Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS UNTUK MENGINGAT MAKNA
Senyum tanpa dosa

MENULIS UNTUK MENGINGAT MAKNA

Dalam kondisi marah atau luapan emosi menghadapi siswa yang ..... saya berucap: "Lambemu Rek". Ucapan spontan yang semoga tidak disampaikan oleh guru. Kalau ada sejawat guru yang melakukan bahkan lebih jelek, tegur dan ingatkan.

"Lambe" (bhs. Indonesia - bibir) mempunyai kedudukan istimewa khususnya untuk kaum perempuan. "Maaf" ini berdasar penilaian banyak laki-laki dan harap maklum. Dalam bahasa Indonesia pun demikian, kita mengenal kata “bibirnya seperti delima merekah” maka ini adalah ungkapan pujian untuk bibir wanita. Teman yang orang Minang, juga punya ungkapan: "bibirnya bak limau seulas”.

Dalam urusan “lambe” ini barangkali ungkapan dalam bahasa Jawa yang paling kaya. Banyak kalimat yang menggunakan kata “lambe”. Mulai dari bentuk “lambe”, gerakan “lambe”, peribahasa, tembung entar dan sebagainya.

Uraian berikut bisa dijadikan tambahan referensi tentang gerak bibir terkait dengan bahasa tubuh, yang membawa getaran pesan sehingga mampu membangkitkan beragam reaksi emosi.

1. MESEM: Tersenyum. Senyum menurut pengertian Jawa hanya gerakan mulut tanpa membuka mulut. Bila gerakan mulut hanya sedikit disebut “mesem pendhem”. Secara umum “mesem” adalah ungkapan hati yang sedang senang. "Mesem kecut" tentunya bukan senyum melainkan cemberut.

2. MENCEP: Menjep. Bibir bawah ditekuk sebelah. Menunjukkan kekecewaan. Dalam hal ini "suasana" perlu diperhatikan karena “mencep” juga bisa bermakna lain.

3. NGEPRETI: Menggerakkan bibir atas dan bawah sedemikian sehingga terdengar suara “pret”. Maknanya menunjukkan ketidak-percayaan (maido).

4. MLECU: Atau MECUCU. Bibir atas dan bawah dilancipkan ke depan. Menunjukkan kekecewaan atau kemarahan.

5. NYAWETI: Ngawet. Kebalikan dari “mlecu”. Disini bibir dilipat ke dalam, menyentuh gigi. Biasanya mata melotot. Menunjukkan orang yang sedang menahan emosi.

Akhirnya mari kita ingat ungkapan: "AJINING DIRI SOKO LATHI, AJINING ROGO SOKO BUSONO". Artinya: hendaknya setiap manusia memperhatikan apa yang diucapkan mulutnya dan selalu memperhatikan perilakunya dalam pergaulan. Semoga ucapan menyakitkan yang terlontar dari mulut kita ini menjadi catatan terakhir, dan berubah menjadi kata indah sarat motivasi dan penuh pujian. Aamiin !

Guru Pembelajar

- Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post