Slamet Trihartanto

Widyaiswara LPMP Jateng. Tinggal di Salatiga. Minat menulis, berkebun, dan melukis. Silaturahmi online bisa dilakukan melalui email [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar 5S di Negeri Jiran

Belajar 5S di Negeri Jiran

Dalam suatu kunjungan ke Malaysia beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mempelajari penerapan 5S di sekolah. Salah satu sekolah yang saya kunjungi adalah SMK (Sekolah Menengah Kebangsaan) Petra Jaya di Kuching, Sarawak. Program 5S telah diterapkan di sekolah itu dalam mewujudkan budaya kerja yang efektif dan efisien.

Apa itu 5S? Bagaimana penerapan program 5S di sekolah? Berikut ini saya paparkan secara ringkas konsep 5S dan gambaran pelaksanaannya di sekolah.

Program 5S di Sarawak terdiri atas Sisih, Susun, Sapu, Seragam, dan Sentiasa Amal. Program itu diadaptasi dari sistem budaya kerja Jepang melalui penerapan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Saat ini, program 5S telah banyak diterapkan di berbagai negara, khususnya di bidang industri. Sesungguhnya sekolah di Indonesia, sudah pula menerapkan program tersebut dengan dengan nama 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin). Ada pula yang menamai 5P (Pemilahan, Penataan, Pembersihan, Penjagaan, dan Penyadaran). Penjelasan atas tiap langkah kegiatan 5S di sekolah Sarawak akan saya sampaikan berikut ini.

1. Sisih (Seiri)

Merupakan langkah pertama dalam penerapan 5S. Kegiatannya adalah menyisihkan barang yang masih diperlukan dan barang yang tidak diperlukan di tempat kerja. Barang yang masih diperlukan dapat disimpan, yang tidak berguna bisa dibuang.

Dalam langkah penyisihan ini, guru dapat melakukan pelabelan terhadap barang atau buku yang sangat diperlukan dilabeli hijau, masih diperlukan dilabeli kuning, dan label hitam diberikan pada barang atau buku yang sudah tidak diperlukan. Selanjutnya, semua yang berlabel hitam disingkirkan dari meja atau almari guru. Semakin ramping atau ringkas, maka semakin efisien tempat bekerja itu.

2. Susun (Seiton)

Susun merupakan kegiatan kedua setelah penyisihan. Kegiatannya berupa penyusunan barang-barang yang diperlukan dengan teratur supaya mudah diambil dan dikembalikan serta diberi indikasi.

Pemberian indikasi atau penanda barang dimaksudkan agar mudah dalam menemukan barang. Dengan demikian, mengurangi pemborasan waktu dengan sibuk mondar-mandir mencari barang yang diperlukan. Bagi guru, wujud kegiatan Susun ini berurusan dengan penataan buku pelajaran, perangkat pembelajaran, alat penilaian, media pembelajaran, dan barang lainnya. Semua itu tertata rapi di atas meja, laci, maupun almari. Begitulah kenyataan yang saya lihat di ruang guru SMK Petra Jaya, Sarawak tampak bersih dan rapi.

3. Sapu (Seiso)

Sapu merupakan langkah ketiga setelah penyusunan, yaitu: pembersihan terhadap barang yang tersimpan atau habis dipakai. Pembersihan atau penyapuan juga dilakukan terhadap lingkungan kerja, peralatan, dan mesin pendukung bekerja.

Implementasi Sapu di sekolah terwujud dalam bentuk menjaga kebersihan ruang guru, kelas, laboratorium, perpustakaan, halaman sekolah, toilet, tempat ibadah, dan lingkungan sekolah. Kebersihan sekolah memungkinkan siswa betah dan nyaman belajar. Kebersihan lingkungan sekolah berkontribusi terhadap efektivitas pembelajaran dan pendidikan. Motivasi bekerja juga akan meningkat manakala tempat bekerja bersih, tertata rapi, dan nyaman.

4. Seragam (Seiketsu)

Seragam adalah kegiatan setelah Sisih, Susun, dan Sapu. Seragam dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai standarisasi, yaitu penjagaan agar barang dan tempat bekerja yang sudah tertata rapi dan bersih menjadi standar kerja. Keadaan yang sudah tercipta berkat Sisih, Susun, dan Sapu harus dijaga dengan adanya Prosedur Operasional Standar (POS).

Implementasi Seragam di sekolah Petra Jaya yang saya lihat adalah adanya tata tertib penggunaan laboratorium, aturan peminjaman buku di perpustakaan, dan petunjuk pengoperasian mesin fotokopi. Semua perangkat, alat pendukung pelajaran selalu terdapat petunjuk penggunaannya. Setiap saklar lampu tertera keterangan untuk menyalakan lampu bagian yang mana. Tersedia pula dokumen berupa Prosedur Operasional Standar untuk melakukan penyusunan perangkat pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menyelenggarakan penilaian hasil pembelajaran. Standar-standar itu disosialisasikan, dipahami, dan dilaksanakan oleh warga sekolah. Secara berkala standar itu akan direviu dan direvisi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan yang terjadi.

5. Sentiasa Amal (Shitsuke)

Sentiasa Amal dapat dipadankan dengan istilah disiplin. Pengertiannya adalah melaksanakan program 5S secara terus-menerus sehingga menjadi budaya kerja.

Wujud kegiatan dalam Sentiasa Amal berupa disiplin terhadap standar yang ditetapkan. Saling menghormati pengguna fasilitas kerja. Menjunjung tinggi etika bekerja. Malu melakukan pelanggaran. Senang melakukan inovasi. Selalu berorientasi terhadap kemajuan.

Program 5S kiranya bukan merupakan program yang sulit dipahami, melainkan tidak mudah dilaksanakan secara benar. Saya yakin sebagian sekolah di Indonesia telah menerapkan program itu. Namun demikian, penerapannya jarang yang dapat melakukan secara benar. Kesuksesan program 5S di sekolah membutuhkan sejumlah tata nilai seperti komitmen, integritas, kreatif, inovatif, kreatif, dan kontinyu.

Akhir kata, selamat mencoba menerapkan 5S di sekolah. Mari jadikan 5S sebagai kebiasaan kita dalam bekerja di sekolah. Kebiasan 5S semestinya menjadi kebutuhan bukan kewajiban. Jangan berharap penerapan program 5S dapat mengubah sekolah secara instan dan dramatis. Lakukan secara terus-menerus hingga menjadi budaya kerja. Dengan cara kerja yang benar, yang efektif, dan efisien tentu saja kita boleh berharap mendapat hasil kerja yang baik. Hasil pendidikan yang bermutu selalu berbanding lurus dengan proses pendidikan yang bermutu pula.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif dan luar biasa. Makasih, pak

18 Jul
Balas

Alhamdulillah. Terima kasih.

18 Jul

Sangat mengisnpirasi Pak

18 Jul
Balas

Ya, syukurlah bila dapat menggugah sekolah menerapkan 5S. Terima kasih berkenan membaca dan memberi komentar.

18 Jul

Daripada menjadi catatan kenangan masa lalu, kubagikan di sini. Semoga berguna bagi guru, kepala sekolah, maupun pengawas sekolah dalam mengelola sekolah.

17 Jul
Balas

Great experience.

18 Jul
Balas

Yes, thanks.

18 Jul

Informasinya yang sangat bermanfaat pak..

21 Feb
Balas



search

New Post