"Kurenah" merupakan istilah dari bahasa minang yang berarti tingkah laku atau perbuatan, yang menarik perhatian orang lain, saya ingat kata itu, sebenarnya saat ini kata itu sudah jarang dipergunakan, tapi tiba-tiba saya teringat kata itu saat melihat barisan Satpol pp perempuan yang cantik-cantik.

Dahulu jika ada penertiban pasar dan pemindahan pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan atau di trotoar, maka akan terjadi keributan antara pedagang kaki lima dengan anggota satpol pp, disini akan terlihat beberapa "kurenah" pedagang perempuan yang telah berumur setengah baya. "Kurenah" yang dimaksud adalah jika mereka kena gusur maka para pedagang perempuan itu akan berteriak histeris, jika tidak berhasil maka pedagang yang terdiri dari ibu-ibu setengah baya akan mengangkat rok setinggi -tingginya sehingga seluruh bagian tubuhnya yang seharusnya ditutupi itu terlihat di tengah keramaian.

Karena malu sang satpol pp yang terdiri dari kaum laki-laki beranjak pergi tanpa berkata apapun, lalu mereka selamat dari penggusuran, atau kadang-kadang mereka diangkat beramai-ramai ke atas truk untuk diamankan, tapi saat ini "kurenah" itu hampir tidak terlihat lagi, karena sudah banyak pasukan satpol pp perempuan, sehingga pedagang perempuan hanya berhadapan dengan pedagangsatpol pp perempuan, sehingga "kurenah" yang memalukan itu tidak muncul lagi.

Dengan adanya satpol pp perempuan suasana penertiban pasar menjadi lebih menyejukkan, dan penertiban pasar lebih memperlihatkan "kurenah" yang baik, satpol pp ataupun pedagang perempuan sama-sama memiliki "kurenah" yang saling menghargai, sehingga mereka tampil menjadi warga yang berkarakter. Semoga "Kurenah" kita sebagai warga masyarakat, sebagai petugas negara atau apapun peran kita tetaplah memiliki "kurenah" yang mengesankan.