#Pentigraf

Menuju Perak Kehidupan

Oleh: Soendari

Menjelang hari pernikahan, lebih kerennya dinamakan Anniversary Day untuk kesekian kalinya dalam kehidupan mengarungi bahtera rumah tangga bersama suami tercinta. Hampir 25 tahun bersama membina rumah tangga melalui jalanan terjal penuh liku-liku, susah senang bersama terlampaui bersama anak-anak tercinta. Kini kami sudah mulai tumbuh dewasa sudah bisa diajak untuk mendiskusikan hal-hal yang serius. Seperti saat ini kami berempat sedang merencanakan sebuah kejutan untuk hari pernikahan ayah dan ibu.

Beberapa persiapan sudah dilakukan, mulai memesan catering untuk menjamu para tamu yang hanya dihadiri oleh kerabat terdekat saja. Namun tetap harus dipersiapkan dengan matang agar ayah benar-benar terkejut. Pasti ayah tidak akan mengingat hari pernikahan ini karena terlalu banyak yang harus dipikirkan. Oleh karena itu ibu yang selalu teringat hari istemewa itu. Pesanan ibu banyak sekali, ada kue bolu kesukaan ayah, sayur favorit keluarga, warna biru sebagai hiasan mendominasi ruangan tempat acara berlangsung. Semua sudah benar-benar siap.

Hari yang dinanti telah tiba, pukul 18.30 semua sudah berada di posisi masing-masing. Saat ayah datang maka ruang tamu yang telah disulap menjadi ruangan yang istimewa terlebih dulu dipadamkan, baru menyala. Dag dig dug menunggu kedatangan ayah memasuki ruangan yang sudah dipersiapkan. Suara langkah kaki ayah terdengar begitu dekat, klik …pintu terbuka dan lampu dinyalakan. Ayah menggandeng jemari seorang wanita cantik yang pernah dikenalkan ayah kepada ibu beberapa waktu lalu. “Ibu dan anak-anakku perkenalkan ini Tante Firanty, dia akan tinggal di sini bersama kalian,” ujar ayah menjelaskan. Sontak ibu jatuh pingsan.

Blitar, 25 Agustus 2020 Salam literasi