Sebuah Pengantar

Oleh : Slamet Yuliono *)

REVOLUSI menyelesaikan satu buku bagi guru BISA atau istilah kerennya SAGUSABU yang dipandegani oleh Pak Mohammad Iksan (MI) dan Eko Prasetyo (EP) penggagas Media Guru grup yang ‘getol’ mengajak guru untuk menulis dan terus menulis patut diapresiasi. Ajakan, himbauan, dan bahkan ‘paksaan’ agar setiap guru punya karya dalam hitungan hari, yang disampaikan oleh beliau berdua di setiap diklat mendapat apresiasi luar biasa dari banyak pihak.

Awalnya banyak yang mencibir revolusi yang dilakukan dua sosok jempolan (MI dan EP). Tetapi ajakan dan himbauan yang terus digelorakan oleh mereka, tanpa menghiraukan ungkapan menulis itu harus ini dan itu. Kata teruslah menulis dan abaikan tata aturan ‘njlimet’ rupanya mendatangkan pola pikir baru bagi guru. Bahwa menulis itu akan semakin berkualitas kalau terus dicoba dan dicoba.

Kini buku yang diselesaikan oleh peserta diklat (guru) atas bimbingan MI dan EP sudah ratusan atau bahkan lebih dari seribu buku. Buku dengan beragam karya tercipta, mulai dari karya sastra, otobiografi, kumpulan puisi, buku ajar, hingga artikel ilmiah lainnya pun tersaji.

Pertanyaan selanjutnya, setelah buku berhasil diterbitkan kemudian dikonsumsi pembaca, bagaimana agar buku yang terbit dan banyak dimiliki itu bisa bertahan lama dan dinikmati hingga jangka waktu yang lama.

Penulis coba buka-buka di gogle dan teliti dari tulisan sahabat yang tergabung di komunitas Gurusiana, ternyata masih belum ada atau ‘mungkin’ belum terpikir bagaimana merawat buku itu agar bisa awet dan langgeng dalam kurun waktu tertentu.

Tulisan (berseri) berikut hanya sekedar ‘urun rembuk’ yang semoga bisa berguna untuk sahabat sekalian. Dan apabila sudah punya cara merawat mengambil dari unggahan di komunitas dan blok lain, tulisan ini bisa dijadikan pengingat untuk sahabat gurusianer.

Sekali lagi, penulis mohon maaf bila catatan kecil ini mengganggu dan kurang berkenan.