PUISI MASKER
SAJAK MASKER
(Tanpa Kata Masker)
Saat pandemi melanda negeri
Kau terus diburu dan dicari
Dini hari hingga tenggelamnya mentari
Kau sulit ditemui laksana misteri
//
Banyak yang datang menghampiri
Tapi tidak untuk memberi
Mereka mewabah serupa bakteri
Menimbunmu dalam kardus dan lemari
//
Hadirmu menoreh catatan dalam histori
Namamu termaktub di setiap sanubari
Dari mereka yang berseragam safari
Hingga mereka yang disebut pencuri
//
Pandemi ini masih wara-wiri
Mencari jalan di setiap pori
Mengintai nyawa yang tak menyadari
Bersahabat denganmu membentengi diri
//
Dalam diam kami mengisolasi diri
Tak mau kami berapriori
Menengadah tangan dan menekuri
Berharap kebaikan pada Maha Pemberi
//
Dia mendengar rintihan anak negeri
Mereka yang serakah tak lagi berseri
Di setiap tempat kau telah menampakkan diri
Tak jarang ada yang mensponsori
//
Mereka yang tamak menggigit jari
Menawarkan dirimu kesana-kemari
Kata-kata manis mereka lontari
Mereka lupa pernah menjadi duri
//
Kau tutupi setengah dari wajah diri
Setia menemani kami setiap hari
Kau telah menyatu menjadi jati diri
Hingga menjelang hari nan fitri
///
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar