Kecewa Berbuah Kebanggaan dan Prestasi
Episode: OPINI PUBLIK (1)
-------------------------------
BERULANG kali saya coba melihat cuplikan di youtube maupun kiriman WA atas hasil Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia. Dia (Lalu Muhammad Zohri), atlet potensial di nomor lari jarak pendek asal NTB yang berhasil menyabet medali emas di nomor paling bergengsi yaitu lari 100 meter putra. Kemudian bersujud mensyukuri hasil optimal yang telah dicapai
Sebagai guru olahraga sekaligus pernah berkecimpung dalam organisasi PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) meskipun hanya tingkat Kabupaten. Mengamati prestasi sekaligus kejadian tersebut penulis bangga dan sekaligus sedih. Bangga karena 'asset' anak bangsa yang masih belia ini mampu menorehkan sejarah kelas bergensi tingkat internasional. Tetapi sekaligus berbuah kekecewaan ternyata Ananda Lalu Muhammad Zohri ini tanpa adanya pendampingan memadai dari Indonesia. Bukti nyata dari hasil pengamatan itu adalah kebingungan dia setelah menorehkan hasil emas. Mencari tim (official) dan maunya mengangkat bendera kebangsaan sebagai pengukuh rasa bangga sebagai anak bangsa (Indonesia) kesulitan. Baru sekian menit berlalu, bendera yang dicari-cari dia bisa di dapat kemudian disematkan. Sungguh ironis.
Secara teori penulis memaklumi, amat langka pelari jarak pendek (100 m) yang berada di lintasan paling pinggir (8) mampu bersaing dengan atlet yang berada di posisi lintasan 3, 4, dan 5. Dan itu 'mungkin' yang menjadi pertimbangan (tim official) tidak menyiapkan sejak awal bendera dan penyambutan atas prestasi emas sekaligus sebagai momen dunia.
Melihat catatan waktu yang ditorehkan Zohri 10,18 detik saat ia menyentuh garis finish. Dan lebih cepat daripada dua pelari Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang secara bersamaan mencatat waktu 10,22 detik. Perlu diketahui, torehan waktu 10,18 detik menjadi rekor terbaru Zohri untuk level junior nasional yang mendekati puncak prestasi dari Suryo Agung Wiboyo (pemegang rekor nasional) dengan catatan 10.17 detik.
Kuasa Allah SWT Sang Penguasa Langit dan Bumi memang tidak bisa di lawan, hanya kadang budaya bangsa kita (Indonesia) meremehkan dan menganggap hal yang tidak mungkin inilah yang seharusnya ditinggalkan. Marilah kita belajar untuk menghilangkan stigma atas segala sesuatu itu dari ketidakmungkinan menjadi mungkin dan bahkan sangat mungkin.
Apalagi dilihat dari latar belakang sosok Zohri ini bukan pertama kalinya meraih emas. Dia juga merajai Kejuaraan Asia Atletik Junior di Jepang pada Juni lalu. Catatan waktu yang dapat ditorehkan cukup fantastik ialah 10,27 detik untuk nomor 100 meter putra.
Prestasi ini tentunya didapat melalui proses pelatihan yang panjang, apalagi Zohri merupakan atlet muda potensial dari Pelatnas Asian Games 2018. Yang secara tidak langsung juga asset 'langka' yang perlu terus pengawalan dan bimbingan dari pemangku kebijakan. Tugas berat Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PASI, untuk perlu pembinaan secara khusus, berikan motivasi dan apresiasi yang lebih karena prestasi dunia yang telah ditorehkan dan dedikasinya yang telah teruji demi mengharumkan nama bangsa.
Tugas utama yang harus terus dijaga adalah menjaga potensi, dan berharap mencapai puncak prestasi di Asian Games yang puncak kegiatannya hanya tinggal hitungan hari. Awasi dan jaga dia agar terus bersinar, karena dia akan melanjutkan ke Asian Games.
Pemuda Berprestasi
Prestasi 'langka' yang ditorehkan oleh Zohri sejatinya menunjukkan pemuda Indonesia mampu bersaing secara internasional, khususnya di nomor olahraga lari jarak pendek. Berbeda dengan di nomor-nomor unggulan seperti bulu tangkis, bride, atau angkat besi, yang sudah tidak diragukan lagi pola pembinaan dan pembibitannya. Kelangkaan ini, tentunya bisa dijadikan sebagai momen awal untuk dilakukan pembinaan berjenjang, optimalisasi kegiatan, pemberdayaan, dan pengembangan yang lebih intensif dan berkelanjutan.
Dari sekian prestasi atlet muda kita, tentunya menjadi relevan bahwa negara tidak boleh abai dalam memenuhi hak-hak para atlet. Pemuda berhasil mendapatkan prestasi mengagumkan karena banyak aspek, di antaranya potensi yang dimilikinya, kepemimpinan yang memberikan ruang partisipasi dan tumbuh kembang potensi pemuda secara baik dan kehadiran negara yang memberikan fasilitas memadai, selain tentunya menunjukkan adanya kecerdasan berganda (multiple intelligence) yang dimiliki para pemuda dalam mendapatkan prestasi.
Dengan latar belakang pemuda yang berbeda-beda itu, tentunya pengarahan dan fasilitas yang diberikan juga menyesuaikan kebutuhan mereka. Hal ini sesuai dengan tujuan keolahragaan nasional, memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.
Selamat untuk Ananda Lalu Muhammad Zohri jangan cepat puas diri, kejuaraan bergengsi dan turut membanggakan demi bangsa dan negara (Indonesia) dalam waktu dekat menunggu yaitu Asian Games. Tunjukkan bahwa kamu bisa. Semoga ...
SLAMET YULIONO - (Guru PJOK SMP Negeri 1 Turen Kabupaten Malang) -
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar