Slamet Yuliono

Belajar menuju jati diri yang dewasa...

Selengkapnya
Navigasi Web
SPIRIT TO CHANGE MY LIFE
https://www.google.com/search?q=gambar+keberbakatan+olahraga+atletik&tbm=isch&source...

SPIRIT TO CHANGE MY LIFE

Berprestasi Karena Keberbakatan

Oleh: Slamet Yuliono *)

- Guru dan Pembelajar di SMP Negeri 1 Turen -

AWALNYA dicibir dan ditertawakan, kini menjadi kebanggaan. Itulah penggalan kisah yang dialami oleh: Halimah Fauz Hadaya (2011), Handri Tiyasmuji (2013) dan Riski Setiawan (2015), ketiga anak jempolan yang penulis kisahkan ini adalah peserta didik SMP sekaligus duta atlit cabang nomor olahraga Atletik dari Kabupaten Malang yang berhasil mengharumkan nama Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, dengan meraih medali perak dan emas dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) spesialisasi nomor Lempar Lembing dan Tolak Peluru.

Kebanggaan dan sekaligus torehan hasil dari prestasi membanggakan yang mereka peroleh ini bukan tanpa kerja keras, bahkan awalnya banyak teman di sekolah dan termasuk panitia seleksi tingkat Kabupaten meragukan kemampuannya. Namun berkat dukungan orang tua, latihan yang keras dan motivasi tinggi yang diberikan pihak sekolah rupanya mampu mengangkat nama baik diri, keluarga dan sekolah hingga meraih prestasi membanggakan.

Hasil yang baik ini menyebabkan orang tua, guru dan teman sejawat tentu merasa bangga. Tapi di sisi lain ada satu hal yang barangkali terlewatkan, yaitu apakah orang tua termasuk guru selama ini sudah menghargai keunikan atas potensi anak tersebut? Padahal bisa jadi dari bakat ‘terpendam’ dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik yang ‘kadang’ kurang mendapat dukungan inilah justru yang nanti bisa mereka banggakan dan menjadi gerbang awal puncak prestasi di masa yang akan datang.

Perlunya Pemetakan

Dr. Howard Gardner (1993) menyebutkan untuk mengetahui potensi dan keberbakatan anak setidaknya ada 8 kecerdasan: (1) kemampuan berbahasa (linguistik), (2) kemampuan matematis logis (angka dan logika), (3) kemampuan menggambar ruang (visual spasial), (4) kemampuan gerak tubuh (kinestetis), (5) kemampuan bermusik (musical), (6) kemampuan berinteraksi dengan sesama (interpersonal), (7) kemampuan berinteraksi dengan diri (intrapersonal), (8) kemampuan mencintai lingkungan/alam (naturalis). Delapan jenis kecerdasan tersebut terkenal dengan sebutan kecerdasan majemuk atau biasa disebut Multiple Intelligences (MI).

Semua anak berpotensi pada satu atau lebih dari potensi yang digambarkan Howard, tapi hanya satu atau dua saja yang menonjol dan berkembang, itulah potensi dan bakatnya. Jika bakat yang merupakan potensi unggul ini didukung latihan dan sedikit mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta berani berkompetisi, niscaya bakat itu makin terasah.

Kini guru sudah saatnya membuka diri terhadap kemampuan dan bakat peserta didiknya sejak awal. Dari kondisi ini kemudian ditindaklanjuti dengan mengembangkannya, dan insyaallah bila ini dilakukan prestasi anak akan tumbuh optimal.

Ada beberapa pelajaran yang sangat berharga bagi guru yang menjadi pembimbing anak yang memiliki keberbakatan seperti ini. Tips berikut setidaknya bisa dijadikan bahan referensi bagi sejawat guru. Pertama, bahwa setiap peserta didik pada dasarnya memiliki karakter yang unik dalam hal potensi diri dan kemampuan belajarnya di sekolah. Sebab, setiap karakter yang terdapat pada seseorang merupakan “karunia ilahi” yang menjadi ciri khas dan unsur pembeda dengan manusia lainnya. Dan sudah menjadi tugas kita (guru) adalah mencari dan menemukan keunggulan yang dimiliki para peserta didik, kemudian mengembangkan keberbakatannya supaya menjadi manusia yang memiliki karakter kuat yang dominan pada bidang tertentu.

Kedua, seorang guru harus bisa berperan optimal sebagai motivator ulung bagi para peserta didiknya. Sebagai motivator, guru dituntut mampu menangkap persoalan-persoalan belajar yang dihadapi peserta didik. Dengan mengetahui dan memahami letak permasalahan yang dihadapi peserta didik, diharapkan guru dapat memberikan solusi dan motivasi yang tepat bagi mereka.

Ketiga, guru sebagai fasilitator. Seorang guru dituntut mampu menjembatani peserta didik sesuai dengan cita-citanya. Artinya, guru dan sekolah dituntut untuk bertindak proaktif dalam mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya sesuai dengan potensi dan kompetensinya secara benar.

Keempat, guru harus bisa momong dan ngemong. Artinya menstabilkan mental dan moral mereka, mengikis sikap egois yang dimiliki, sikap merasa paling jago, dan kecenderungan tidak bisa mematuhi aturan sekolah akibat kebandelannya. Sikap-sikap tersebut harus bisa diredam oleh guru dengan contoh konkrit untuk selanjutnya diarahkan sesuai dengan keberbakatannya dengan cara yang logis.

Kelima, bila guru tidak mampu memberikan bimbingan secara optimal pada anak yang memiliki bakat istimewa ini seharusnya membantu mencarikan tenaga ahli di bidangnya sebagai jawaban kegelisahan anak berbakat ini agar tumbuh menjadi anak superior.

Ingat, setiap peserta didik diciptakan Allah SWT dengan segenap keunikan karakter. Tugas setiap guru adalah menemukan letak kesempurnaan karakter peserta didiknya, kemudian mengembangkan dan mengarahkan mereka supaya bisa menjadi solusi bagi kehidupannya kelak.

Siapa tahu dengan kemampuan guru mengasah kemampuan anak yang memiliki bakat terpendam dan mengarahkannya pada potensi dirinya itu, kita (guru) menjadi orang yang dalam salah satu hadis Nabi dijadikan sebagai pembimbing anak soleh dan mereka akan selalu mendoakan kita agar masuk sorga. Bravo sejawat guru yang terus menginspirasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tepat sekali Bapak, setiap anak didik memiliki keunikan , guru harus mampu ngemong dan ngomong. Luar biasa..terima kasih sarapannya..semangat sehat n sukses..barakallah

11 Jan
Balas

Terima kasih atensinya Bunda. Sukses selalu juga untuk bunda

11 Jan

Betul, Pak Guru. Yang pertama tugas kita menemukan keunggulan dan keunikan yang dimiliki anak-anak kita. Seterusnya menumbuh kembangkan kunggulan yang mereka miliki. Jazakallah khoir untuk tips luar biasa ini. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Pak Guru.

11 Jan
Balas

Inilah uniknya menjadi guru. Salam sehat selalu Bunda

11 Jan



search

New Post