…Kemiskinan memuat rasa takut, dan stres, dan kadang-kadang depresi. Kemiskinan itu berarti beribu penghinaan dan kesulitan. Berjuang keluar dari kemiskinan dengan usaha Anda sendiri, itulah yang sesungguhnya menjadi kebanggaan diri sendiri, tetapi kemiskinan itu sendiri hanya terkesan baik oleh orang bodoh. Apa yang paling saya takuti di usia saya seperti Anda? bukan kemiskinan, tetapi kegagalan. Kegagalan mengajarkan saya hal-hal tentang diri saya sendiri bahwa saya bisa belajar. Saya menemukan bahwa saya memiliki kemauan yang kuat, dan disiplin lebih dari yang saya duga, saya juga menemukan bahwa saya memiliki teman-teman yang nilainya benar-benar melebihi harga permata. – JK Rowling

PENGGALAN kata inilah yang mengawali tulisan tentang literasi di tingkat dunia. Yaitu sosok jenius JK Rowling yang dilahirkan pada hari ini 31 Juli 1965 (53 tahun lalu). Manusia yang dalam kehidupan kesehariannya tidak kenal lelah dalam memperjuangkan harga diri dan ambisinya demi membangun cita dan cintanya untuk mewujudkan karya-karya fenomenal.

Tokoh wanita yang mempunyai kisah perjuangan hidup sangat inspiratif yang patut untuk ditiru. Dengan Novel hasil karyanya yang berjudul Harry Potter berhasil membuatnya menjadi salah satu wanita terkaya di dunia.

Ia menjadi sorotan kesusasteraan internasional pada tahun 1999 saat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter mengambil alih tiga tempat teratas dalam daftar “New York Times best-seller” setelah memperoleh peringkat yang sama di Britania Raya.

Kemudian, saat seri ke-4, Harry Potter dengan Piala Api-nya diterbitkan pada bulan Juli tahun 2000, seri ini menjadi buku paling laris penjualannya dalam sejarah. J.K rowling menjadi penulis Novel paling terkenal dan menjadi wanita terkaya di Inggris sepanjang sejarah hasil karangannya.Meskipun perjuangannya itu amat berat dan terjal karena mengalami berbagai kesulitan sebelum mencapai hasil yang maksimal

Belajar dari Kehidupan J.K Rowling

Sebagai seorang lulusan Universitas Exeter, Rowling pindah ke Portugal pada tahun 1990 untuk mengajar Bahasa Inggris. Di sana ia menikah dengan seorang wartawan Portugis dan dikaruniani anak perempuan bernama Jessica yang dilahirkan pada tahun 1993. Usia perkawinan mereka tidak lama, dan berakhir dengan perceraian.

Sejak perceraian dengan suaminya, ia menjadi ibu tunggal yang harus menghidupi anaknya dalam kondisi serba kekurangan. Dan 'hijrahlah' Rowling ke Edinburgh bersama anaknya. Rowling menghadapi masalah untuk menghidupi keluarganya. Disaat menghadapi kehidupan yang sulit ini, Rowling mulai menulis sebuah buku.

Ia merasa kemampuan menulisnya mungkin bisa menjadi jalan keluar untuk hidupnya yang sulit, tetapi ia tak mempunyai fasilitas yang memadai. Ia tidak memiliki komputer, dan hanya memiliki mesin ketik tua.

Ia juga tak mempunyai banyak uang, bahkan untuk membayar foto kopi naskahpun mengalami kesulitan. Maka ia terpaksa mengetik ulang naskah yang sama hingga beberapa kali agar bisa diserahkan ke beberapa penerbit. Ia menyerahkan naskahnya ke beberapa penerbit, sebanyak 12 penerbit menolak naskah yang ia buat.

Setelah naskahnya beberapa kali ditolak, penerbit ke 13-lah yang mau menerima naskahnya dan mulai memasarkannya. Akhirnya nasib dan takdir baik berpihak padanya, Rowling berhasil menjual buku Harry Potter dan Batu Bertuah untuk jumlah uang sebesar $4000.

