Sofia Marhenis

Mengajar di SMP NEGERI 2 Bukittinggi,SUMATRA BARAT, mari kita berliterasi dan belajar cerdas dari kehidupan ....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengejar Jejak Cinta Sang Profesor 7

Mengejar Jejak Cinta Sang Profesor 7

Setelah mendarat di bandara terlihat ada kegaduhan, salah seorang penumpang terlihat marah-marah dan mencari tempat pengaduan kehilangan bagasi, tapi masalahnya kali ini bukan karena kehilangan, koper penumpang itu pecah sehingga semua pakaian dalam koper tersebut berhamburan keluar, akhirnya fihak maskapai bersedia mengganti.

Wajar saja penumpang itu marah-marah, karena para pengangkat barang di bandara itu memang sering membuat orang gemes dengan kinerjanya, semua koper yang turun dari pesawat dilempar sekuat tenaga, kadang ada yang langsung disambut petugas lainnya, kadang jatuh menimpa koper lainnya, bahkan ada yang jatuh ke aspal.

Petugas itu tidak pernah punya rasa peduli, tidak menyadari tanggung jawabnya, atau memang ia bekerja setengah hati karena tidak diperhatikan oleh majikannya, sehingga petugas itu juga tidak punya rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.

Setelah duduk dalam taxi Jelita masih memikirkan nasib penumpang yang kopernya rusak, Jelita jadi ingat kisah-kisahnya semasa hidup di desa bersama nenek, ibu dan ayahnya, semua terlihat begitu menyenangkan, nenek yang selalu baik dan ramah memeberinya nasehat dan tidak pernah marah, " kita harus peduli pada orang lain, terkadang orang lain belum tentu sama seperti yang kita fikirkan," begitu neneknya mengajarkan pada Jelita agar selalu belajar memahami kesulitan orang lain, ia selalu terbayang ibunya selalu mengajarkannya agar bekerja keras dalam mencapai apa yang diinginkan, karena itulah Jelita selalu gigih dalam belajar, sampai ini ia selalu menghargai waktu, ia terbiasa membuat jadwal pekerjaan setiap hari sehingga tidak ada hari yang terbuang sia-sia, kalau orang mengatakan semua waktu bagi Jelita termasuk Quality time.

Ayahnya juga seorang pekerja keras dan selalu memanfaatkan waktunya, meski beliau bekerja sebagai seorang pegawai negeri yang memiliki gaji yang cukup setiap bulan tapi beliau selalu memanfaatkan waktu luang setiap pulang dari kantor untuk kegiatan yang positif, ada yang beternak ayam, atau beliau membuat dagangan berupa gorengan yang dijual pada malam hari dekat bioskop, kebetulan waktu itu mereka tinggal dekat sebuah bioskop yang ramai dikunjungi orang-orang.

Tidak pernah Jelita merasa kekurangan uang, karena semua anggota keluarganyaselalu memanfaatkan waktu dan bekerja yang mampu menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, neneknya saja yang telah berumur 76 tahun masih bekerja di ladang, lalu hasil ladangnya berupa kacang tanah, atau kadang-kadang ubi, pisang dan lainnya lalu dijual pada pedagang yang akan membawa hasil itu ke pasar, jadi kehidupan mereka sangat menyenangkan.

Ia merasa sedih saat ini semua sudah serba moderen tapi suaminya tidak mampu mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, padahal saat ini serba online saja orang bisa memperoleh penghasilan, jualan online, ojek online, mobil online, jualan makanan online, jual baju online, aah, dia menarik nafas.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh sopir taxi" ibu,,ini hotel colombo yang ibu maksud bukan? Jelita tergagap aa..iiiya", dia asal menjawab saja padahal ia juga belum tahu pastti bahwa itu hotel yang ia tuju, yang jelas turun dan bertanya pada resepsionis, itu fikirannya dalam hati.

Sudah berbilang kali ia mengunjungi hotel berbintang, sendirian tapi itulah nikmat yang ia rasakan dari hasil kerja kerasnya, pergi ke mana saja selalu di biayai, termasuk penginapan di hotel berbintang, tapi ada setitik rasa kecewa di hati, suaminya tidak mau ia ajak untuk bekerja sama dan bekerja keras seperti yang ia lakukan.

Pernah suatu hari dia mengajak suaminya, memang sambil melakukan pekerjaan ia ingin memperlihatkan pada suaminya betapa menyenangkan menikmati hasil kerja keras, sehingga memperoleh sesuatu yang istimewa, tapi sang suami tidak memandang itu sebagai sebuah keistimewaan, karena ia mau yang nyaman-nyaman saja, makan tepat waktu, tidak mau diburu-buru target, dan akhirnya Jelita pusing sendiri,sehingga sejak saat itu ia tidak mau lagi mengajak suaminya, sebab bagi Jelita sambil kerja, sambil cari ilmu, sambil berdarmawisata.

Hidupnya cukup puas dengan pola seperti itu, tidak seperti suaminya yang hanya mau serba teratur dan nyaman saja, tapi kalau kekurangan makanan dan kekurangan ia tidak mau.

Resepsionis hotel mengantar Jelita ke kamar 203 yang akan dia tempati untuk 5 malam berikutnya, biasanya ia akan selalu dapat teman seprofesi di kamar yang ia tempati, itu semua sudah diatur oleh perusahaannya, mereka akan melakukan beberapa kegiatan promosi produk, dan juga conferensi untuk seluruh cabang di Indonesia bersama tim manegernya, dan terakhir acara jalan-jalan ke objek wisata.(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post