Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengejar Jejak Cinta Sang Profesor 6

Mengejar Jejak Cinta Sang Profesor 6

Terlihat keramaian di pusat kota Bukittinggi, suasana jalan yang penuh sesak oleh banyaknya kenderaan, keramaian itu tidak menghalangi semangat Jelita untuk tetap menerobos kerumunan itu, pagi ini ia sudah punya jadwal untuk mengadakan pameran produknya di pelataran jam gadang, apalagi saat ini adalah suasana libur panjang, hasil penjualan selama satu bulan ini akan disumbangkan pada salah satu panti asuhan anak-anak dhuafa .

Iring-iringan kenderaan mencari tempat parkir memperlambat gerak mobil yang semuanya menuju ke areal wisata pelataran Jam Gadang, tempat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong yang datang dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dari luar negeri, Jam gadang terkenal karena bangunannya yang Unik, di atas puncaknya yang memiliki tinggi lebih kurang 26 meter terlihat gonjong yang biasanya digunakan untuk atap rumah gadang yang merupakan rumah adat masyarakat minangkabau, dahulu puncak jam gadang tidaklah berebentuk gonjong, kemudian mengalami beberapa kali perubahan, mungkin karena jam jam gadang memiliki nilai sejarah, membuat orang tertarik untuk sekedar berfoto bersama sahabat-sahabat mereka.

Tempat ini menjadi tempat yang sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar, karena akan mempengaruhi berbagai sektor ekonomi, tapi beberapa tahun belakangan para pelancong agak sedikit ciut jika mendekati daerah wisata di Bukittinggi, pertama parkir mobilnya termahal seluruh Indonesia yaitu Rp 20.000, makannya juga mengagetkan pengunjung bisa mencapai ratusan ribu rupiah untuk dua orang, namun saat ini suasana seperti itu tidak akan terjadi lagi karena pemerintah daerah setempat telah menertibkannya. Saat ini daerah wisata Jam Gadang telah menjadi daerah wisata yang nyaman dan terjangkau.

Pameran produk yang dilakukan oleh Jelita dan kawan-kawannya banyak menyita perhatian, tidak lupa juga diselingi dengan pertunjukkan musik yang melantunkan lagu minang, membuat hati para perantau serasa ingin pulang ke daerah Minang.

Tidak terasa telah terdapat 3000 pengunjung yang mengisi buku tamu dalam pameran produk tersebut, tentu saja penjualan produk dapat melebihi target, sehingga dapat bertambah juga dana bantuan untuk panti asuhan,sang manager merasa puas dengan kelincahan dan kinerja Jelita, tentu dengan pencapaian ini ia akan memperoleh bonus lagi, pergi mengikuti kegiatan training ke luar daerah sambil memasarkan produknya dan juga sambil jalan-jalan.

Kepuasan yang mereka peroleh tidak hanya karena banyaknya penjualan produk tapi mereka juga dapat memberikan santunan pada anak-anak terlantar, kerjanya hari ini sangat melelahkan tapi sangat menggembirakan, Jelita kembali menunjukkan kinerja yang baik dan selalu gigih berjuang.

Hatinya gembira, ternyata Tuhan selalu memberikan yang terbaik pada setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, kini ia menunggu keberangkatan karena berhasil memperoleh bonus terbaik dalam pekerjaannya, tapi sejenak hatinya agak merasa sedih karena setiap ia memperoleh kesempatan bahagia selalu ada saja yang membuat hatinya sedih.

Jika ia pergi ke luar kota maka Jelita harus mempersiapkan isi kulkas selengkap-lengkapnya, uang saku yang cukup untuk suaminya, lalu ia harus mempersiapkan diri untuk bekerja ekstra, karena setelah ia pulang maka ia akan menemukan rumah yang sangat berantakan, dan tidak boleh terlambat jika tidak ingin diomeli oleh suaminya, jika ia menolak untuk pergi maka akan sangat rugi bagi Jelita melepaskan kesempatan itu.

Pagi ini ia siap untuk berangkat setelah segala persiapan untuk dirumah dan yang akan di bawa sudah dipersiapkan beberapa hari sebelumnya, menunggu mobil sewaan yang akan membawanya ke bandara, tiba-tiba suaminya bertingkah lagi, suara teriakkannya keras sekali menyapa si pengemudi mobil sewaan yang datang menjemput Jelita, Suaminya memaki pengemudi yang kurang mahir berbelok di jalan sempit, Jelita sempat malu melihat tingkah laku Suaminya, bahkan ia juga menyombongkan diri bahwa ia adalah pengemudi yang handal.

Berkali_kali Jelita dibuat malu oleh tingkah laku suaminya didepan teman-temannya, orang lain yang baru kenal serta rekan seprofesinya. Suaminya selalu mengaku lebih pintar, lebih perfect dan ibarat katak di bawah tempurung ia selalu menyombongkan diri.

Sayangnya sikap yang demikian tidak bisa diingatkan atau dinasehati, sehingga dari hari kehari kadar kesombongan suaminya semakin bertambah, selalu tidak mau kalah dan tidak mau belajar dari lingkungan sekitar, kalau orang zaman sekarang menyebutnya" tidak mau berliterasi terhadap kehidupan".

Pantas saja pola fikirnya tidak pernah maju, dan dia tetap menjadi suami Jelita yang sombong dan keras kepala sepanjang tahun.

Salahkah Jelita jika ia mengagumi orang-orang hebat yang rendah hati, dan tidak pernah merasa hebat meskipun mereka telah mencapai segudang prestasi. Suamiku oh suamiku bisik Jelita sambil pamit dan naik mobil sewaan menuju bandara dengan sedikit rasa malu dan kesal karena sikap suaminya terhadap pengemudi mobil travel tadi.(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post