Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
BULAN BERKAH MULAI TERNODA
https://deskgram.org/catatancintamuslimah/taggedin?next_id=1718208407105550105

BULAN BERKAH MULAI TERNODA

Episode Artikel Khusus Ramadan (11)

HARI ini Ahad, 27 Mei 2018 M. bertepatan dengan 11 Ramadan 1439 H. seharian penuh penulis habiskan untuk melakukan perjalanan. Perjalanan yang cukup melelahkan tetapi menyenangkan, sambil mengamati jalanan yang mulai ramai. Ramai jalan yang diisi oleh beragam model orang yang keluar masuk pusat-pusat perbelanjaan (mall).

Penulis jadi teringat, entah dari mana sumber beritanya ada tulisan di WA (WhatsApp) "nyinyir" grup sebelah yang berbunyi: 10 hari pertama ramadan, salat tarawih di masjid penuh. Kemudian 10 hari kedua, giliran pusat perbelanjaan yang penuh. Memasuki 10 hari ketiga, terminal, bandara dan pelabuhan penuh. Dan memasuki 10 hari setelah ramadan, pegadaian yang penuh wk... wk... wk...

Kutipan (tulisan) WA di atas, adalah sebagian kecil dari beragam WA nyinyir yang sempat masuk dan singgah di HP (HandPhone) saya. Pastinya masih banyak lagi WA model semacam ini yang kadang membuat penulis tersenyum sekaligus muncul kebanggaan tersendiri dengan kreatifitas mereka-mereka dalam mengolah kata. Untuk menambah menariknya hasil olah kata itu terkadang ditambah/dipadukan dengan gambar lucu pendukung (meme).

Dua kata yang patut acungi jempol dari penulis, pada sosok-sosok pengunggah sekaligus pencipta kata informatif seperti ini. Pertama, kemampuan mengungkap daya cipta kreasi dan kedua untaian kata yang tersampaikan membuat orang lain tersenyum di bulan ramadan penuh berkah ini.

Sosok kreatif dan menyenangkan orang lain di bulan penuh berkah ini, insyaallah Allah akan lipat gandakan pahalanya seperti yang tertera dalam hadits yang artinya: " ... Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

====

Sebagai orang yang "berpendidikan" apapun yang terlontar dalam pesan singkat WA tetap harus disaring, dipilah dan dipilih. Jangan sampai karena pesan tersebut dikirim oleh orang yang terpercaya dan dianggap "pasti" benar kita turut sebarkan pada orang lain. Padahal bisa jadi pesan itu termasuk dari bagian menurunnya kadar keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasannya iman itu bisa berkurang dan rusak di dalam diri kalian sebagaimana rusaknya sebuah baju, maka hendaknya kalian meminta kepada Alloh ta’ala agar diperbaharui iman kalian dalan hati kalian ....”.

Catatan singkat berikut, setidaknya menjadi pelajaran yang layak untuk dijadikat mengingat, sebab turunnya kadar keimanan seseorang: Pertama yang berasal dari dalam diri sendiri, diantaranya: (1) Kebodohan, penghambat utama mencari dan menuntut ilmu, terutama ilmu agama; (2) Ketidak-pedulian, keengganan, dan melupakan kewajiban. Melupakan kewajiban sebagai makhluk untuk beribadah kepada Allah SWT dapat pula menyebabkan kadar iman kita berkurang. Nafsu duniawi membuat orang lupa kewajiban utamanya ini. Akibatnya, ia akan semakin jauh dari cahaya Allah; (3) Menyepelekan perintah dan larangan Allah SWT. Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yang telah diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT. Akibatnya orang yang menganggap sepele perintah dan larangan-Nya akan senang sekali melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Karena terbiasa melakukan dosa-dosa kecil, maka ia sudah tidak ada perasaan takut dan ragu lagi untuk melakukan dosa-dosa besar; (4) Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Daud : “... barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk...”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instrospeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.

Kedua, datangnya dari luar diri kita, diantaranya: (1) Bujuk rayu syaithan. Tujuan syaithan adalah untuk merusak keimanan seseorang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat AllahSWT, maka ia menjadi sasaran syaithan, menjerumuskan dalam kesesatan, ketidakpatuhan terhadap Allah SWT, membujuknya melakukan dosa; (2) Bujuk rayu dunia. Allah SWT berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadid: 20); (3) Pergaulan yang buruk Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi). Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam.

Walaupun para pemuka agama sampai berbusa mengingatkan kita, kenyataannya perilaku seperti ini belum berdampak signifikan. Ada ungkapan ‘cuma setahun sekali’ menjadi dasar bagi mereka untuk mengabaikan himbauan ini.

Ingat pesan ini, hati-hati di bulan puasa (ramadan), jangan sampai "kesurupan" berbelanja. Kebutuhan hidup bukan hanya pada saat ini saja. Perjalanan kita masih buram dan berliku alangkah eloknya, jika kegiatan berlebihan dengan belanja berbagai barang kebutuhan dilandaskan pada azas kebutuhan. Bukan dilandaskan hasrat mengumbar nafsu keinginan. Semoga bermanfaat !

Slamet Yuliono -Si Pembelajar-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, Pak. Ternyata masy kita masih cukup banyak yg memiliki 'aji mumpung' ya, Pak?

28 May
Balas

Ya Pak hehehhe ....

28 May



search

New Post