Menjelang musim panas pada tahun 2000, tiga buku pertama Harry Potter: 'Harry Potter dan Batu Bertuah', 'Harry Potter dan Kamar Rahasia', dan 'Harry Potter dan Tawanan Azkaban' telah memperoleh keuntungan lebih kurang 480 juta dolar Amerika Serikat dalam masa tiga tahun dengan cetakan 35 juta naskah dalam 35 bahasa.

Juli 2000, buku ke empat 'Harry Potter dengan Piala Api' telah dicetak untuk pertama kalinya sebanyak 5,3 juta naskah dengan pesanan tambahan sebanyak 1,8 juta naskah. Dan buku ke limanya, 'Harry Potter dan Orde Phoenix' mulai dipasarkan pada 21 Juni 2003, serentak di seluruh dunia setelah lebih kurang dari 3 tahun buku keempat diterbitkan. Buku ke enam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran juga telah diluncurkan secara resmi pada 16 Juli 2005. Dilanjutkan dengan buku ketujuh, 'Harry Potter and the Deathly Hallows' sebagai 'akhir' dari serial Harry Potter.

Pelajaran Yang Dapat Dipetik

Belajar sejarah kebaikan dan sekaligus keberuntunga tidak harus pada sosok yang menjadi kisah di masa lalu. Kita bisa belajar dari sosok sukses yang masih berusia belia atau seperti Novelis JK Rowling yang kini masih terus berkarya dan berkarya. Karya yang awalnya hanya sebatas merepresentaskan jati diri sebagai sosok ideal menuju kepuasan karya duniawi karena si buah hati yang harus ditanggung sendiri.

Ingat, Peristiwa sejarah itu selalu berulang ... Tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini ... yang berbeda cuman waktu, tokoh dan tempat kejadian ... Jadi belajar sejarah sangat diperlukan untuk menjadi lebih bijaksana ... bukan hanya untuk sekedar hapalan nama tokoh tanggal bulan tahun kelahiran yang meruwetkan pikiran.

Mempelajari sejarah dengan baik, berarti ia tidak hanya untuk mengetahui apa saja kesalahan yang terjadi pada masa lampau, tetapi juga mempelajari kondisi yang terjadi di era kekinian dari sosok yang masih hidup dan punya karya. Dengan mempelajari sejarah, berarti kita telah mempelajari kesalahan yang telah terjadi sebelumnya. Yang kemudian belajar bagaimana cara mengantisipasi masalah tersebut agar tidak mengulangnya di masa depan.

Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik kisah seorang JK Rowling yang pada hari ini 31 Juli 2018 memasuki usia 53 yang dengan cermat pula penerbit ternama Gramedia memanfaatkan momentum istimewa ini. Memanfaatkan momentum dengan cara mengunggah Novel terbaru dari sosok 'si Penyihir Harry Potter' berjudul: "The Cursed and Child part I dan II".

Berikut catatan menarik yang bisa kita ambil hikmahnya dari mempelajari sejarah kehidupan masa kini untuk diaplikasikan dalam kehidupan keseharian: (1) Sukses itu diawali dengan beragam halangan dan rintangan. Mustahil seseorang itu langsung sukses dan berjaya tanpa ada usaha terlebih dahulu; (2) Menjadi orang yang sukses selalu dimulai dari kebersamaan dan pikiran jernih. Tidak menyalahkan orang lain demi meraih ambisinya. Belajar dari kegagalan dan selalu berusaha dan berusaha itulah kuncinya: (3) Sukses seseorang itu diraih dan dilalui dengan pasti karena keseriusan, mau belajar dari kekurangan dan kelemahan. Karena itu, manfaatkan momentum seefektif mungkin agar kesalahan bisa berbuah manis dan bermanfaat. Bukan dengan cara mengambil momentum 'salah kaprah' pokoknya saya sukses meskipun orang lain menderita.

Dan Inilah jawaban dari belajar sejarah atas sukses dari orang lain, meskipun tidak harus dari orang-orang terdahulu dan telah meninggal dunia. Sebuah pilihan tepat untuk belajar Literasi menuju kebahagiaan di dunia dan mengambil kebaikannya demi akhiratnya kelak. Semoga ….

Disarikan dari berbagai sumber ...

--------------------------------

Turen - Malang, 31 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -