kita memberikan salam tapi justru kita menikam dari belakang. Jangan sampai kita memberikan salam tapi justru kita menelantarkan . Maka dari itu salam itu sangat penting sebagai symbol sarat makna dalam kehidupan, bagi diri, keluarga,bangsa dan agama.

Menjaga lisan

Sangat selaras jika ada pepatah, salaamatul insaan fii hifzhil lisaan, keselamatan manusia tergantung pada lisannya. Tidak bisa dipungkiri, kondisi damai, nyaman sangat dirindukan oleh manusia, terlepas dari agama apapun yang dianutnya. Mengapa? Sebab kedamaian adalah milik seluruh manusia di alam ini tanpa kecuali. Bahkan tidak hanya manusia, makhluk di sekitar kita seperti tumbuhan dan hewan juga merindukan yang demikian.

Maka orang yang solat sebenarnya harus mampu menebarkan pesona tutur kata yang sejuk dan nyaman.

Pada sisi yang sama ungkapan bijak Lidah tak bertulang .Tak bertulang namun dapat menjadi suatu yang keras, dapat mematahkan sebuah persahabatan.Ucapan yang tanpa difikir terlebih dahulu cenderung akan menuai masalah. Ucapan yang menyebabkan miss understanding, ucapan yang mengandung penghinaan, buliying, merendahkan orang lain apalagi sampai mengadu domba.

Ucapan lesan-termasuk tulisan di media social- tersebut menjadi celah awal munculnya permasalahan yang lebih kompleks, selanjutnya cenderung menyebabkan pertikaian, permusuhan satu dengan lainnya.

Menjaga sikap

Dalam sebuah hadis nabi riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa Rosulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Artinya: “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Muslim (no.46); Ahmad (no.8638); Al Bukhari (no.7818).

Masyarakat juga merasa tidak nyaman manakala ada perbuatan yang menyebabkan sesuatu yang dimilik hilang dari tempatnya, Perbuatan seperti mencuri, merampok,merompak apalagi jika disertai dengan tindakan kekerasan.

Sudah saatnya semua itu diakhiri dan diganti dengan menebarkan salam kedamaian kepada sesama dimanapun berada. Wallahu A’lam .

150324