Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengejar Jejak Cinta Sang Profesor 5

Mengejar Jejak Cinta Sang Profesor 5

Angin menerpa lembut wajah Jelita pagi ini, mentaripun tersenyum indah di balik gunung Merapi yang menjulang megah di deretan pegunungan yang membatasi kota Bukittinggi dengan wilayah sekitarnya, seperti daerah Batu sangkar, dan payakumbuh.

Gunung Merapi adalah saksi bisu kisah Jelita semenjak ia masih menjadi gadis kecil yang menggemeskan, sampai saat ini setelah ia menjadi seorang perempuan setengah baya, dahulu gunung Merapi itu yang selalu ia tatap setiap pagi yang cerah, bagian depannya terlihat ada pengikisan tanah dan terjadi longsor sehingga terlihat warna merah kecoklatan, tapi jika musim hujan tiba banyak terlihat aliran air seperti anak sungai di sekitar pinggangnya, meskipun sangat kecil, sesekali Gunung Merapi itu batuk lalu mengepulkan asap hitam yang membubung sangat tinggi, kemudian daerah sekitar gunung merapi akan dipenuhi oleh debu.

Tapi itulah rahmat Yang Maha Kuasa, daerah sekitar gunung Merapi menjadi daerah penghasil sayuran yang di Jual ke daerah Riau bahkan ke pulau Jawa, daerah sejuk itu menjadi daerah kebanggaan penduduk di sekitar gunung merapi.

Aktifitas pagi segera dimulai, terdengar merdu suara burung di dahan sebelah rumah, semua sudah bersiap menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sesuai peran masing-masing, sebagai istri Jelita telah menyiapkan sarapan pagi buat suaminya, semua sudah selesai sebelum ia berangkat untuk pergi bekerja, meskipun sang suami masih bermalas-malasan di atas kasur dan menarik selimutnya, cahaya matahari telah masuk menembus jendela rumah tidak menyurutkan niatnya untuk tetap berbaring di tempat tidur.

Jelita hanya pamit untuk berangkat dan tidak berani untuk menyuruh suaminya bangun, ia telah memahami kebiasaan suaminya, ia akan beranjak dari tempat tidur jika perutnya sudah terasa lapar, kemudian ia makan lalu nonton televisi, jika ia sudah bosan dengan televisi maka ia akan beranjak keluar rumah untuk sekedar bertemu teman-temannya yang telah purna tugas.

Hari-harinya tidak termanfaatkan dengan baik, lebih banyak digunakan untuk mengobrol hal-hal tidak bermanfaat, bercerita tentang permainan sepak bola, sedangkan ia sendiri tidak pernah mencoba bermain sepak bola, bercerita tentang orang yang korupsi sementara ia sendiri tanpa disadari telah melakukan korupsi, bukankah perilaku korupsi itu dimulai dari sikap-sikap orang yang malas, tidak mau bekerja keras dan hanya peduli dengan kesenangan diri sendiri tanpa peduli pada keadaan orang lain.

Pernah juga ia bertengkar dengan orang lain karena berdebat masalah korupsi, dan masalah agama, sikapnya yang selalu lebih tahu dari orang lain atau lebih cocok disebut sok pintar, membuat orang lain jengah, Entah sampai kapan ia akan menyadari tentang pentingnya waktu, entah sampai kapan ia akan pandai memanfaatkan waktu.

Sepanjang usianya lebih banyak digunakan untuk tidur, menonton televisi, mengobrol tentang korupsi, sepak bola dan kadang-kadang suka ngelantur menceritakan masalah rumah tangga orang lain.

Tidak terfikir olehnya jika memang ia tidak mampu bekerja mencari nafkah, kenapa ia tidak ikut bekerja untuk kepentingan sosial yang tidak menguras tenaga dan fikiran atau ia duduk di mesjid kemudian ia tunaikan shalat tepat waktu, dan selalu berzikir dan membaca Alquran, mungkin hatinya akan lebih bahagia.

Dalam kesendiriannya di rumah, ia memegang Alqur,an untuk di baca, tapi di sebelah kiri tangannya terdapat remote televisi yang siap ia gunakan untuk menukar channel televisi kapanpun ia mau, hal itu terjadi setelah ia diberitahu oleh Jelita agar memanfaatkan waktunya minimal dengan mebaca Alqur,an.

Sebenarnya banyak pekerjaan yang dapat ia lakukan untuk mengisi hari-harinya, tapi ia adalah suami atau seorang laki-laki yang tidak punya cita-cita, tidak punya mimpi, menghadapi hidup tanpa perencanaan, ia selalu berkata" untuk apa uang harus dikejar, uang tidak akan di bawa mati" tapi ia selalu bermuram durja jika uang sakunya tidak cukup di beri oleh isterinya, lalu ia tidak berkata sepatah katapun jika uang dalam kantongnya sudah habis.

Tiba-tiba telepon genggamnya berdering, ternyata khabar dari kampung yang menyatakan bahwa saudara ibunya meninggal dunia, sang suami Jelita yang tidak mampu bertindak sendiri langsung menelpon isterinya, ia mengajak isterinya untuk melayat, tapi semua perlengkapan untuk di bawa melayat ia bebankan pada isterinya.

Menurut tradisi di kampung itu jika ada keluarga suami yang meninggal maka mereka akan pergi melayat ke tempat orang meninggal tapi membawa sumbangan beras dan bekal lauk pauk untuk dimasak. Biasanya sang suami memberikan biaya untuk membeli perlengkapan itu, tapi bagi suami Jelita ia seakan lupa tanggung jawab sebagai suami, semua ia bebankan pada Jelita, bahkan ia suka membual pada orang lain jika semua uangnya dibawa oleh isterinya.

Tapi itulah Jelita yang tidak suka protes dan lebih suka mengalah, dari pada berdebat maka ia akan mengupayakan apa yang dikatakan suaminya. Kadang ada rasa sesak di dadanya yang tidak bisa ia tumpahkan, dan ia hanya berharap dalam diam, agar ia selalu kuat menghadapi tingkah laku suaminya.

Sementara ia akan terus bekerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, jaminan kesehatan serta cita-citanya yang mungkin saja suatu saat dapat terwujud yaitu memiliki sebuah rumah tempat menampung anak-anak terlantar. Ia akan terus bekerja meskipun cita-cita itu untuk saat ini hanya sebatas angan saja, karena ia hanya bekerja sendiri tanpa dukungan siapapun.

Jelita yakin suatu saat keberuntungan akan berada di fihaknya, karena ia yakin tidak ada yang tidak mungkin jika Yang Maha Kuasa meredhainya.(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post