Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Langit Rindu di Bumi Prahara( bagian 1 )

Langit Rindu di Bumi Prahara( bagian 1 )

Perjalanan menuju Jogja di senja yang sendu, gumpalan awan memerah di atas langit Jogja, pesawat masih berputar menunggu giliran di atas landasannya, sunyi hati dalam bisikkan senja, perjalanan ini serasa membawa hati melayang di atas duka, perjalanan ini hanya membawa segala gesekkan di jiwa yang selalu menjerit, tapi tidak tahu siapa yang harus mendengar, sepi, sunyi, kosong dan tangis yang tak terkatakan.

Dukaku tak diketahui siapapun, meski aku tumpahkan hujan diantara rerumputan halaman rumahku, hidupku jauh berbeda dari kehidupan yang biasa dijalani semua orang, hidup yang berbeda dengan kehidupan yang sebenarnya, aku ibarat burung yang patah sayap, terbang terseok-seok dan berjalan tertatih-tatih kemudian terhempas dan kemudian bangkit lagi.

Dika itulah satu nama yang menjadi tempat menumpahkan segala lelah, duka dan tangiskuanku, Dika yang yang selalu membebaskan hidupku dari derita, meskipun hanya sesaat, engkau selalu berkata bahwa aku harus selalu bersabar, "sabar seperti apa lagi?" kataku memprotes ucapanmu, tapi kau hanya tersenyum.

Aku tahu dirimu juga diremuk oleh deritamu, nafasku sesak jika aku melihat deritamu, tapi kau tetap saja kelihatan kuat,Dika sering hatiku menangis, tapi aku memang terlalu tidak berdaya, bergumul dengan gelombang hidup, sehingga aku tidak mampu berbuat untuk kehidupan di sekitarku, tidak seperti dirimu, mampu tegar dalam dukamu, selalu menebar senyum sehingga engkau mampu menawarkan kehidupan bagi banyak orang.

Dika, siang itu aku datang padamu, aku masih ingat kau mengajakku makan bersama, suatu hal yang aku rasakan saat itu, ada robekkan luka di hatimu, tapi kenapa aku tidak mampu menemukannya, karena kau sembunyikan jauh bersama candamu, jangankan mengobatinya, untuk meniupnya saja aku tidak mampu.

Pertemuan siang itu hanya aku yang bercerita, air mata kita sama-sama mengering dalam canda tawa kita, aku masih ingat kebersamaan kita di masa-masa yang lalu, banyak kisah kita lewati, ketika itu hidup di desa, kehidupan kita masih dalam kesederhanaan yang jauh dari suasana moderen, jika mau buang air besar kita selalu pergi kekolam ikan, di sana terdapat tandai tempat orang buang hajat, kita duduk berbaris berdua sambil buang hajat, lalu bercerita dan bercanda memandangi ikan yang berebut kotoran di bawahnya, sehingga kita dimarahi oleh orang yang kebelet di luar sana.

Aku juga masih ingat bagaimna nakalnya dirimu, ketika mandi berenang di kolam samping rumah dan membuat air keruh sampai tidak bisa digunakan, bagaimana mungkin aku lupakan, ketika dirimu pergi menangkap ikan pantau di sawah bersama seorang teman, ketika diperjalanan bertemu dengan orang stres, lalu kau teriaki dia orang gila, aku masih ingat nafasmu tersengal-sengal berlarian sambil menenteng hasil tangkapanmu yang berceceran di sepanjang jalan yang kau lewati.

Begitu banyak kenangan bersamamu Dika, bahkan kita juga pernah berselisih faham, mulai saat kanak-kanak sampai kita dewasa, aku tahu betul sifatmu, kadang kau keras bak batu karang, kadang kau sangat penyayang dan sabar.( Bersambung ke bagian 2 )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Penasaran sambungan ceritanya.

08 Jul
Balas

Sabar pak Yudha dan bu umul...

08 Jul
Balas

Iya pak...ntar kesana lagi...

08 Jul
Balas

Ditunggu cerpen berikutnya...

08 Jul
Balas

Jogja jadi kenangan.. Mampir dong ke Gunungkidul.

08 Jul
Balas



search

New Post