Menulislah agar tahu nikmatnya membaca itu motto yang saya buat untuk bisa kontinue menulis di akun gurusiana, tapi semenjak tanggal 13 Mei kemarin terlupa menulis bukan karena apa tapi kondisi badan harus bedrest, jadilah di tanggal itu tidak menulis, ada seribu penyesalan tapi hanya satu yang pasti kembali lagi menulis bukan untuk piagamnya tapi melecut diri agar dapat meninggalkan jejak aksara. Mulai menulis sejak 17 Januari 2020 secara insentif di akun gurusiana, nyungsep pertama kali di hari ke 58, bangkit lagi menulis. Tapi untuk nyungsep kedua kalinya membuat hati ini terlepas, sama seperti saat pak kumendan memberi perintah membuat puisi, sekarang berbalas pantun. Terus dan terus ada yang menarik dalam tantangan yang digulirkan pak kumendan seperti bansos dari pemerintah pusat selalu menimbulkan kritik. Jejak aksara mungkin itu tujuan saya untuk menulis dan terus menulis. Semangat...