Slamet Yuliono

SLAMET YULIONO, Si Pembelajar yang ingin dan ingin terus belajar kepada siapa saja. Dan berharap dengan bimbingan dan petunjuk-Nya, bisa bermanfaat bag...

Selengkapnya
Navigasi Web
POKOK'E MULANG *)
https://www.pintaram.com/t/kisahpribadi

POKOK'E MULANG *)

Episode : Mawas Diri (6)

----------------------------------------

HARI kedua kegiatan diklat terbimbing membahas konsep pembelajaran yang mengarah pada tantangan siswa yang belajar di abad 21. Tulisan ini sebagian mengadopsi dari materi yang disampaikan (dipaparkan) oleh Ibu Dra. Puji Hariwati M. Pd (Kabid. Pendidikan SMP - Dinas Pendidikan Kab. Malang) yang membawa tema tantangan bagi guru dalam mengoptimalisasi kualitas pembelajar (guru) menghadapi Era Industri 4.0 yang dinamis dan kekinian. Salah satu pesan beliau: "..... jangan sampai guru (SMP) di Era Industri 4.0 'gaptek' dan 'lemot', kalau ini terjadi, percayalah guru-guru ini akan ditinggalkan anak didiknya... ".

Selain pesan mendasar di atas, ada banyak hal mendasar untuk diungkap dalam rangkaian tulisan pada hari ini. Mulai dari bedah dan penyusunan perangkat pembelajaran, penentuan dan sekaligus penetapan program tahunan, program semester, yang disesuaikan dengan kalender pendidikan oleh dinas pendidikan.

Pesan tertulis ini identik dan 'nyambung' dengan isi nasihat Kabid SMP bahwa untuk bisa menjadi pengajar tidak hanya 'pokok-e mulang' dengan cara bisa membuktikan kepada yang bersangkutan (guru) agar dalam setiap langkah kinerjanya bisa membuat seseorang (siswa) menjadi berilmu dan beradab. Dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau paham, dan yang sebelumnya awam tentang keilmuan menjadi bisa atau terampil.

Sedangkan mendidik kata beliau memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar mengajar. Ada satu tambahan ilmu lain yang penting dalam menjalani kehidupan yang semakin sulit dan berat. Kalau guru itu bekerja dengan asal-asalan (pokok'e) dipastikan tidak akan ada hasil, karena itu perlu kesungguhan dan fokus.

Merealisasikan kesungguhan dan fokus ini salah satunya adalah dengan melengkapi segala administrasi 'realistis' bukan 'maaf' copy paste milik orang lain (sekolah lain) sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah. Mustahil kita bisa menjadi guru yang baik kalau perangkat pendukung yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran belum punya ataua bahkan tidak membuat.

Ingatlah, tujuan utama dari sebuah lembaga pendidikan (sekolah) adalah menghasilkan anak didik yang tidak hanya memiliki prestasi tapi juga memiliki akhlak yang baik (mulia). Disinilah peran tenaga pendidik sangat penting untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut. Media tercanggih dan fasilitas lengkap tidak cukup memadai apabila belum dilengkapi tenaga pendidik yang baik dan kelengkapan administrasi. Paparan lain yang cukup menarik adalah menurut beliau (Kabid SMP) mengajar berarti membuat seseorang menjadi berilmu, yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu atau paham, yang sebelumnya belum bisa menjadi bisa atau terampil. Sedang mendidik berarti menjadikan seseorang berilmu dan mengamalkan ilmunya untuk kebaikan serta terus mendorong anak didiknya untuk terus menambah ilmunya dan menjadikan setiap tambahan ilmu yang didapatkan juga menambah setiap perilaku atau kehidupannya berangsur menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, begitu seterusnya tanpa terputus. Perbedaan antara mengajar saja dan mendidik inilah yang sering diabaikan bahkan dilupakan oleh sebagian besar guru atau tenaga pendidik, dengan makna yang lebih luas lagi. Sehingga apabila tenaga pendidik menyadari bahwa tugas mereka bukan hanya mengajar tapi lebih dari itu yakni sebagai pendidik bagi generasi penerus. Apabila mereka sudah menyadari berarti mereka harus juga siap dengan segala aspek dari kegiatan sebuah pendidikan, mulai dari mentransfer ilmu pengetahuan, serta membiasakan perilaku atau sikap dengan tauladan. Dan hal yang paling mendasar adalah terus berupaya membangkitkan semangat belajar atau semangat untuk memperbaiki diri bagi setiap peserta didik termasuk dirinya sendiri. Kesimpulannya memang tidak mudah menjadi seorang tenaga pendidik profesional. Tenaga (guru) yang mampu 'mengejawantahkan' antara ilmu dan moral, antara akal dan naluri. Karena tugas ini berat dan penuh duri. Atas ketidak mudahan tersebut janji Allah berupa anjuran untuk tetap tekun dan istiqomah dalam langkah kerjanya berlandaskan pada keikhlasan dan tanggung jawab. Seperti yang tersurat pada Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya “...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...”.

Semoga akhir dari kegiatan bimtek terbimbing kali ini ada guna dan manfaatnya. Berguna dalam membangun kepercayaan diri peserta didik dalam menyambut Era Industri 4.0 dan memasuki tahun 2045 'prediksi' Indonesia menikmati era keemasan terwujud. Insyaallah ....

-----------------------------------------------------

Turen - Malang, 10 Juli 2018

Si Pembelajar - Slamet Yuliono -

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hehe... "ilmu pokoke" sdh hrs diringgalkan guru jika benar-benar ingin maju ya, Pak SY?

11 Jul
Balas

Ya Pak, kalau semua dilandasi poko'e mau dikemanakan masa depan anak bangsa ini.

11 Jul

Ingin tahu bagaimana bangsa ini ke depannya? Lihat saja bagaimana gurunya didalam kelas. Semoga kita bisa menjadi guru yang mengajar sekaligus mendidik, njih pak guru? Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

11 Jul
Balas

Ya Bunda, insyaallah ....

12 Jul



search

New Post