Pernak-pernik HUT RI ke 73

-----------------

PERNAK - pernik di bulan agustus itu identik dengan: (1) memasang bendera merah putih dengan beragam versi: (2) mendekorasi ruangan, meja makan, hingga langit-langit atap dengan hiasan merah putih; (3) Sentuhan bunga merah putih ruangan bisa membuat nuansa ruangan makin manis; (4) Menaruh balon merah putih di pojok ruangan sebagai bumbu pembangkit semangat merupakan cara yang mudah dan bagus; (5) Julurkan kertas krep di atas langit-langit atap dalam bentuk variatif; (6) Gelas plastik bisa dimanfaatkan untuk diwarnai merah dan putih; (7) Tenda merah dan putih; (8) Bikin kreasi kertas beragam bentuk warna merah dan putih; (9) dan masih banyak model kreatif gambaran menyongsong kegiatan agustus bulan yang identik dengan era kemerdekaan bangsa yang sudah lama ditunggu.

Namun ada pula pemandangan unik dan menarik yang kadang 'luput' dari pengamatan kita (guru), terutama saat mendampingi anak binaan menjelang, saat, dan berakhirnya pelaksanaan Upacara Bendera dilangsungkan. Mereka banyak berulah dengan beragam kreasi yang membuat kita bisa prihatin, trenyuh, tersenyum, dan bahkan menjengkelkan.

Perbuatan menarik itu diantaranya dengan senda gurau yang bebas dan terkadang berlebihan. Ada diantara merka yang bermain dorong-dorongan. Bergelantungan di gawang lapangan sepakbola (lihat gambar), atau tindak lain yang bisa jadi inilah buah keunikan mereka yang tidak tersalurkan.

Pemandangan unik ini bisa jadi buah representasi dari kejenuhan mereka setelah seharian berada di dalam kelas untuk mendaapat beragam 'wejangan' dari beragam karakter guru saat mengikuti pelaaran. Belum lagi saat di rumah mereka juga mendapat perlakuan yang 'kadang' tidak jauh berbeda saat di sekolah. Tidak boleh ini, tidak boleh itu dan harus mengikuti dan mematuhi nasehat yang diberikan kepada mereka.

Ironis memang, menjadi anak zaman now. Kehidupan untuk berkembang dan menjadi sosok pribadi mandiri harus terkendala oleh aturan yang terkadang mengekang kebebasan berkreasi mereka.

Dunia bermain sebagai ciri anak hingga usia 14/15 tahun hilang dan berubah menjadi 'anak manis' dihadapan orang tua dan gurunya. Mereka 'dituntut' tunduk, patuh, dan duduk manis saat bersama-sama dengan pendamping dan guru-gurunya.

Memprihatinkan. Itulah ucapan yang tepat untuk mereka yang 'dipaksa' bermanis ria, dan saat terlepas dari kendali karena dunianya direbut secara paksa oleh lingkungan yang kurang paham psikologi. Saat-saat bermain dan bersuka ria ditunjukkan dalam beragam aktifitas yang unik. Misalnya, saat di luar lingkungan sekolah bergaul dengan rokok, narkoba atau kesalahan penanganan lainnya.

Apa yang harus kita perbuat dengan kesenangan anak-anak yang mugkin tidak akan terlaksana di hari-hari biasa. Bulan-bulan inilah saat yang tepat dan mungkin bisa menjadi alternatif sekaligus solusi. Dengan cara memeriahkan kegiatan lomba dan lomba bersamaan dengan kegiatan 'agustus-an' sebagai bulan berharga yang selalu dirayakan di Indonesia semua bisa dicoba.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh mereka dan tentunya dukungan kita. Ada lomba balap karung, lomba makan krupuk, dan lomba-lomba sejenis yang bisa diikuti dan dilakukan di sekolah atau di lingkungan sekitar kehidupan mereka.

Alangkah berbahagianya mereka. Bisa mengulang masa-masa kecilnya dengan canda dan tawa. Tanpa ada rasa sedih dan tertekan oleh ribetnya belajar dan belajar. Selamat berbangga dan tersenyum manis anakku. Berbahagialah bersama-sama, kami mendukungmu ....

-------------------------------------------

Turen - Malang, 18 Agustus 2018

Si Pembelajar: Slamet Yuliono