Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
 	            Percakapan Sebagai Referensi Tulisan
https://id.wikihow.com/Mempelajari-Bahasa-Hindi

Percakapan Sebagai Referensi Tulisan

Episode: Menuju Guru Profesional (4)

----------------------------------------

MENULIS bermakna adalah salah satu bagian budaya tingkat tinggi yang memiliki peran penting menuju keberlangsunga peradaban suatu bangsa. Diharapkan dengan hasil pena (tulisan) yang baik dan benar, akan bermunculan pemikiran-pemikiran brilian dan dapat dijadikan bahan referensi bangsa di masa yang akan datang dengan mudah dan akurat. Dan dengan adanya bukti autentik tulisan, akurat dan benar pemikiran demi pemikiran cemerlang dari masa ke masa bisa terdokumentasikan.

Sebagai bagian dari budaya, aktifitas menulis akan bisa tetap eksis karena ditunjang oleh kebiasaan. Ingat pepatah, semakin sering seseorang menulis maka semakin tajam hasil penanya dan semakin banyak mengasahnya, semakin bagus dan jernih pikiran yang bisa didokumentasikannya.

Jamak terjadi di salah satu acara Workshop kepenulisan, ketika seorang calon penulis bertanya kepada para pemateri penulisan yang sukses, tentang apa yang harus dilakukan untuk memulai sebuah tulisan. Jawaban yang muncul sarkas namun halus, bunyinya kira-kira seperti ini, “.... Cara untuk memulai membuat tulisan (hasil karya) adalah dengan menulis dan terus menulis dan jangan cepat putus asa ....”.

Mendengar jawaban seperti itu, si calon penulis bisa tertawa dan bisa jadi malah terdiam. Bahkan, kemungkinan dalam alam pikirannya terbersit sindiran, “ ... Kalau itu jawabannya, semua orang juga sudah tahu pak!”. Dan bisa jadi ungkapan sindiran itu memang salah satu bentuk motivasi, yang ditindaklanjuti dengan omelan, “Okelah, dari dulu kalau mau memulai tulisan ya dengan menulis. Masalahnya, apa yang mau ditulis?”

Menulis sering diartikan dengan pekerjaan mengotak-atik kata untuk dijadikan kalimat sehingga bermakna. Jika muncul pertanyaan, “Apa yang mau ditulis?”, maka secara sederhana jawabnya adalah: tulislah apapun yang bisa digambarkan dengan kata-kata. Dan segala yang bisa digambarkan dengan kata-kata adalah apapun yang bisa diamati oleh akal sehat kita. Itulah sebenarnya kata kunci dari bahan dasar tulisan. Agar menulis bisa menjadi proses yang terasa nikmat, tulislah hal yang memang hasilnya bisa dinikmati pikiran kita. Tulislah fenomena yang membuat kita bergairah. Tulislah sehingga kita menjadi bangga.

Percakapan bermakna

Ada cara lain dalam mengawali sebuah tulisan dengan langkah alur cukup sederhana. Salah satunya diantaranya adalah dengan merekam hasil percakapan kita atau orang lain. Percakapan sebagai sumber referensi yang paling mudah, dan ini bisa dijadikan modal awal membuat catatan-catatan pokok tulisan. Karena, percakapan adalah hal yang otomatis sering kita ciptakan sepanjang hari. Sebegitu mudahnya percakapan diciptakan, sehingga bagi para pelaku yang kritis dan berkeinginan melakukan kajian tidak terlalu rugi untuk dituliskan kembali.

Percakapan atau komunikasi diatara kita sering menguap begitu saja dan hilang diterpa angin atau tergerus dengan percakapan baru lainnya. Padahal dari hasil komunikasi itulah kita sering menerima informasi baru yang sangat menarik untuk kemudian dijadikan rujukan penulisan bermutu.

Percakapan terurai dari kata-kata yang bisa dipahami dengan mudah. Dan kita sebagai manusia, makhluk yang selalu terlibat dalam percakapan di hampir sepanjang hari dalam hidup kita. Sadarkah kita, bahwa selama ini kita disuguhi beragam informasi dan argumen yang selalu ter'update'. Dari kata yang terus terbarukan inilah apabila kita mau pro aktif untuk memotretnya, merekamnya, mendokumentasikannya, bisa menjadikannya tulisan-tulisan.

Terlepas dari isi tulisan yang berbobot atau bermanfaat, tulisan ini menyiratkan suatu trik. Trik yang menunjukkan kesadaran bahwa percakapan mengandung kata-kata, dan kata-kata itu bisa didokumentasikan, kemudian dihadirkan kembali dalam bentuk tulisan.

Ini merupakan salah satu bentuk penalaran sekaligus mengasah imajinasi berupa produk tulisan. Percakapan yang kemungkinan akan dilupakan malah bisa dijadikan bahan untuk membuat tulisan. Menurut trik ini, mengingatkan kita yang pernah melakukan percakapan dimana-mana, dan itu berarti bahan untuk dijadikan sumber tulisan bisa kita dapatkan dimana saja.

Bahan tulisan berserak dimana-mana. Terukir di jejak-jejak percakapan yang telah kita lakukan dalam keseharian kita, di warung kopi, rumah, kantor, sekolah, kafe, sekretariat organisasi, pasar, internet, SMS, dan sebagainya. Pilih hasil komunikasi yang telah kita lakukan hari ini yang kita anggap menarik, lalu rangkai kata-kata itu dalam bentuk tulisan.

Terobosan dan trik ini adalah kabar gembira buat siapa saja yang ingin menjadi penulis handal. Khususnya, buat calon penulis (penulis pemula) yang masih banyak terjebak dalam pertanyaan, “Apa yang harus dikerjakan untuk memulai tulisan yang baik?”

Sadar bahwa kita ini makhluk sosial yang dalam hidup kesehariannya banyak melakukan percakapan-percakapan. Sehingga semakin sering kita berkomunikasi atau mendengar percakapan orang, sebenarnya semakin dalam benak kita sudah banyak referensi yang bisa kita jadikan bahan tulisan menarik. Permasalahannya, mampu, mau, dan pedulikah hasil diskusi, dialog dan percakapan yang sudah kita lakukan itu selanjutnya didokumentasikan dalam sebuah hasil karya yang layak untuk dibaca khalayak.

Sekali lagi, percakapan yang sumbernya dari beragam percakapan baik antar individu maupun mendengarkan percakapan orang lain sebenarnya bisa menjadi sumber tulisan, hanya tinggal mereduksi ulang hasil komunikasi tersebut kedalam coretan kertas.

Satu langkah yang sederhana dan telah kita lakukan bertahun-tahun, tentunya tinggal menjawab: adakah kemauan kita, berupa hasrat untuk menulis. Dan dari hasil komunikasi itu menjadi buah pena yang berbobot, berkualitas dan mudah untuk dicerna?. Mari kita renungkan !

--------------------------------------

Turen - Malang, 18 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post