Ketika keprihatinan melanda terhadap rendahnya minat baca siswa, situasi itu juga berdampak pada perolehan nilai hasil belajar, dalam diskusi anak tidak punya banyak kosakata, jelas terlihat siswa-siswa kita belum terasah kemampuan membacanya.

Saya mencoba untuk meminimalisir dampak kurang membaca tersebut dengan mengajak anak membaca buku dari berbagai sumber, tapi itu hanyalah seperti kejutan sesaat, tanpa arti dan tidak pengaruh, jika tidak dilaksanakan secara rutin, siswa kembali lagi pada kebiasaan lama, tidak menjadikan membaca sebagai kebutuhan,

Ketika ditanya pada siswa" sudahkah membaca hari ini?" mereka menjawab dengan jujur bahwa mereka belum membaca, ketika mereka diminta untuk menceritakan pengalamannya hari kemaren, siswa hanya mampu bercerita dengan potongan kalimat pendek.

Saya memberi tantangan, coba tulis pengalaman pribadi yang ananda alami selama beberapa hari ini, baik yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan, di dalam kelas atau di luar kelas, mau tau hasilnya seperti apa? hanya beberapa siswa yang membuat, dan itu juga berupa kalimat pendek?

Ada apa dengan siswa kita? saya menyadari sekarang saatnya, gerakkan membaca, menulis, harus segera kita lakukan, kalau tidak ada dalam program kegiatan sekolah, maka setiap guru yang memprogramkannya dalam kegiatan pembelajaran.

Andaikan setiap guru berupaya untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis secara intens, kita berharap, kemampuan membaca siswa dapat dibangkitkan secara perlahan-lahan, dengan sendirinya kemampuan mereka menulis dapat dikembangkan seddikit demi sedikit.