Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gurusiana New's (9)
https://news.detik.com/australia-plus-abc/d-3447622/uniknya-lomba-balap-kambing-di-pedalaman-australia

Gurusiana New's (9)

DEMAM PANGGUNG

"... PAK saya ingin kencing ....". Seru Fulan, sesaat menjelang start pelaksanaan lomba pawai menyambut HUT RI ke 73 di Kecamatan penulis. Belum lama merespon keinginan Fulan, tiba-tiba Fulanah danton (Komandan Peleton) putri juga menemui penulis. "... Pak kalau mau buang air kecil (kencing) tempatnya dimana ya ...". Dua pertanyaan yang penulis hadapi di perintiwa penting hari ini dengan tema yang sama. Belum lagi keluhan lain yang disampaikan oleh siswa lain sebelum pelaksanaan lomba. Ada yang berucap ketakutan, 'ndredeg', takut salah, tidak kuat, dan banyak lagi yang diucap sebelum bendera start di angkat.

Pengalaman menarik yang setiap kali penulis hadapi saat mengantarkan anak binaan saat mengikuti pertandingan maupun perlombaan apa saja. Lomba dan pertandingan yang diikuti siswa dan selalu identik dengan ragu dan was-was. Tidak jauh berbeda dengan apa yang akan kita hadapi dalam setiap mengikuti event yang sama dengan siswa. Rasa was-was dan takut gagal juga kita alami, artinya trauma psikologis yang sedang dihadapi bukan hanya siswa saja.

Trauma psikologis yang dialami oleh seseorang semacam ini, dalam istilah 'keren'nya disebut dengan demam panggung. Satu istilah kiasan atau perasaan tidak tenang (gugup) pada waktu berada di atas panggung (pentas) - KBBI -

Atau dalam istilah yang lebih komplek demam panggung adalah kekhawatiran, ketakutan, atau fobia yang berhubungan dengan penampilan di depan penonton atau kamera. Bentuk ketakutan ini dapat mendahului atau menyertai penampilan di depan umum

*****

Perbicangan masalah demam panggung, yang bisa terjadi pada semua orang bukan hanya dominasi anak-anak saja tetapi terjadi juga pada orang dewasa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi penampilan ini menjadi kurang optimal. Tetapi mayoritas kejadian ini lebih pada pengalaman yang kurang dan keberanian menaklukan kegundahan hati. Kurang berani berlatih, saat ditunjuk untuk berbicara atau melakukan (mempraktikkan) potensi diri juga salah satu faktor yang mengiringi.

Kadang kita malah menyalahkan dan melempar ke'galau'an ini pada orang lain dan bahkan berucap: "... kok bukan si A saja yang ditunjuk ...". Padahal ini kesempatan emas yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita untuk mengembangkan khasanah keilmuan kita dan belajar menentang ketakutan yang bergejolak dalam diri.

Menghadapi dan sekaligus mengatasi permasalahan seperti ini, tindakan apa yang harus kita dilakukan. Ada banyak faktor yang bisa dijadikan pelajaran terkait dengan masalah demam panggung, sehingga kita terbebas dan benar-benar berani tanpa keraguan.

Uraian berikut, adalah beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak demam panggung saat mengikuti event pertandingan atau perlombaan. Pertama, persiapan yang meyakinkan. Untuk menghadapi kegiatan penting dan genting semacam ini, selain persiapan fisk dan mental, persiapkan materi yang akan dilombakan juga harus dikuasai. Kita bisa membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi atau mengunggah di internet. Buat kerangka materi dengan menuliskan hal-hal penting/ garis besar materi. Cari materi yang kita kuasai dan praktikkan.

Kedua berlatih dan terus berlatih. Persiapan tanpa latihan mustahil, karena itu kita harus berani berlatih, bisa latihan sendiri atau berlatih bersama dengan komunitas yang telah ditunjuk. Dari hal-hal yang kecil lah seseorang bisa belajar menaklukkan ketakutan dan belajar dengan pengalaman.

Ketiga, percaya diri. Menumbuhkan rasa percaya diri memegang peranan penting, kita percaya bahwa kita bisa dengan kemampuan diri sendiri. Dan harus yakin bahwa kemampuan bisa melenyapkan rasa 'grogi'. Pilih materi yang sederhana dulu, selanjutnya pada hal-hal yang komplek. Dan yakinlah bahwa kita tidak sendiri serta yakin akan kemampuan diri bahwa kita bisa, dan hal ini anggap sebagai pengalaman yang harus dijalani. Kalau gagal ini merupakan pembelajaran berharga bagi diri sendiri, selain itu anda yakin bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik.

Keempat, konsentrasi. Atau dalam istilah yang lebih mengena tenangkan pikir sebagai obat mujarab. Bersikap dan berusaha tetap tenangan dan tidak gelisah adalah modal utama menghadapi ketidakpercayaan diri di depan orang banyak. Konsentrasi pada satu hal dan jangan memikirkan hal-hal lain. Tarik napas dalam-dalam agar hati tenang. Dan yang tidak kalah penting adalah berdoa sebelum pertandingan atau perlombaan dijalani, Karena di saat itu akan keluarkan energi pendorong yang ada sangat kuat.

Kelima, rileks. Seolah apa yang sedang kita lakukan adalah pekerjaan harian dan dapat kita ciptakan dengan cara humor ringan. Cara seperti ini akan mengendorkan pikiran, dan saraf, serta dapat menetralisir pikiran sehingga seseorang tersebut tidak tegang.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak. Pesan yag mendalam bagi diri penulis, Ananda yang sedang berjuang saat menghadapi beragam perlombaan dan atau pertandingan. Serta sahabat sekalian yang juga punya permasalahan sama.

--------------------------------

Turen - Malang, 10 Agustus 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post